- PSAI akan menggulirkan kompetisi antarklub, setelah beres urusan timnas sepak bola amputasi Indonesia.
- Harapan PSAI, sepak bola amputasi bisa menjadi sebuah industri yang berdampak baik kepada seluruh pelakunya.
- Jika dibandingkan dengan ranah sepak bola umum, PSAI adalah PSSI di ranah sepak bola amputasi.
SKOR.id - Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) tak hanya fokus mengurusi timnas sepak bola amputasi Indonesia.
Untuk diketahui, timnas sepak bola amputasi Indonesia telah lolos ke Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2022 dan kini sedang melakukan persiapan.
Di luar urusan itu, PSAI hendak menggulirkan kompetisi sepak bola amputasi di Indonesia yang bisa dinikmati semua kalangan.
Harapannya, itu bisa menjadi sebuah industri sehingga bisa berdampak baik kepada seluruh pelaku sepak bola amputasi di Tanah Air.
Itu seperti yang diungkapkan oleh Direktur Teknik (Dirtek) timnas sepak bola amputasi Indonesia, Rixhi Saputra, kepada Skor.id.
"Kita setelah Piala Dunia ini di bulan November (2022) ada Piala Kemenpora," ucap Rixhi pada wawancara eksklusif dengan Skor.id.
"Kemudian ada Piala Bupati Jember di bulan Desember, dan di tahun depan kita akan mulai menggelar liga, tapi itu modelnya by series."
"Jadi setiap empat bulan sekali, kompetisinya kita gulirkan. Jadi dalam setahun ada tiga kali. Diikuti 12 klub di satu tempat," ia menjelaskan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa harapannya bakal ada sponsor juga yang masuk, seperti yang terjadi di kompetisi sepak bola konvensional.
"Kita proses membangun euforia biar masyarakat itu tertartik dengan sepak bola amputasi, begitu juga dengan sponsor," kata Rixhi.
"Karena jangan sampai olahraga ini, jangan sampai dari disabilitas kembali ke disabilitas. Tapi bisa dinikmati oleh masyarakat umum."
PSSI-nya Sepak Bola Amputasi
Adapun jika dibandingkan dengan ranah sepak bola umum, PSAI adalah PSSI. Di sepak bola amputasi pun ada organisasi yang lebih besar.
Asia Amputee Football Federation (AAFF) di level Asia seraya AFC, dan World Amputee Football Federation (WAFF) tingkat dunia seperti FIFA.
PSAI terdaftar secara resmi dan diakui WAFF sejak 2020 dan juga memiliki Asosiasi Provinsi (Asprov) hingga Asosiasi Kabupaten (Askab).
"Jadi kita untuk saat ini sudah ada tiga Asprov yaitu Asprov DKI Jakarta, Asprov Jawa Timur, dan Asprov Sumatera Barat," ujar Rixhi.
"Kalau untuk Askab-nya, kita punya, tapi lebih banyak di Jawa Timur. Askab PSAI Jember, Lumajang, Banyuwangi, Surabaya, Malang, Blitar, Madura."
"Bahkan klub yang ada di daerah seperti Surabaya, Malang, atau Madura itu di-support oleh klub-klub lokal di sana," ia menjelaskan.
Lebih lanjut diungkapkan seperti Madura United dan Persebaya Surabaya, klub yang memberikan dukungan ke tim sepak bola amputasi lokal.
"Anggotanya (PSAI) ada klub, kurang lebihnya ada 12 yang sudah terdaftar di kita, tapi masih ada yang proses mendaftarkan ke kita dan proses mengesahkan," kata Rixhi.
Ia pun mengungkapkan bahwa kompetisi tahun depan akan menjadi edisi kedua, sebab PSAI pernah menggelarnya pada 2021.
"Di tahun kemarin, itu kita ada liga di awal Januari, itu kita uji coba liga pertama kali. Digelar di Jember, diikuti 8 tim," Rixhi menjelaskan.
Baca Juga Berita Timnas Indonesia Lainnya:
Para Pemain Timnas U-16 Indonesia Dapat Bonus Laptop dan Perlengkapan Belajar dari Juragan 99
Timnas U-16 Indonesia Dijadwalkan Ikut Upacara HUT Ke-77 RI di Istana Merdeka