- APPI membuat gerakan untuk melawan ujaran kebencian terhadap para pesepak bola.
- Dampak ujaran kebencian di medsos sangat berpengaruh luar biasa ke mental pemain, bahkan hingga level timnas.
- APPI pun sedang berusaha untuk menjalin kerja sama dengan Divisi Siber Polri agar bisa memerangi hal tersebut.
SKOR.id - Tak bisa dimungkiri, para pesepak bola masa kini sudah seperti selebritas yang setiap tingkah lakunya mendapatkan perhatian di masyarakat. Tak terkecuali di media sosial.
Ketika sedang tampil bagus, mendapatkan pujian setinggi langit. Tapi saat sang pemain bermain buruk, ujaran kebencian bahkan sampai kelewatan pun bisa didapatkan.
Hal itu yang membuat Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) saat ini mulai fokus untuk membuat gerakan agar para pemain tidak terkena dampak yang lebih berat dari ujaran kebencian di media sosial.
Salah satu yang pernah mendapatkan ujaran kebencian di medsos adalah kapten tim Persija, Andritany Ardhiyasa. Andritany yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden APPI bahkan pernah mensomasi orang yang melakukan ujaran kebencian terhadapnya di medsos, beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya saya sudah lama ingin membuat gerakan (melawan ujaran kebencian) itu. Saya lihat ini berdampak sangat luar biasa ke pemain,” kata Andritany, saat buka puasa bersama APPI di Musim Kopi 27, Jagakarsa, Jakarta, Selasa (12/4/2022).
“Ujaran kebencian yang kemarin bisa dibilang masih yang level terendah pernah saya hadapi. Saya pernah merasakan ujaran kebencian yang luar biasa pada 2019, waktu saya bermain di timnas. Saya dihujat di media sosial, bahkan oleh puluhan ribu orang di stadion,” ucapnya.
Maka itu, masih menurut Andritany, APPI sedang mencoba menjalin kerja sama dengan Divisi Siber Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk memerangi hal tersebut. Sehingga jika ada kasus seperti yang dialami Andritany, bisa diproses secara hukum. Mengingat, masih banyak pemain yang belum mengerti untuk menempuh jalur hukum tersebut.
“Ini agar pemain tidak terbebani. Karena dampaknya itu bisa sampai ke timnas. Bahkan, ada pemain yang masuk ke timnas, sampai takut untuk bermain dan tidak bermain lepas. Karena efeknya hingga ke keluarga, orang terdekat dan orang yang mereka cintai,” Andritany menjelaskan.
Kiper berusia 30 tahun itu juga mengungkapkan, ujaran kebencian tidak hanya dialami oleh para pesepak bola di Indonesia. Tapi juga oleh atlet-atlet dari cabang olahraga lainnya.
“Sehingga kasus seperti ini bukan cuma bicara cabang sepak bola saja, tapi kami bicara lebih luas lagi. APPI pun selalu berupaya untuk membuat anggotanya merasa nyaman,” ia memungkasi.
Baca Juga Berita Sepak Bola Nasional Lainnya:
Pemain dengan Gaji Rp250 Ribu Setahun Masih Ditunggak Klub Liga 3
Cerita dari Legenda: Ansyari Lubis, Pemain Termahal Indonesia di Sejarah Sistem Transfer