- Riot Games telah mengonfirmasi pihaknya tidak akan memberikan izin untuk tim yang akan bermitra dengan perusahaan judi.
- Pada buku peraturan kebijakan VCT Global yang rilis tahun 2021 silam bahkan juga menyebutkan sebuah tim juga dilarang bermitra dengan produk alkohol hingga platform mata uang krypto yang tidak terdaftar.
- Aturan ketat terkait perjudian di Eropa juga menjadi salah satu penyebab mengapa Riot Games masih berpegang teguh pada prinsipnya tersebut.
SKOR.id - Riot Games nampaknya masih berpegang teguh pada prinsipnya dengan melarang tim-tim partnership VCT 2023 untuk bermitra dengan perusahaan judi.
Hal ini sekaligus menepis isu beberapa waktu yang lalu, dimana sempat disebutkan Valorant mungkin akan memenuhi permintaan tim untuk bisa disponsori oleh perusahaan judi di masa mendatang.
Melansir dari Dotesports, Riot Games telah mengonfirmasi pihaknya tidak akan memberikan izin untuk tim peserta VCT 2023 yang akan bermitra dengan perusahaan judi.
"Meskipun tidak ada perubahan dalam kebijakan saat ini mengenai kategori sponsor tim yang disetujui, kami akan terus mengevaluasi semua peluang yang memberikan pengalaman yang aman, terjamin, dan bermakna yang paling mendukung pertumbuhan ekosistem esports kami secara global,” kata juru bicara Riot.
"Riot tetap berkomitmen untuk berinvestasi dalam peluang yang memastikan integritas semua elemen esports kami, dimana yang memungkinkan pengalaman hebat bagi para penggemar, dan membuka aliran pendapatan untuk tim kami." pungkas mereka.
Aturan ketat terkait perjudian di Eropa juga menjadi salah satu penyebab mengapa Riot Games masih berpegang teguh pada prinsipnya tersebut untuk menjaga tim-tim esport Valorant.
Walaupun sebenarnya banyak perusahaan judi yang telah terbukti melakukan investasi besar-besaran di dunia olahraga tradisional.
Pada buku peraturan kebijakan VCT Global yang rilis tahun 2021 silam bahkan juga menyebutkan sebuah tim juga dilarang bermitra dengan produk alkohol hingga platform mata uang krypto yang tidak terdaftar.
Judi sendiri merupakan musuh utama bagi industri esport, dimana saat ini sedang menyerang beberapa divisi esport seperti Dota 2 di Cina yang baru saja memberikan hukuman banned permanen kepada beberapa pemain profesional karena terindikasi melakukan pengaturan skor.