- Riot Games kembali melakukan tuntutan terhadap NetEase atas tuduhan plagiasi.
- Pengembang game Valorant ini mengajukan tuntutan di pengadilan Inggris dengan mengklaim bahwa Hyper Front, game besutan NetEase, mempunyai banyak kemiripan dengan Valorant.
- Riot Games mengklaim terdapat sejumlah kesamaan antara Hyper Front dengan Valorant mulai dari karakter, map, senjata, skin senjata, hingga statistik senjata.
SKOR.id - Belum usai tuntutan Riot Games atas kasus tuduhan plagiasi yang dilakukan oleh Moonton yang kini statusnya masih berlarut-larut.
Kini kabar terbarunya Riot Games kembali melakukan tuntutan terhadap NetEase atas tuduhan plagiasi juga.
Melansir dari Polygon, pengembang game Valorant ini mengajukan tuntutan di pengadilan Inggris dengan mengklaim bahwa Hyper Front, game besutan NetEase, mempunyai banyak kemiripan dengan Valorant.
Riot Games mengklaim terdapat sejumlah kesamaan antara Hyper Front dengan Valorant mulai dari karakter, map, senjata, skin senjata, hingga statistik senjata.
"Semua hasil kreatif kami tercermin dalam game NetEase (Hyper Front). Kami tidak berpikir bahwa mengubah warna kemampuan karakter atau sedikit mengubah tampilan visual mengubah fakta bahwa itu adalah pelanggaran hak cipta. Ini seperti pepatah lama, 'Kamu bisa mengoleskan lipstik pada babi, tapi itu tetap babi." ujar pengacara Riot Games.
Hyper Front sendiri merupakan game mobile 5v5 tactical FPS yang memang mempunyai banyak kesamaan dengan Valorant.
Dimana Hyper Front ini mempunyai pasar yang baik untuk wilayah Asia, sehingga Riot Games tak mau kecolongan hal yang sama lagi atas kasus plagiasi yang sebelumnya pernah terjadi.
Atas hal tersebut Riot Games pada dasarnya ingin pengadilan memaksa NetEase untuk menutup Hyper Front sementara, juga mengklaim ganti rugi "substansial" walaupun pihak Riot Games tidak menyebutkan nominalnya.
Gugatan ini sebenarnya telah diajukan di berbagai wilayah termasuk Inggris, Jerman, Brasil, dan Singapura karena sifat teritorial dari undang-undang hak cipta dan ingin mendapatkan hasil yang berbeda pula karena berkaca pada kasus sebelumnya.
"Kami tidak ingin bergantung pada satu pasar tertentu untuk menyelesaikan masalah ini,” lanjut sang pengacara Riot Games.
"NetEase adalah penerbit global, seperti kami. Kami ingin mereka tahu bahwa kami menangani masalah ini dengan sangat serius." pungkasnya.
Berita Esport lainnya:'
Valorant Hadirkan Mode Permainan Terbaru, Swiftplay
UBS Gold Jadi Sponsor Resmi M4 World Championship