- Aturan pembatasan alkohol di Qatar masih menjadi sorotan bagi beberapa fans sepak bola.
- Penggemar khawatir pembatasan tersebut malah dapat memicu fans mabuk.
- Alkohol sudah menjadi budaya bagi sebagian besar fans sepak bola.
SKOR.id - Piala Dunia pertama di negara Islam akan sangat menantang bagi para pendukung yang gemar minum minuman beralkohol. Perwakilan penggemar pun khawatir aturan pembatasan tersebut malah dapat memicu mabuk.
Ini adalah bagian dari budaya sepak bola bagi banyak penggemar di seluruh dunia. Beberapa minuman beralkohol sebelum kick-off dapat membantu menenangkan saraf dan menyatukan teman-teman.
Menenggelamkan kesedihan dengan bir setelah tim kesayangan menelan kekalahan, atau membuka sampanye setelah kemenangan besar merupakan kebiasaan yang lumrah di kalangan fans sepak bola.
Minuman beralkohol bakal tersedia untuk non-Muslim, terutama di hotel internasional, tetapi banyaknya penggemar yang datang dari seluruh dunia membuat aturan mengonsumsi bir akan dilonggarkan.
Merek bir Amerika, Budweiser, sponsor turnamen FIFA, akan tersedia dalam batas wajar di Stadion untuk pemegang tiket sebelum dan sesudah pertandingan, tetapi bir tidak dapat dibawa ke jalan-jalan.
Bir Budweiser juga akan tersedia di FIFA Fan Festival resmi di Al Bidda Park di pusat kota Doha pada malam hari.
Komite Tertinggi Qatar selaku penyelenggara turnamen mengatakan kepada DW: "Alkohol bukan bagian dari budaya Qatar melainkan keramahan, dan para penggemar yang ingin mengonsumsi alkohol selama Piala Dunia di Qatar akan dapat pelonggaran."
Qatar Welcomes You! ???? pic.twitter.com/5U0NVyVh6O— சேது (@Singa_Perumaal) November 8, 2022
Namun, semuanya akan sangat berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya. Jika biasanya banyak gerombolan penggemar yang berkumpul di alun-alun untuk minum alkohol sebelum pertandingan, kini hal itu mungkin akan sulit terlihat.
Di Qatar, datang ke Stadion lebih awal merupakan pilihan terbaik bagi para penggemar yang ingin menciptakan suasana serupa.
Namun, sesampainya di sana, hanya akan ada Budweiser serta berbagai minuman non-alkohol yang tersedia untuk dibeli, seperti: Coca-Cola.
Bailey Brown, Presiden Dewan Fans Independen Amerika Utara, khawatir para penggemar mungkin minum terlalu banyak melebihi jumlah yang sudah diatur di Stadion sebelum pertandingan dimulai.
"Bagaimana orang-orang akan minum setelah mengetahui bahwa mereka hanya punya waktu tiga jam sebelum pertandingan di zona ini? Saya pikir itu lebih mengkhawatirkan," katanya kepada DW.
"Saya merasa mungkin ada orang yang berpikir ini adalah tiga jam saya untuk minum bir, sehingga Anda mungkin benar-benar melihat orang-orang minum lebih banyak selama tiga jam tersebut," ujarnya.
Lalu Martha Gens, selaku anggota grup Pendukung Sepak Bola Eropa dan yang menjalankan asosiasi penggemar Portugal, juga mengkhawatirkan hal serupa.
"Menerima (alkohol) adalah bagian dari budaya (sepak bola). Efek sebenarnya kontraproduktif," katanya kepada DW.
"Semakin Anda mencoba menahan tindakan, pada akhirnya tindakan itu akan berbalik melawan Anda jika itu adalah bagian dari budaya atau jika orang dilarang melakukan sesuatu. Itu adalah bagian dari sifat manusia," tegasnya.
Hotel adalah pilihan teraman lainnya, tetapi harganya diperkirakan berada dalam kisaran 13-17 euro (sekitar Rp296 miliar), dengan kemungkinan beberapa diskon untuk happy hour di sore hari.
Beberapa penggemar Inggris yang doyan mabuk memiliki reputasi yang sangat buruk. Dan ini bisa menjadi masalah di Qatar.
The first men's football World Cup in an Islamic country will be particularly challenging for supporters who like to drink alcohol. Fan representatives fear Qatari restrictions could even fuel drunkenness.#Qatar2022 https://t.co/T37YAcec3x— DW Sports (@dw_sports) November 9, 2022
Baca Juga Berita Sepak Bola Dunia Lainnya:
PIala Dunia 2022: Ini Tim yang Sudah Mengumumkan Skuad Resmi
Piala Dunia 2022: Inggris Umumkan Skuad Resmi, Harry Maguire Dibawa ke Qatar