- Radja Nainggolan kembali menikmati sepak bola bersama Royal Antwerp di Belgia.
- Baru-baru ini dia membicarakan kariernya di Serie A dengan media Italia, La Reppublica.
- Sejumlah topik digalinya, termasuk sikapnya menghadapi kritik atas dirinya.
SKOR.id - Radja Nainggolan kini kembali menikmati permainan sepak bola bersama timnya yang baru, Royal Antwerp F. C. di Divisi Satu Belgia.
Faktanya, pemain asal Belgia berusia 33 tahun itu belum melupakan sepak bola Italia.
Baru-baru ini dia mendapa kesempatan untuk mengulas beberapa episode kariernya di Serie A dalam sebuah wawancara menarik untuk La Reppublica.
Terkadang dikritik karena gaya hidupnya, pemain internasional Belgia itu menjelaskannya dengan jelas, tanpa basa-basi.
“Jika kamu pulang terlambat, minum alkohol dan merokok, kalau menurut saya, kamu tidak melakukan hal-hal buruk," kata Nainggolan.
"Saya belajar menerima semua yang dikatakan tentang saya. Saya tidak pernah peduli dengan yang dikatakan orang, semua karena beberapa melihat saya di kelab malam."
"Kenyataannya, ada orang yang minum lebih banyak dari saya, tetapi mereka melakukannya di rumah dan tidak ada yang mengetahuinya."
Soal ketidakhadirannya di tim Belgia yang dipimpin oleh Roberto Martínez, Nainggolan percaya beberapa masalah moral telah dapat mempengaruhi ketidakhadirannya.
"Sedikit. Ada pemain hebat di sana tetapi mentalitasnya benar-benar berbeda. Berkali-kali mereka melakukannya tidak kenal baik orangnya. Mereka percaya apa yang dikatakan...."
Terkait peluang negaranya di Piala Dunia berikutnya, sang gelandang berbicara dengan jelas bahwa dia tidak terlalu optimistis mengenai hal tersebtu.
“Jika trofi besar yang diinginkan tidak tiba di Qatar, menurut saya itu tidak akan pernah tiba (ke tangan Belgia). Di Piala Eropa, Italia kurang kuat di atas kertas, tetapi kemudian blok tim mereka jauh lebih solid. Dan itulah dasar sepakbola," katanya.
Konflik Spalletti-Totti
Nainggolan juga mengulas Antonio Conte sehubungan dengan waktunya di Inter Milan.
"Dia pelatih top, tetapi saya tidak memiliki peluang dengannya. Kami tidak pernah berdebat, tetapi orang lain yang mengatakan kepada saya bahwa saya harus pergi. Saya lebih suka orang yang mengatakan sesuatu di depan saya."
Anehnya, Nainggolan memenangkan, setidaknya dengan cara yang terhormat, 'Scudetto' - gelar Serie A - terakhir bersama Inter Milan musim lalu.
Dia memainkan empat pertandingan sebelum pergi ke Cagliari. "Saya tidak memikirkannya. Anda hanya memenangkan 'Scudetto' jika Anda adalah protagonis," kilahnya, enteng.
Namun, sang gelandang juga mengingat bagaimana Conte tertarik padanya ketika dia jadi pelatih Chelsea: "Dia menginginkan saya pada tahun 2016. Dia datang ke Roma untuk berbicara dengan saya. Dia memberi tahu saya apa yang dia inginkan dari saya."
Masalahnya, kata Nainggolan, Conte juga ingin mengontrak Romelu Lukaku.
Tetapi, Roma berpikir bahwa transfer sang pemain tak akan mendapatkan banyak uang buay mereka. "Mereka (Chelsea) menawari saya gaji yang sama dengan yang saya terima di Roma. Tidak cukup bagi saya untuk pergi."
Mengenai waktunya di AS Roma, Nainggolan mengenang situasi yang dialaminya dengan Francesco Totti dan pergantian pemain yang terus menerus dengan Luciano Spalletti.
"Francesco tidak pernah meminta untuk jadi starter dalam pertandingan, tetapi dia merasa pelatih mengolok-oloknya karena dia hanya keluar untuk lima menit terakhir, dengan tim dalam posisi unggul 2-0."
"Saya akan merasakan hal yang sama, tetapi pelatih harus membuat keputusannya dan saya tidak tahu siapa yang benar."
Nainggolan juga mengacu pada pernyataan terbaru Patrice Evra, yang mengklaim bahwa di setiap ruang ganti klub sepak bola setidaknya ada dua pemain yang homoseksual.
"Saya tidak pernah meragukan seksualitas rekan setim mana pun, tetapi sepak bola adalah dunia yang macho. Semua orang sangat macho," Nainggolan menjelaskan.
"Maka itu penting bagi seseorang untuk bisa membuka diri secara terbuka, dan mengetahui bahwa mereka akan diterima tanpa masalah," kata Nainggolan.***
Berita Bola Internasional Lainnya:
Tinggalkan Inter Milan, Klub Belgia Jadi Tujuan Radja Nainggolan
Inter Milan Umumkan Berpisah dengan Radja Nainggolan
Radja Nainggolan Tertawakan Perilaku Pogba dan Ronaldo yang Singkirkan Botol Sponsor Euro 2020