- Liga Jerman kembali bergulir pada 16 Mei tanpa penonton di seluruh stadion di Jerman.
- Borussia Monchengladbach mendekorasi kursi kosong di Borussia-Park dengan ribuan potongan kardus bergambar manusia.
- Menurut bek Ramy Bensebaini, situasi ini membuat pemain sulit menemukan motivasi.
SKOR.id - Sejak kompetisi sepak bola kembali dimainkan, penggemar tidak diizinkan pergi ke stadion-stadion di Jerman untuk mencegah penyebaran virus corona.
Liga Jerman digulirkan lagi pada 16 Mei lalu tanpa keberadaan penonton di stadion setelah kompetisi domestik ditangguhkan akibat wabah Covid-19 pada bulan Maret.
Sayangnya, situasi ini dirasakan kurang menyenangkan oleh bek kiri Borussia Monchengladbach, Ramy Bensebaini.
Berita Liga Jerman Lainnya: Taktik Pelatih RB Leipig Diklaim Lebih Baik dari Pep Guardiola
Menurut Ramy Bensebaini, ia dan semua pemain merasa sulit untuk menemukan motivasi tanpa adanya penonton yang menyaksikan permainan mereka secara langsung.
Uniknya, demi menciptakan kembali atmosfer pertandingan, M'gladbach mendekorasi kursi kosong di Borussia-Park dengan ribuan potongan kardus bergambar manusia.
Tetapi, di balik upaya untuk menjadikan atmosfer stadion tetap semarak, Ramy Bensebaini yang berkebangsaan Aljazair tersebut tetap merasa ada yang kurang.
"Rasanya seperti kami memainkan pertandingan persahabatan," kata Bensebaini seperti dikutip Skor.id dari BBC Sport.
"Sulit untuk menemukan motivasi di depan siapa pun, tetapi, bagaimanapun, kami harus bermain maksimal, 100%.”
Bensebaini mengungkapkan bermain dalam area tertutup bukan kali pertama terjadi dalam perjalanan karier profesionalnya.
"Situasi yang sama juga terjadi ketika saya masih di Prancis - tetapi bahkan jika Anda benar-benar tidak merasa di rumah, itu sama untuk semua orang," ucap Bensebaini.
Bek kiri berusia 25 tahun ini menjalani kampanye debutnya yang baik di Liga Jerman sejak pindah dari klub Ligue 1 Prancis, Rennes, pada Agustus tahun lalu.
Sejauh ini Bensebaini telah menyumbang lima gol dan dua buah assist dalam 16 penampilan di liga untuk The Foals, julukan M'gladbach.
Yang menarik, Bensebaini berpikir Liga Jerman lebih disiplin daripada Liga Prancis (Ligue 1).
"Saya merasa semuanya lebih lurus di Jerman daripada di Prancis. Bahkan secara umum," ujar Bensebaini, yang kemudian menegaskan maksudnya itu.
"Seperti pada awal musim, saya tiba terlambat dua atau tiga kali untuk latihan. Pelatih mengatakan kepada saya, 'Ingat, Anda tidak berada di Prancis, Anda di Jerman!’.”
Bensebani menggambarkan betapa pelatih Marco Rose sama sekali tidak menggubris ketika ia beralasan terlambat lantaran lalu lintas.
"Pelatih Marco hanya menjawab: 'Jika Anda harus pergi satu jam lebih awal, lakukan saja!',” ujar bek kiri yang juga mampu bermain sebagai bek tengah tersebut.
Berita Liga Jerman Lainnya: Taktik Pelatih RB Leipzig Diklaim Lebih Baik dari Pep Guardiola
Bensebaini lalu memuji rekan-rekan setimnya yang berbahasa Prancis karena membantu adaptasinya yang cepat terhadap kehidupan di Jerman.
Alassane Pléa, Marcus Thuram, dan Mamadou Doucouré dari Prancis, serta Ibrahima Traoré dari Guinea adalah pemain M'gladbach yang fasih berbahasa Prancis.
Bek yang sempat dipinjamkan ke klub Belgia, Lierse ini juga menyoroti ikatan tim yang "hebat" untuk hasil mengesankan M'gladbach musim ini.
“Ada banyak pemain berbahasa Prancis di tim dan mereka banyak membantu saya ketika saya pertama kalinya bergabung dengan tim ini,” ujar Ramy Bensebaini.
"Ada ikatan yang luar biasa di antara pemain dan itu terjadi di lapangan," Ramy Bensebaini menambahkan.
Saat ini Monchengladbach berada di urutan keempat - batas akhir zona Liga Champions - dalam klasemen Liga Jerman dengan 56 poin setelah 30 pertandingan.
Malam ini, Ramy Bensebaini dan kawan-kawan akan menantang pemimpin liga, Bayern Munchen, untuk pertandingan tandang di Allianz Arena.