SKOR.id - Salah satu kemitraan terlama antara perusahaan perlengkapan olahraga dengan atlet dikabarkan bakal segera berakhir. Menurut laporan dari podcast golf No Laying Up, Tiger Woods dan Nike mungkin akan berpisah setelah kontrak mereka berakhir tahun ini.
“Saya mendengar beberapa rumor bahwa PNC Championship tahun ini (berakhir pada 18 Desember 2023 lalu) adalah turnamen terakhirnya bersama Nike,” kata salah satu pembawa acara No Laying Up, Tron Carter.
“Kita lihat saja apa yang terjadi di sana. Saya juga mendengar hal serupa dengan atlet Nike lainnya.”
Tiger Woods menandatangani kontrak pertamanya dengan Swoosh pada tahun 1996 setelah memenangi Kejuaraan Golf Amatir Amerika Serikat (AS) untuk kali ketiga berturut. Saat itu, nilai kontrak Woods dengan Nike dilaporkan 40 juta dolar AS untuk lima tahun.
Sejak itu, pemenang 15 turnamen major – 5 Masters Tournament (1997, 2001, 2002, 2005, 2009), 4 PGA Championship (1999, 2000, 2006, 2007), dan masing-masing 3 di US Open (2000, 2002, 2008) dan The Open Championship (2000, 2005, 2006) itu selalu didukung oleh Nike.
Saat ini, pegolf bernama asli Eldrick Tont Woods tersebut berada di akhir kontrak 10 tahun yang ditandatangani bersama Nike pada tahun 2013.
Meskipun Woods terikat kontrak dengan Nike, dia telah memakai sepatu golf merek FootJoy selama dua tahun terakhir setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengerikan pada Februari 2021 yang hampir mengakibatkan dia kehilangan kaki kanannya.
Saat mengakhiri turnamen tim ayah-anak di PNC Championship, sejumlah wartawan pun menanyakan tentang kemungkinan berakhirnya kemitraan Woods dengan Nike pada akhir tahun ini.
“Sampai saat ini saya masih memakai produk mereka,” kata Woods yang bersama putranya Charlie menempati posisi T5 di PNC, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Kesepakatan Woods saat ini dengan Nike akan berakhir pada akhir Desember ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, kedua entitas belum mengumumkan bahwa kesepakatan baru sedang dalam pengerjaan. Nike juga tidak segera menanggapi kabar ini.
Lantas, apa yang menyebabkan hubungan antara Nike dengan Woods itu tidak diperpanjang lagi? Salah satu kabar yang beredar menyebut Woods tidak puas dengan klausul-klausul kontrak yang dibuat Nike.
Saat peluncuran Tiger Woods PGA Tour 2005 pada tahun yang sama, misalnya. Video game itu dikembangkan EA Redwood Shores dan dapat dimainkan di GameCube, Microsoft Windows, Xbox, PlayStation, dan platform lainnya. Tentu saja Nike selaku sponsor terbesar Woods, juga terlibat dalam permainan ini!
Pada tahun 2020, situasi ini dibahas di All American Podcast. Selama sesi, tuan rumah mengklaim bahwa kontrak Woods dengan Nike dipastikan berada di bawah kendali mereka.
Video game itu sendiri berkembang tahun demi tahun sehingga terjual lebih dari satu juta kopi. Nike awalnya mengendalikan hak video game Tiger Woods itu dalam kontrak pertama mereka. Kondisi ini jelas tidak menyenangkan bagi sang pegolf yang harus berbagi margin keuntungan besar dengan Nike.
Oleh karena itu, ketika Woods memperbarui perjanjiannya dengan perusahaan bernilai miliaran dolar tersebut, ia menghapus klausul ini, memastikan bahwa Nike tidak lagi memiliki kendali atas video game yang dirilis atas namanya.
Hal-hal di atas mungkin terjadi karena beberapa eksekutif tingkat besar, seperti Michael Shapiro selaku manajer merek Woods serta Rod Tallman, mantan Kepala Divisi Pemasaran Golf Nike, tidak lagi terlibat. Sebaliknya, posisi mereka digantikan oleh “pasukan eksekutif” yang mencari kesepakatan terbaik untuk Woods.
Banyak hal telah berubah sejak kontrak awal Nike dan Woods, dan sang legenda golf berhasil menghindari mereka untuk mengambil sebagian besar keuntungan dari permainannya, yang pada akhirnya membuatnya menjadi lebih kaya 500 juta dolar AS selama 27 tahun bekerja sama.
Sebaliknya, bagi Nike, segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik. Meskipun sudah memiliki 15 kali juara turnamen major, mereka menghadapi pukulan demi pukulan dalam olahraga ini!
Menjadikan Tiger Woods sebagai duta Nike, tidak diragukan lagi merupakan langkah cerdas perusahaan yang berbasis di Oregon, AS, itu.
Namun, Nike gagal memberikan manfaat yang baik bagi mereka dalam jangka panjang, setidaknya dalam hal divisi peralatan golf mereka. Nike terbukti kalah dalam persaingan dengan merek seperti Titleist dan TaylorMade.
Pendapatan Nike berkurang, dan investasi yang ditangguhkan tidak membuahkan hasil. Olahraga ini juga mengalami periode kejenuhan, dengan banyaknya perusahaan yang bersaing.
Banyaknya pilihan ini merupakan tantangan bagi Nike. Akibatnya, mereka akhirnya harus menutup departemen peralatan golfnya pada tahun 2016.