- Jepang dan Kroasia bertemu di 16 besar Piala Dunia 2022.
- Pertemuan mereka adalah pameran hasil investasi pembinaan pemain usia muda.
- Jepang dan Kroasia mengandalkan FIFA Forward untuk menggelar turnamen pemuda.
SKOR.id - Jika Anda ingin melakukan perjalanan dari Tokyo ke Zagreb atau sebaliknya, dibutuhkan waktu 16 jam dengan pesawat non-setop. Kalau mau jalan kaki, menurut Google Maps, bisa memakan waktu selama 99 hari.
Jepang dan Kroasia mungkin bukan tetangga, tetapi ada satu hal yang menghubungkan kedua negara jelang pertemuan di babak 16 besar Piala Dunia 2022. Hubungan itu adalah pengembangan pemain muda, yang didukung program FIFA Forward.
“Kami mendukung upaya FIFA dalam mengembangkan permainan secara global, dan akan terus menginvestasikan dana FIFA Forward dalam proyek pengembangan, seperti turnamen Vlatko Markovic,” kata Marijan Kustic, Presiden Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS).
Diadakan di kota Kroasia, Sveti Martin na Muri, Ludberg, Cakovec dan Varazdin selama minggu kedua Mei, turnamen U-15 itu diikuti delapan timnas kelompok umur. Kemudian didukung secara finansial melalui FIFA Forward.
“Turnamen semacam itu adalah harta yang nyata. Pemain yang turun adalah ‘lapisan gula di kue’ terakhir pada akhir musim,” kata Sergej Milivojevic, pelatih kepala Timnas U-15 Kroasia.
“Para pemain muda mendapatkan pengalaman berharga dan berkenalan dengan mentalitas, serta filosofi sepak bola yang berbeda. Itu sangat penting dalam perkembangan sepak bola mereka.”
“Bagi pemain muda turnamen itu bisa menjadi penampilan pertama di level timnas. Di sana mereka bisa belajar semua tentang bagian dari budaya tim,” Sergej Milivojevic, menambahkan.
Turnamen itu juga penting bagi pelatih. Itulah mengapa Milovojevic ingin menyoroti kolaborasi FIFA dan program FIFA Forward, yang sangat berarti dalam memajukan bakat secara keseluruhan di Kroasia.
“FIFA telah mengakui pentingnya investasi dalam pengembangan pemain muda. Ketika organisasi sepak bola terkemuka dunia ada di balik kompetisi semacam itu, berarti ada nilai yang diperjuangkan. FIFA Forward adalah jalan yang benar,” tutur Milovojevic.
Dari Jepang, dengan makin banyaknya jumlah pemain yang menembus kompetisi Eropa selama dua dekade terakhir, membuat produksi sepak bola Jepang bisa dianggap telah beroperasi secara efisien. Fakta itu diyakini membantu Jepang mengembangkan reputasi lebih kredibel di Piala Dunia.
Sukses, bagaimanapun bentuknya, tidak terjadi secara kebetulan. Sumber bakat baru yang berkelanjutan dan andal, sebagian besar bergantung terhadap program usia muda jangka panjang.
Termasuk turnamen Piala Pangeran Takamado JFA U-18 Premier League. Turnamen itu turut didukung FIFA Forward.
FIFA juga memberi dukungan untuk liga usia muda di level U-12, U-15, dan Kejuaraan Wanita Jepang JFA Piala Permaisuri.
“Ini tentang menaikkan seluruh level Liga U-18 Jepang, sehingga bisa bersaing di level yang sama dengan liga-liga di Jerman atau Inggris,” kata Masanaga Kageyama, Direktur Pengembangan Usia Muda JFA.
“Kami ingin menyamai Jerman dan Inggris, bahkan mengunggulinya, agar Jepang diakui secara internasional. Standar sepak bola Jepang telah meningkat. Ini semua berkat kontribusi yang diberikan FIFA Forward,” tutur Masanaga Kageyama.
Banyak pemain di level tertinggi yang beredar dalam kompetisi U-18 sungguh luar biasa. Tahun lalu saja ada 25 pemain didatangkan tim J-League, dan 32 pemain dipilih masuk ke dalam timnas junior.
Liga U-18 Jepang menampilkan sembilan tim SMA dan 15 tim junior J-League. Go Kuroda, salah seorang pelatih di liga itu mengatakan, kompetisi usia muda memang memegang peranan penting.
“Para pemain berkembang secara individu, baik sebagai manusia maupun tim. Melalui sepak bola, Jepang memberi pendidikan dan mengembangkan pribadi. Itu adalah tujuan yang ingin kami capai,” tutur Go Kuroda.
Baca juga berita Liga TopSkor lainnya:
Liga TopSkor U-12 Papua: Nafri dan Cenderawasih Kejar-kejaran
Liga TopSkor U-13 Surakarta: Young Boys Makin Dekat dengan Titel Juara