- Presiden Olympique Lyon, Jean Michel Aulas, desak pemerintah bantu beri solusi soal Liga Prancis.
- Ia menyurati pemerintah karena tidak mau Liga Prancis musim ini disetop permanen karena akan menimbulkan kerugian material dan sosial.
- Lyon terancam kehilangan 900 juta euro (sekitar Rp14,6 triliun) dan gagal melangkah ke Eropa akibat kebijakan penghentian turnamen.
SKOR.id – Presiden Olympique Lyon, Jean Michel Aulas, mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, dan Menteri Olahraga Roxana Maracineau, terkait dihentikannya Liga Prancis secara permanen.
Langkah ini ditempuh lantaran protesnya kepada penyelenggara Liga Prancis dan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), tidak digubris.
Lyon kehilangan peluang tampil di kompetisi Eropa musim depan akibat pandemi Covid-19 yang berimbas pada pembatalan turnamen.
Berita Olympique Lyon lainnya: Presiden Olympique Lyon Kecam Keputusan Pembatalan Liga Prancis
Selain itu, klub berpotensi merugi hingga 900 juta euro (sekitar Rp14,6 triliun). Bagi tim level menengah, hal ini tentu sangat membebani.
Aulas ingin mendorong pemerintah agar membujuk FFF dan operator Liga Prancis untuk melanjutkan turnamen.
Apalagi isolasi akan dilonggarkan mulai 2 Juni nanti dan itu dapat menandai kebangkitan sepak bola.
“Pada 2 Juni, Prancis akan melakukan proses pembukaan secara bertahap yang memungkinkan untuk mengunjungi tempat ibadah atau melakukan pemungutan suara dalam pemilihan umum kota,” katanya.
“Menerapkan protokol kesehatan seperti liga besar Eropa, kami dapat mengakhiri musim ini pada Juli dan Agustus.”
Patron Les Gones itu menilai keputusan pembatalan Liga Prancis dan menyerahkan titel juara kepada Paris Saint-Germain terburu-buru.
Ia pun mensinyalir ada campur tangan dari direksi beberapa klub sepak bola, yang memiliki agenda tertentu, dalam penghentian Liga Prancis.
Berita Liga Prancis: Fabregas Nilai Liga Prancis Terburu-buru soal Akhiri Musim
Jean Michel-Aulas meminta agar pemerintah membantu mengatasi potensi defisit yang dialami banyak klub.
“Negara dapat memikul tanggung jawab di hadapan defisit kolosal yang dialami klub-klub, dengan nilai bervariasi antara 700 sampai 900 juta euro,” ia melanjutkan.
“Keputusan yang diambil sepak bola Prancis sampai sekarang ditentang berbagai klub profesional dan amatir. Penghentian definitive musim ini dapat menarik sepak bola ke krisis ekonomi dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.”