- Pro player wanita sering dianggap mempunyai performa kurang dibanding dengan pria.
- Namun pemain EVOS Lynx, Violetta "Caramel" Aurelia, sebagai jungler dapat membuktikan jika kualitas permainan wanita juga tak kalah apik.
- Jessica "Pica" Jeffrey, selaku rekan satu timnya meminta para pendukung untuk tak menghujat Caramel saat sedang down.
SKOR.id - Pemain esports wanita sering dianggap tidak mempunyai kualitas sebagus permainan pria.
Hal itu membuat tim esports wanita kesulitan untuk mencari sosok core atau jungler.
Namun, adanya sosok Caramel dalam tim EVOS Lynx dapat membuktikan jika wanita juga mempunyai kualitas yang tak kalah apik dengan pria.
Walaupun belum lama ini Caramel menyebut bahwa dirinya lebih menyukai offlaner daripada menjadi jungler namun ia tetap profesional dan memberikan yang terbaik.
Saat ini ia menjadi jungler dalam timnya karena rekan satu tim-nya memintanya dan ia pun tak bisa menolak.
Dalam sebuah wawancara, Jessica "Pica" Jeffrey teman satu tim Caramel angkat bicara mengenai hal tersebut.
"Soalnya penguasaan hero dia banyak, dia juga pemain core ladies yang farming dan timing sebagai corenya baik jadi menurut saya jungler sudah paling cocok buat dia," ucapnya.
"Dia tidak nyaman mungkin karena tekanan yang ada, sekarang kan tumpuannya di jungler sehingga beban dia lebih berat."
"Terpenting ketika dia down ya jangan dihujat," tambahnya.
Menjadi pro player ladies memang tidak semudah yang dibayangkan dan harus terus berlatih untuk membuktikan kualitas yang dipunya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Branz Absen MSC Akibat Skandal Asusila, CEO Bigetron Esports Akui Bingung Cari Pengganti https://t.co/NTjvDH5K76
— SKOR.id (@skorindonesia) May 6, 2021
Berita Esports lainnya:
Selain BTR Branz, Ini Empat Orang dalam Industri Esports yang Terganjal Kasus Seksual
VIDEO: Pemain Valorant Ini Hanya Butuh Lima Peluru untuk Kalahkan Tim Lawan