- Manajemen Persija masih menimbang matang apakan akan IPO di BEI pada 2021 atau tidak.
- Presiden Klub Persija, Mohamad Prapanca, ingin menorehkan sejarah selama masa jabatannya.
- Situasi dan kondisi sepak bola nasional pada 2021 akan menentukan nasib IPO Persija di BEI.
SKOR.id - Harapan The Jakmania, sebutan fan klub Persija Jakarta, untuk memiliki saham klub lewat Bursa Efek Indonesia (BEI), sepertinya masih cukup panjang.
Setelah dicanangkan pada 2019, rencana IPO atau initial publick offering atau penawaran saham perdana di BEI, belum akan terealisasi pada 2021.
Manajemen Persija akan menimbang dengan matang rencana tersebut. Situasi dan kondisi pada 2021 akan diperhitungkan dengan hati-hati dan saksama.
Presiden Klub Persija, Mohamad Prapanca, mengatakan, rencana IPO di BEI masih menyala. Dalam artian, hal tersebut akan tetap diwujudkan.
Namun, untuk realisasinya, sudah pasti tak bisa pada 2020, sedangkan untuk melakukan IPO pada 2021 tergantung tiga hal krusial pada tahun tersebut.
Pertama situasi persepak bolaan Indonesia pada 201, kedua kondisi ekonimi Indonesia, dan ketiga gairah pasar modal, termasuk antusiasme The Jakmania.
"Saat ini masih dalam tahap diskusi level menejer, level direksi, apakah kita lanjutkan pada tahun depan (2021) atau tidak," kata Mohamad Prapanca.
"Jadi masih menunggu," Prapanca menambahkan, saat wawancara dengan Skor.id di Indika FM, Pejaten, Jakarta Selatan pada Jumat, 27 November 2020.
Prapanca mengakui, salah satu tugas utamanya sebagai Presiden Klub Persija selama tiga tahun, yakni hingga 2022, yakni melakukan IPO di BEI.
Dalam sisa waktu masa jabatannya itu, setelah dipotong setahun karena pandemi Covid-19, Prapanca akan bekerja keras. Ia ingin meninggalkan sejarah di Persija.
Sejatinya, manajemen klub berjuluk Macan Kemayoran ini sudah mengumumkan ke publik bahwa mereka akan melakukan IPO pada kuartal keempat 2019.
Saat itu, Presiden Klub Persija, Ferry Paulus, sebelum direposisi menjadi Direktur Olahraga, menyebut dokumen dalam proses IPO sedang diaudit lembaga terkualifikasi.
Karena gagal go public pada akhir 2019, Persija lantas mengubah target. Gol Persija selanjutnya adalah terdaftar sebagai emiten pada pertengahan 2020.
Salah satu upaya yang dilakukan Persija adalah dengan merombak susunan petinggi perusahaan. Ferry Paulus, sang presiden klub yang dipilih klub internal, digeser.
Ferry jadi Direktur Olahraga dan Mohamad Prapanca menggantikan posisinya. Untuk alasan yang sama, Persija menunjuk Bambang Pamungkas sebagai manajer tim.
Bahkan, tim jawara Liga 1 2018 ini mendatangkan pemain-pemain bintang sebagai stimulus. Beberapa di antaranya adalah Marc Klok, Marco Motta, dan Evan Dimas.
“Ada pekerjaan besar rumah kami yang ingin IPO. Oleh karena itu, kami siapkan begitu lama,” kata Ferry Paulus kepada wartawan pada 17 Januari 2020.
“Jika diamati, semua medsos kami nomor satu di Asia. Kami sangat optimistis bahwa IPO akan jauh lebih berhasil dari klub Indonesia lainnya,” ia menambahkan.
BEI pun sangat mendukung langkah Persija. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, pada 11 Februari 2020 menyatakan, siap membantu proses IPO Persija.
“Kami siap mendukung dan membantu prosesnya lebih baik. Ini kan pionir, pasti ada proses yang harus betul-betul dipastikan supaya tidak kesulitan," ujar Hasan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Baca Juga Berita Persija Lainnya:
Dilematis, Persija Jakarta Siap Lepas Pemain ke Klub Luar Negeri
Sinyal Marko Simic Bakal Pensiun di Persija Jakarta
Harapan Riko Simanjuntak pada Peringatan HUT Ke-92 Persija Jakarta