- Petenis muda Inggris, Katie Boulter, merindukan kakeknya, Brian, 84, yang tidak lagi bisa ditemuinya sejak Februari lalu akibat wabah Covid-19.
- Perempuan 23 tahun itu pun melamar jadi sukarelawan panti jompo terbesar di Inggris.
- Dengan begitu, ia berharap bisa sedikit meringkankan kesulitan yang dialami para lansia itu selama pandemi.
SKOR.id – Petenis muda Inggris, Katie Boulter, menghabiskan waktu senggangnya selama karantina Covid-19 untuk menghibur para warga lanjut usia (lansia).
Bintang tenis berusia 23 tahun, yang tinggal serumah bersama koleganya Laura Robson, itu mendaftar menjadi sukarelawan di Age UK, rumah jompo terbesar di Inggris.
Awalnya, Katie Boulter mengungkapkan alasannya menjadi sukarelawan karena dia merindukan kakeknya, Brian, 84, yang belum ditemuinya sejak Februari.
Jadi, untuk meringankan rasa rindunya itu, Katie Boulter memutuskan menjalani pelatihan tentang kesejahteraan untuk orang-orang tua yang menghuni Age UK.
Berita Entertainment Lainnya: Beirisi Konten Menarik, Ini Daftar Petenis Putri Inggris dengan Jumlah Follower Instagram Terbanyak
“Apa yang mereka lakukan adalah mereka memasangkan Anda dengan hingga tiga orang," kata Boulter, menjelaskan apa yang menjadi pekerjaannya di Age UK.
“Anda dapat pergi dan melihat mereka, berbicara dengan mereka melalui telepon, pergi dan berbelanja untuk mereka.”
Pada dasarnya, menurut Boulter, dia hanya membantu membuat hidup para lansia itu sedikit lebih mudah, terutama dalam situasi pandemi Covid-19.
“Semoga mereka tidak akan merasa kesepian. Kita yang membuat mereka sibuk," ucap petenis peringkat 374 dunia (WTA) itu.
“Saya dapat mencoba dan membantu mereka selama masa sulit ini. Bersama mereka, saya merasa tidak terlalu merindukan kakek saya.”
Lebih bagus lagi jika para lansia itu juga penggemar Leicester. “Dengan begitu saya punya banyak hal untuk dibicarakan bersama mereka!” ujar Boulter, lalu terbahak.
"Situasi ini sulit untuk semua orang, tetapi bagi para lansia yang tidak memiliki orang yang tinggal bersama mereka, saya yakin itu terasa lebih sulit lagi.”
“Jika saya dapat membantu dengan cara apa pun, itu akan membuat saya bahagia,” Boulter menyakininya.
Via Facetime
Ternyata Brian yang pertama kalinya memperkenalkan Boulter dengan tim Leicester City. Mengenalkan siapa itu Jamie Vardy dan kawan-kawan.
Kakek cucu itu bahkan ikut larut dalam selebrasi ketika Claudio Ranieri membimbing The Foxes menjuarai Liga Inggris yang mendunia pada tahun 2016.
Boulter, yang melakukan perjalanan sekitar 30 minggu setahun, mengatakan: "Lama tidak bertemu kakek walau saya juga berada di negara ini, membuatnya lebih sulit.”
“Saya banyak menghabiskan banyak waktu di FaceTime. Saya meneleponnya untuk membuatnya bahagia sebanyak mungkin. Saya sangat merindukannya.”
"Kami sering bercanda bahwa Kakek harusnya tidak berselebrasi ketika gol. Bukan ketika ia mengalami beberapa serangan jantung dan delapan kali pasang stent!"
Boulter juga menghabiskan 12-14 minggu terakhir menggunakan Wattbike, membuat video TikTok bersama Robson, 26, dan beberapa game "super-kompetitif" Uno.
Petenis yang pernah ada di peringat 82 dunia pada 18 Februari 2019 - turun drastis karena cedera punggung - itu, sebenarnya berencana turun di seri Tur LTA pada Juli.
Belakangan, ia merasa akan "aneh" untuk tidak bermain di lapangan rumput ataupun pergi ke Wimbledon .
Mengenai krisis di Amerika Serikat, Boulter juga mendukung alasan #BlackLivesMatter. Ia percaya lebih banyak bintang olahraga sekarang berani berbicara menentang rasisme.
Dia menambahkan: "Situasinya sangat tragis dan saya katakan itu sangat tidak dapat diterima untuk melihat cara orang diperlakukan di era ini.
"Ini jelas merupakan masalah dan itu membuka mata karena mengingatkan Anda bahwa ada begitu banyak masalah yang lebih besar di dunia daripada di tenis."
View this post on InstagramWhen you can’t keep up with your 80 year old grandpa on country walks ????????♀️
Lima belas bulan yang lalu, Boulter adalah petenis muda terbaik Inggris.
Kariernya merambat naik, dan ia mencatatkan prestasi terbaiknya dengan menembus peringkat ke-82 dunia. Naomi Osaka dari Jepang pun memujinya.
Boulter juga berperan penting untuk tim Inggris di Fed Cup, menang enam kali dari tujuh pertandingan, termasuk laga penentuan melawan Kazakhstan pada April 2019.
Hidup Boulter seharusnya lebih baik. Tapi, cedera punggung menghentikan langkah atlet yang telah mewakili Inggris Raya pada usia delapan tahun ini.
Sempat turun di French Open, Boulter akhirnya tidak bermain tenis lagi hingga bulan November. Sialnya, pandemi virus corona muncul dan merajalela.
Selama karantina ini pula, Boulter berusaha melatih nalurinya untuk bermain lebih nyaman di permukaan tanah liat.
Yang jelas, apapun keputusan operator tenis mengenai situasi saat ini, Katie Boulter akan menerimanya.
"Saya seorang kompetitor jadi saya hanya ingin bersaing dan setiap kesempatan saya bisa melakukan itu, itu akan jadi satu-satunya fokus saya," kata Katie Boulter.