SKOR.id –Tim Nasional Swiss yang akan berlaga di pentas Euro 2024 bisa disebut sebagai salah satu tim kuda hitam.
Red Crosses siap bersaing dengan salah satu tim unggulan turnamen ini, yakni tuan rumah Jerman, di Grup A. Selain Jerman, Swiss juga satu grup dengan Hungaria dan Skotlandia.
Namun demikian, Swiss lebih layak diunggulkan ketimbang Hungaria dan Skotlandia untuk lolos dari penyisihan grup bersama Jerman.
Dari sisi peringkat, Swiss menduduki posisi ke-19 FIFA. Sedangkan Hungaria dan Skotlandia berada di luar 20 besar.
Dan jangan lupa pada edisi sebelumnya tiga tahun lalu yakni Euro 2020 (yang digelar 11 Juni-11 Juni 2021), Swiss mampu membuat kejutan.
Dalam Euro 2020, Swiss mengalahkan juara Piala Dunia 2018, Prancis, melalui adu penalti pada 16 besar turnamen untuk melaju ke perempat final.
Meski akhirnya kalah dari Spanyol pada babak 8 besar, hal itu memberikan kepercayaan diri yang lebih besar bagi Swiss jelang Euro 2024 ini.
Pada babak kualifikasi lalu, Swiss lolos ke Euro 2024 dengan cukup mudah melalui empat kemenangan, lima kali imbang, dan hanya satu kekalahan.
Terlepas dari itu, skuad Swiss di Euro 2024 juga berisi pemain-pemain berkualitas seperti Granit Xhaka, Manuel Akanji, Fabian Schar dan, tentu saja, Xherdan Shaqiri.
Para pemain tersebut tentunya bisa membuat tim asuhan Murat Yakin ini tampil lebih bersemangat. Apalagi jadwal laga penyisihan Grup A cukup ramah terhadap mereka.
Pertandingan pembukaan mereka di Grup A adalah melawan Skotlandia, disusul Hungaria, dan baru terakhir menjajal tuan rumah Jerman.
Meski demikian tim asuhan Murat Yakin itu harus berada dalam kondisi terbaik untuk mencapai babak knockout dengan meraih dua kemenangan sebelum melawan Jerman.
Setelah berhasil lolos dari babak grup dalam dua ajang internasional terakhir, bukan tidak mungkin Swiss mampu melakukannya lagi pada Euro 2024 ini.
Pelatih: Murat Yakin
Pada 9 Agustus 2021, Murat Yakin ditunjuk sebagai pelatih Tim Nasional Swiss. Di bawah tangan diginnya, Yakin memberi kejutan pada kualifikasi Piala Dunia 2022.
Ia membawa timnya meraih kemenangan atas Irlandia Utara dan menahan imbang juara Euro 2020, Italia, tanpa gol.
Hasil tersebut sekaligus memastikan Swiss lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar, sedangkan Italia harus bermain pada babak playoff.
Dalam Piala Dunia 2022, Yakin memimpin Swiss finis kedua di grup mereka, untuk lolos ke babak 16 besar, sebelum kalah 1-6 dari Portugal.
Pada akhir November 2023 posisi Yakin sempat goyah karena menuai beberapa laga tanpa kemenangan dan adanya ketegangan dengan pemain senior Granit Xhaka dan Manuel Akanji.
Namun, Federasi Sepak Bola Swiss menolak seruan untuk memecatnya. Mosi percaya tersebut terjadi empat hari sebelum Yakin dijadwalkan mengikuti undian Euro 2024 di Hamburg, Jerman.
“Meski Swiss bermain imbang dalam empat pertandingan dan kalah sekali pada pertandingan terakhir kualifikasi, kami memiliki keyakinan penuh terhadap Murat Yakin,” kata Presiden Federasi Sepak Bola Swiss, Dominique Blanc.
Pejabat Federasi Sepak Bola Swiss, Pierluigi Tami, kemudian menambahkan, “Yakin telah meyakinkan kami untuk tetap menjadi orang yang tepat untuk pekerjaan itu.”
Sebelum melatih Timnas Swiss, pelatih 49 tahun ini sempat menangani beberapa klub seperti Basel, Spartak Moscow, Grasshoppers, dan lain-lain.
Bersama Basel, Yakin membawa timnya dua musim beruntun juara Swiss Super League, yakni musim 2012-2013 dan 2013-2014.
Pemain Bintang: Granit Xhaka
Granit Xhaka tidak terbantahkan menjadi pemain kunci Tim Nasional Swiss. Gelandang 31 tahun ini telah memecahkan rekor dengan mencatat caps ke-119 untuk Timnas Swiss pada kualifikasi Euro 2024.
Ketika itu Xhaka menjadi kapten tim saat bermain imbang 1-1 melawan Israel dalam pertandingan kualifikasi Euro 2024 di Felcsut, Hungaria.
Israel memang memainkan pertandingan internasional “kandang” di negara-negara netral karena sedang terjadi perang di wilayah mereka.
Xhaka memecahkan rekor Heinz Hermann yang mencatatkan penampilan ke-118 untuk Swiss pada tahun 1991.
Xhaka kini sudah mencetak 14 gol untuk Timnas Swiss. Dia unggul dua penampilan dari rekan setimnya Xherdan Shaqiri.
Pada level klub, Xhaka juga sedang on fire bersama juara Bundesliga musim ini, Bayer Leverkusen.
Padahal ia pernah dianggap sebagai trouble maker ketika membela Arsenal, dan kini sukses menghancurkan impian Harry Kane menjadi juara Bundesliga bersama Bayern Munchen.
Ternyata perubahan ajaib Granit Xhaka di Arsenal hanyalah bagian dari kisah yang mencengangkan.
Xhaka telah mengalami kemajuan pesat sejak kehancurannya di Arsenal. Ia kembali ke Bundesliga, dan klop dengan sosok pahlawan yang ada dalam diri sang pelatih Xabi Alonso.
Kini Xhaka jadi pemain paling penting dalam perebutan gelar juara Bayer Leverkusen.
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya memiliki Mikel Arteta (pelatihnya di Arsenal) terlebih dahulu, dan sekarang Xabi (Alonso),” ucap Xhaka.
“Pertama-tama Xabi adalah pemain yang luar biasa dan seorang gelandang. Apa yang Xabi tunjukkan kepada saya dalam detail kecil di lapangan, itu adalah sesuatu yang istimewa.”
“Banyak orang bertanya kepada saya, ‘mengapa kamu pergi ke Jerman? Ini adalah sebuah langkah mundur.“
"Tapi bagi saya ini bukanlah sebuah langkah mundur, melainkan sebuah langkah maju. Ini sangat bagus untuk tim, tapi saya juga sebagai pribadi,” ujar Xhaka.
Alonso yang terhubung dengan Liverpool membuat perubahan taktis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Saya belajar dari Xabi tiap hari. Merupakan sebuah mimpi bisa bermain untuknya. Dia berada di posisi kelas dunia, dia masih memberi saya banyak hal untuk dipelajari,” ujar Xhaka.
"Kami melihatnya tiap hari, dia berlari hampir lebih banyak daripada kami saat latihan. Xabi menularkan rasa lapar dan keinginannya untuk menang.”
“Dan, tentu saja, kami juga berusaha menunjukkan bahwa kami menginginkan hal yang sama,” ia menambahkan.
"Selama dia ada di sini, kami akan terus melakukannya. Aku akan bersenang-senang.”
Dapat dimengerti bahwa Alonso yang dikaitkan dengan Liverpool menjadi berita utama.
Tapi ketika berbicara tentang para pemain di lapangan, tidak ada yang ragu bahwa Xhaka akan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Bundesliga Musim Ini jika Leverkusen mampu melangkah lebih jauh.
Yang terpenting, hal itu berkat peningkatan taktiknya. Xhaka menggunakan kemampuan membaca permainan yang terus meningkat untuk menghentikan serangan balik lawan.
Profil Tim Swiss
Nama Asosiasi: ASF-SFV
Berdiri: 7 April 1895
Julukan: A-Team, Nati, Rossocrociati
Presiden: Dominique Blanc
Pelatih: Murat Yakin
Kapten: Granit Xhaka
Tampil di Piala Eropa: 6
Gelar:
Medali Perak Olimpiade: 1924
Skuad Sementara Timnas Swiss
Kiper
Yann Somer
Yvon
David von Ballmos
Belakang
Kevin Mbabu
Silvan Widmer
Nico Elvedi
Manuel Akanji
Ricardo Rodriguez
Ulisses Garcia
Cedric Zesiger
Eray Comert
Fabian Schar
Becir Omegaric
Tengah
Denis Zakaria
Remo Freuler
Uran Bislimi
Michel Aebischer
Xherdan Shaqiri
Vincent Sierro
Dereck Kutesa
Depan
Zeki Amdouni
Noah Okafor
Renato Steffen
Ruben Vargas
Dan Ndoye