- Mantan staff timnas Indonesia, Ricky Riskandi berharap ada satu sistem yang dibuat untuk semua SSB, agar kualitas yang dimiliki pesebakbola tidak jauh berbeda.
- Ricky Riskandi juga mengatakan perlunya menaikkan intensitas latihan sejak usia dini.
- Lelaki yang kini mempunyai lisensi A itu ingin para pelatih SSB mulai membiasakan para pemainnya untuk berlatih diluar zona nyaman dengan latihan yang keras.
SKOR.id - Mantan staff timnas Indonesia, Ricky Riskandi mengatakan perlunya menaikkan intensitas latihan sejak usia dini.
Hal itu dikatakan Ricky Riskandi karena ia menilai kualitas pesepakbola Indonesia tidak kalah hebat di Asia.
"Kita ini hanya butuh sistem, artinya penting untuk membuat sistem yang serupa di semua SSB, agar kualitas yang dimiliki nanti akan tidak jauh berbeda," ujar Ricky kepada redaksi liga TopSkor.
Ricky juga menambahkan semua SSB di Indonesia harus keluar dari zoma nyaman dengan memberikan latihan yang membuat semua pemain benar-benar bekerja keras.
"Jadi latihannya harus benar-benar serius 100 persen, karena latihan itu adalah bagian dari pertandingan. Konsep latihannya juga harus di design, real seperti situasi pertandingan," katanya.
Pelatih yang kini mempunyai lisensi A itu mengaku kalau sudah bisa keluar dari zona nyaman saat latihan, pemain otomatis terbiasa kerja keras dan semangat saat bertanding.
Diketahui, Ricky mulai bergabung bersama PSSI sejak 2017 dan pada awal Desember lalu memutuskan untuk mengundurkan diri dan beralih untuk mengejar cita-citanya menjadi pelatih profesional.
Tentu, selama di PSSI, Ricky sudah mempunyai banyak ilmu dari pelatih-pelatih hebat di timnas Indonesia, mulai dari U-16 bersama pelatih kepala saat itu Fakhri Husaini sampai U-18.
Setelah itu, diperbantukan ke U-22 dengan Indra Sjafri, Luis Milla, Simon McMenemy, Shin Tae-yong dan terakhir Bima Sakti.
Selain itu, Ricky juga menambahkan ditingkat SSB, pelatih sangat penting untuk mengambil hati para pemain. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan rasa respect satu sama lain.
"Kalau saya sendiri mempunyai cara untuk melatih disetiap umur dengan tahapan-tahapan tersendiri, tapi hal utama harus bisa menumbuhkan rasa saling menghargai antara pemain dan pelatih," ucap Ricky.
"Bukan saya menggurui, tetapi masih banyak saya melihat pelatih SSB di liga TopSkor yang masih sibuk meneriaki pemainnya saat bertanding dilapangan," ujarnya.
"Menurut saya hal itu ada yang salah saat latihan, mereka belum siap untuk bertanding," ungkapnya.
Ricky juga bercerita terkait intensitas latihan memang sangat penting dibangun sejak usia dini.
Ia mencontohkan di Vietnam, sejak usia dini itu diberikan intensitas latihan yang sangat berat.
Hasilnya bisa dilihat sekarang bahwa timnas Vietnam menjadi tim yang sulit ditaklukan dengan gaya permainan yang cepat dan stamina yang kuat.
"Selain itu, sejauh ini juga para pelatih asing yang menangani timnas Indonesia itu selalu mengeluhkan pemain Indonesia yang kurang fight dan stamina kurang baik," kata Ricky.
"Saya sendiri menilai semua itu tidak 100 persen kesalahan pemain, tetapi memang pembinaan dari bawahnya yang harus dibenahi," ucapnya.
"Sehingga ketika sudah di level timnas Indonesia, pemain itu sudah jadi dan siap bertanding dengan kekuatan yang maksimal," ia menambahkan.
Baca juga berita liga TopSkor lainnya:
Liga TopSkor 2021/2022 Zona Sulteng Resmi Dimulai
Hasil Pekan 7 Liga TopSkor U-16: ASIOP Pesta 10 Gol, BSS LFA Pecah Telur