- Subsidi untuk tim Liga 1 2020 masih menjadi polemik, tim peserta meminta nominal Rp1,2 miliar per bulan.
- Namun PT LIB tetap pada keputusannya memberikan subsidi sebesar Rp800 juta per bulan.
- Setidaknya ada dua klub yang sedari awal sudah mengatakan biaya subsidi senilai itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan tim.
SKOR.id - PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) memutuskan tak menaikkan subsidi untuk tim peserta Liga 1 2020.
Dalam rapat virtual yang digelar antara PT LIB dan tim Liga 1 2020 pada Jumat (17/7/2020), salah satu pokok bahasan adalah soal subsidi.
PT LIB menawarkan subsidi klub Liga 1 sebesar Rp800 juta per bulan untuk melanjutkan kompetisi di tengah masa pandemi pada Oktober mendatang.
Namun, klub-klub Liga 1 menilai jumlah tersebut terlalu kecil dan tak menutup biaya operasional tim.
Muncul usulan dari tim Liga 1 dalam rapat tersebut untuk menaikkan subsidi menjadi Rp1,2 miliar per bulan.
"Kami minta soal subsidi itu PT LIB memberikan Rp1,2 miliar minimal. Semua klub minta begitu," kata Rahmat Jailani, Sekretaris Umum Persiraja Banda Aceh, kepada Skor.id, Sabtu (18/7/2020).
Usulan tersebut mendapat dukungan dari tim Liga 1 lainnya. Persita Tangerang misalnya, yang menilai nominal tersebut lebih ideal untuk menutup pengeluaran tim.
Protokol kesehatan yang ketat seperti menggelar rapid test dan swab test untuk semua anggota tim menjadi beban yang harus dipanggul oleh klub.
Selain itu, seluruh pertandingan juga digelar tanpa penonton sehingga tak ada pemasukan dari tiket penonton.
PT LIB melalui Direktur Operasional, Sudjarno, mengungkapkan bahwa pihaknya tak bisa mengabulkan usulan tersebut.
PT LIB, kata Sudjarno, tetap pada keputusan untuk memberi subsidi sebesar Rp800 juta per bulan kepada klub.
"Terkait subsidi untuk tim Liga 1 sesuai dengan apa yang kami sampaikan terakhir kali, tidak ada perubahan," kata Sudjarno saat ditemui di Kantor Bupati Sleman, Rabu (29/7/2020).
"Insyaallah, jumlah tersebut membantu tim dalam mengarungi kompetisi. Subsidi akan kami cairkan sesuai jadwal yang telah disepakati, mulai September dan seterusnya sampai Februari 2021," ia menambahkan.
Keputusan PT LIB ini tak pelak akan membuat klub-klub memutar otak untuk menyeimbangkan neraca keuangan.
Tira Persikabo dan PSS Sleman terang-terangan mengakui dana subsidi sebesar Rp800 juta tak cukup untuk menutup biaya operasional tim.
"Itu (dana subsidi menjadi Rp800 juta) masih jauh dari cukup," kata Direktur Pengembangan Bisnis Tira Persikabo, Rhendie Arindra.
"Tidak sebanding kalau dibandingkan dengan opex (biaya operasional) kami," ia menambahkan.
Soal Liga 1, Persebaya Surabaya Ingin PSSI Belajar dari Liga Vietnamhttps://t.co/zhwhjSJY5c— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 2, 2020
Sementara PSS Sleman yang mengandalkan pendapatan dari tiket penonton harus siap-siap merugi karena laga tak boleh dihadiri suporter.
Sekalipun ada kebijakan pemotongan gaji, namun biaya operasional tim untuk menggelar tes kesehatan juga cukup besar.
"Secara hitung-hitungan kasar, biaya operasional tim dalam menjalani kompetisi tetap besar, meski ada regulasi pemotongan gaji sebesar 50 persen," kata Hempir Suyatna, saat berbincang dengan Skor.id, Rabu (22/7/2020).
"Kebutuhan untuk menjalankan protokol kesehatan tentu juga membutuhkan biaya," Hempri menambahkan.
Meski mengaku keberatan, PSS Sleman tetap akan mematuhi dan mengapresiasi apapun yang diputuskan oleh PSSI dan PT LIB nantinya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita PT LIB Lainnya:
Soal Penyelenggaraan Liga 2 2020, PSIM Yogyakarta Ajukan Usul kepada PT LIB
PSS Sleman Tetap Santai, saat PT LIB Enggan Tambah Nominal Subsidi
Elite Pro Academy 2020, Nasibnya Masih Gelap dan ini Sikap PT LIB