- Malaysia mulai "rajin" seperti Indonesia soal menaturalisasi pemain untuk memperkuat timnas Negeri Jiran.
- FAM sebagai federasi membuat badan khusus untuk menangani program naturalisasi Malaysia.
- Jika program naturalisasi Indonesia, khususnya pemain di luar negeri tak lancar, ini beda dengan Malaysia.
SKOR.id - Program naturalisasi yang dilakukan Indonesia untuk membela skuad Garuda tak terlalu rapi sejauh ini jika dibandingkan dengan yang dilakukan Malaysia.
Merunut soal naturalisasi, ada dua hal yang perlu dicermati. Naturalisasi itu ada yang murni yaitu pemain yang diberi kewarganegaraan lantaran sama sekali tak punya darah dengan negara barunya.
Lalu yang kedua, naturalisasi adalah pemberian kewarganegaraan ke pesepak bola tetapi sang pemain memiliki darah atau garis keturunan negara barunya.
Untuk dua hal itu, Indonesia sejauh ini lebih banyak melakukan naturalisasi pemain asing yang murni tak ada garis keturunan dengan negara ini.
Walau, sejumlah pemain naturalisasi Indonesia juga ada yang berdarah negeri ini. Hanya, kenyataannya mereka tak terlalu dimaksimalkan membela timnas Indonesia.
Artinya, proyek naturalisasi Indonesia tak rapi atau kurang cermat jika tujuannya untuk menambah kekuatan timnas negeri ini.
Indonesia pun layak belajar ke Singapura dan yang terkini bisa melihat apa yang dilakukan Malaysia.
Bahkan, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) membentuk badan khusus soal pengkajian serta pemrosesan pemain yang akan mereka naturalisasi.
Badan itu bahkan diketuai oleh Wakil Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi sehingga prosesnya sangat rapi dan alurnya sesuai aturan FIFA.
Terbaru soal proses naturalisasi Dion Cools. Bek yang sempat membela timnas U-17, U-19, dan U-21 Belgia ini bisa memperkuat timnas Malaysia karena prosesnya sesuai alur.
FAM sangat intens berkomunikasi dengan FIFA dan Federasi Sepak Bola Belgia atau RBFA sehingga proses Dion Cools bisa membela timnas Malaysia lancar sesuai prosedur.
Kenyataan ini bertolak belakang dengan kasus Ezra Walian, yang dipastikan sampai kini tak bisa membela timnas Indonesia walau statusnya Warga Negara Indonesia (WNI).
Ezra Walian sebelumnya pernah membela timnas U-15 dan U-17 Belanda, tetapi belum pernah membela skuad senior negeri itu. Kenyataan itu sama dengan yang dialami Dion Cools.
Selain Ezra Walian, ada nama seperti Sandy Walsh yang ingin membela timnas Indonesia tetapi kurang dapat perhatian khusus dari PSSI.
Langkah FAM membentuk badan khusus soal naturalisasi selayaknya bisa dilakukan PSSI. Semua demi memaksimalkan potensi pesepak bola luar negeri yang punya kualitas bagus dan punya darah atau garis keturunan Indonesia.
Memang kebijakan menaturalisasi pemain menimbulkan pro dan kontra.
Tapi seandainya kebijakan itu ingin diteruskan oleh PSSI, mereka harus bisa menunjukkan bahwa organisasi tertinggi sepak bola Indonesia itu punya kemampuan dari segi memilih kualitas pemain serta rapi atau cakap dalam berdiplomasi.
Jangan sampai kasus seperti Ezra Walian terulang lagi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Baca Berita Timnas Indonesia lainnya:
Minta Maaf, Nurhidayat Berharap Dapat Kesempatan Lagi untuk Perkuat Timnas Indonesia
5 Hal yang Berubah Sejak Terakhir Kali Timnas Indonesia Menghadapi Thailand
Shin Tae-yong Beberkan Alasan Tak Mau Laga Uji Coba Timnas Indonesia vs Oman Disiarkan di TV