- Maroko sukses ke semifinal karena strategi bertahan mereka yang solid.
- Kroasia, Belgia, Spanyol, dan Portugal tidak mampu mencetak gol ke gawang Maroko.
- Jelang Prancis vs Maroko, berikut ini analisis seni bertahan The Atlas Lions.
SKOR.id - Maroko menjadi tim kejutan di Piala Dunia 2022 ini. Pasukan Walid Regragui melangkah ke semifinal dengan melalui sejumlah pertandingan menghadapi tim kuat dari Eropa.
Kroasia, Belgia, Spanyol, dan Portugal. Keempat tim kuat Benua Biru tersebut tidak mampu mencetak gol ke gawang Maroko.
Strategi bertahan Maroko menjadi kunci sukses salah satu Negri Maghreb ini mencatat sejarah sebagai tim pertama asal Afrika yang berhasil melangkah ke semifinal Piala Dunia.
Menarik untuk melihat kembali strategi seni bertahan ala Maroko jelang semifinal menghadapi Prancis, malam ini atau Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
Strategi bertahan di sini adalah cara mereka bermain ketika tanpa bola atau saat tidak menguasai bola.
Disebut seni, karena ketika sebuah tim melakukan fase bertahan, pun sama menariknya dengan tim yang mengusung sepak bola menyerang.
Di sisi lain, apapun tentang Maroko di Piala Dunia 2022 ini, memang akan selalu menarik untuk diulas.
Berikut ini, Skor.id merangkum "seni bertahan" The Atlas Lions sepanjang fase grup hingga perempat final:
Mematikan Trio Kroasia
Lawan Kroasia, Maroko berhasil membatasi peran trio Luka Modric, Marcelo Brozovic, dan Mateo Kovavic.
Pelatih Walid Regragui, yang mengggunakan pola 4-3-3, memberikan tugas tambahan kepada penyerangnya, Youssef En-Nesyri, sebagai pemain yang memblok setiap operan yang mengarah kepada Marcelo Brozovic.
Sementara itu, di belakang Youssef En-Nesyri, Azzedine Ounahi dan Selim Amallah memiliki tugas menjaga Luka Modric dan Mateo Kovavic.
Dengan skema itulah, membuat dan memberikan kebebasan kepada Sofyan Amrabat punya posisi yang bebas dalam menyapu atau mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi di lapangan tengah.
Strategi inilah yang membuat akses Kroasia untuk memberikan bola kepada trio lini tengah mereka tidak terjadi.
Hasilnya, memaksa Luka Modric harus mundur ke belakang demi mendapatkan ruang agar mendapat bola dari rekannya.
Namun, seperti dijelaskan, selalu ada Sofyan Ambrabat yang memiliki fungsi sebagai free role, kebebasan dalam memilih pemain yang dijaganya dan membuatnya babas mengantisipasi, tergantung dari situasi yang tejadi.
Tugas Khusus Noussair Mazraoui
Stratgei pertahanan yang kompak juga diterapkan pada pertandinan fase grup menghadapi Belgia. Hanya, strategi kali ini berbeda.
Pelatih Walid Regragui menempatkan Noussair Mazraoui lebih ke depan. Posisinya atau area permainannya lebih dekat dengan playmaker Belgia, Kevin De Bruyne.
Tugas Noussair Mazraoui selalu menjadikan Kevin De Bruyne dalam pantauannya.
Dengan cara itu, Noussair Mazraoui mencegah gelandang Manchester City tersebut mendapatkan kebebasan bermain dengan tiga rekannya.
Dengan cara inilah Maroko behasil menjaga pergerakan dua gelandang kreatif Belgia, Kevin De Bruyne dan Eden Hazard.
Mazraoui memberikan tekanan kepada Kevin De Bruyne sedangkan Sofyan Amrabat memiliki kebebasan bergerak ke kanan dalam menjaga Eden Hazard.
Menghadapi situasi itu, Belgia kemudian menggunakan bek sayapnya yaitu Thomas Meunier untuk melakukan tekanan ke depan.
Ketika Thomas Meunier maju, tampak Mazraoui meninggalkan Kevin De Bruyne. Saat itulah, Sofiane Boufal yang maju menjaga Kevin De Bruyne.
Pergantian tugas tersebut yang memberikan kesempatan bagi Mazraoui untuk bergerak melebar memberikan tekanan kepada Thomas Meunier.
Di sisi lain, strategi ini juga membuat Sofyan Amrabat tetap fokus dalam menjaga garis pertahanan dengan tetap berada di sekitar Eden Hazard.
Jadi, terlihat bahwa Boufal dan Mazraoui telah membantu Sofyan Amrabat dalam aspek strategi bertahan timnya sejak di lini tengah.
Sofyan Amrabat lebih fokus dalam menjaga Eden Hazard, memastikan pergerakan gelandang klub Real Madrid tersebut tetap berada di lapangan tengah.
Strategi bertahan lawan Belgia ini yang memberikan kesulitan bagi Kevin De Bruyne dan Eden Hazard sepanjang pertandingan.
Itu kali kedua ketika permainan atau strategi tanpa bola Maroko berhasil mereduksi potensi pemain bintang lawan.
Strategi menciptakan pertahanan yang ketat juga diterapkan Maroko saat lawan Kanada.
Hanya, di laga ini, Sofyan Amrabat hanya memarking Junior Hoilettt, sedangkan Ounahi dan Abdelhamid Sabiri fokus menjaga Mark-Anthony Kaye dan Jonathan Osorio.
En-Nesyri dan Amrabat vs Busquets
Sedangkan ketika menghadapi Spanyol di fase knockout, Sofyan Amrabat memiliki peran yang lebih besar dalam mengcover lapangan tengah karena Spanyol memang memiliki kekuatan di zona tersebut.
Lawan Spanyol menjadi tantangan terbesar Maroko sejauh itu, namun mereka kembali mampu mempelihatkan seni kerja sama strategi bertahan yang jauh lebih baik lagi.
Seperti saat menghadapi Kroasia, Youssef En-Nesyri kembali memiliki peran untuk fokus berada dalam radius pergerakan gelandang Spanyol, Sergio Busquets.
Dalam hal ini, selain menjaga pergerakan bintang Barcelona tersebut, Youssef En-Nesyri juga memiliki fungsi dalam mengantisipasi yang terjadi, termasuk memotong aliran bola yang mengarah kepada Sergio Busquets.
Youssef En-Nesyri selalu berada di depan Sergio Busquets dalam mengantisipasi jika ada operan yang mengarah kepada gelandang Spanyol tersebut.
Sementara itu, di belakang Sergio Busquets, Sofyan Amrabat memiliki tugas mengcover. Dalam hal ini, Sofyan Amrabat mewaspadai, membaca, dari posisinya apa yang akan terjadi.
Dengan demikian, jika Youssef En-Nesyri langsung memblok setiap operan untuk Sergio Busquets, Sofyan Amrabat ada di belakang situasi tersebut, berjaga-jaga jika ada bola yang lolos.
Langkah selanjutnya adalah menghentikan dua gelandang muda Spanyol, Gavi dan Pedri, yang berada di sisi kanan dan kiri lapangan tengah.
Ketika Spanyol membangun serangan melalui Gavi, Selim Amallah yang bergerak untuk mengadang aliran bola yang mengarah kepada pemain muda tersebut.
Strategi ini pula yang membuat bek kanan Spanyol, Marcos Llorente memilki rapor zero pass alias tanpa operan kepada Gavi.
Operan tersebut tidak terjadi karena penempatan posisi Amallah yang baik. Kalaupun akan terjadi, Amallah mampu memotong umpan tersebut.
Di sisi seberang, Maroko punya strategi khusus dalam mematikan sisi Kiri Spanyol. Perdri yang harus mundur hingga ke posisi bek kiri berhadapan dengan Ounahi.
Dengan situasi tersebut, Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi dapat lebih leluasa dan optimal menjaga Jordi Alba dan Dani Olmo.
Kombinasi Ziyech dan Hakimi dalam komunikasi nyaris sempurna terkait menentukan siapa yang menjaga Alba dan Olmo.
Dengan demikian, ketika Pedri mendapatkan bola, kombinasi umpan atau operan di sisi lapangan yang biasa digunakan Spanyol tidak terjadi.
Efesien saat lawan Portugal
Itulah beberapa momen strategi bertahan yang diterapkan Maroko lawan Kroasia, Belgia, Kanada, dan Spanyol.
Strategi bertahan tanpa bola mereka telah teruji. Ini pula yang akan dihadapi Prancis dalam laga dini hari nanti.
"Maroko adalah tim yang bukan hanya memiliki pertahanan kuat, melainkan juga Tim yang sangat terorganisasi," kata pelatih Prancis, Didier Deschamps, dalam konferensi pers Selasa (13/12/2022) lalu.
Prancis tentu telah mewaspadai tim yang akan mereka hadapi ini. Les Bleus juga dapat melihat apa yang terjadi dengan Portugal.
Walid Regragui kerap menggunakan pola 4-1-4-1, dengan Sofyan Amrabat di posisi di depan empat bek.
Sofyan Amrabat sekaligus menjadi penghubung antara lini belakang dan tengah Maroko, dengan Amallah dan Ounahi di depannya.
Dalam mencegah terjadinya serangan balik Portugal, line pertahanan Maroko tetap berada di garis zona pertahanan.
Menurut total football analytics, Maroko bermain pintar dengan melalukan sejumlah tackling di luar pertahanan, di lini tengah saat lawan Portugal.
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya pelanggaran di jantung pertahanan yang bisa menyebabkan penalti.
Di sisi lain, dengan taktik tersebut, jika terjadi tendangan bebas untuk Portugal, jaraknya akan sangat jauh dari gawang Yassine Bounou.
Lawan Portugal, Maroko memenangkan 51,79 persen duel dan 61 persen intercept berbanding 21 intercept Portugal.
Dalam penguasaan bola, Maroko hanya 28,04 persen berbanding 71,96 persen Portugal.
Pada statistik ini, memperlihatkan bahwa unggul dalam penguasaan bola tidak menjamin akan menjadi pemenang.
Yang menarik, meski minim penguasaan bola, Maroko faktanya memiliki sejumlah peluang mencetak gol.
Ada dua hingga tiga kesempatan mencetak gol saat lawan Portugal. Bahkan terlepas dari sejumlah kesempatan itu, mereka mampu mencetak gol melalui tandukan En-Nesyri memanfaatkan assist Attiyat Allah.
Kesimpulannya, selain sangat terorganisir ketika tanpa bola (bertahan), sukses Maroko juga karena teknik dan kecepatan operan yang membuat mereka mampu mengalahkan Portugal.
Tantangan selanjutnya adalah menghentikan Prancis. Les Bleus memiliki pemain yang mematikan seperti Olivier Giroud dan Kylian Mbappe.
Bakal dilihat, apakah strategi seni bertahan ini masih bisa membawa Maroko ke final Piala Dunia 2022.
Berita Piala Dunia 2022 Lainnya
Piala Dunia 2022: Sekarang Pahlawan, 10 Tahun Lalu Julian Alvarez Minta Foto Bareng Lionel Messi
Dengan Para Ibu Berada di Sisi Pemain, Maroko Berani untuk Bermimpi Setinggi Langit
Piala Dunia 2022: Komentar Lionel Messi Usai Antar Argentina ke Final