- Kampanye 2019-2020 jadi salah satu musim musim terburuk Barcelona
- Tidak hanya nihil gelar, Barcelona mengakhiri musim dengan menelan kekalahan paling memalukan sejak 1946.
- Malapetaka perempat final di Lisabon memperpanjang malam horor Barcelona dalam tiga tahun terakhir di Liga Champions.
SKOR.id - Kampanye 2019-2020 jadi salah satu musim terburuk Barcelona. Tidak hanya nihil gelar, salah satu klub terkaya di dunia ini juga mengakhiri musimnya dengan rasa malu.
Liga Champions yang seharusnya bisa menjadi ajang menyelamatkan musim mereka, justru menjadi arena pembantaian untuk Lionel Messi dan kawan-kawannya.
Memakai format baru satu leg akibat pandemi corona, Barcelona dihancurkan Bayern Munchen di perempat final yang digelar di Stadion Da Luz di Lisabon, Portugal, Jumat (14/8/2020).
Delapan gol bersarang di gawang Marc-Andre Ter Stegen, dan hanya dua gol balasan, itu pun satu gol berasal dari bunuh diri bek Die Rotten.
Di laga itu, Barcelona sama sekali tidak memperlihatkan kelasnya sebagai raksasa Spanyol dan juga pemegang lima kali juara Liga Champions.
Media Prancis, L'Equipe, bahkan memberi nilai Quique Setien dan pasukannya dengan angka 2,7 saja. Semua pemain Blaugrana bermain di bawah level, bahkan Messi yang biasa jadi juru selamat hanya mendapat nilai 3.
Angka 4 menjadi nilai tertinggi di skuat Barcelona, yang didapat Luis Suarez. Mereka kalah segalanya malam itu dari raksasa Jerman, Bayern Munchen.
Seperti sebuah bulldozer, Hansi Flick dan skuatnya melindas Barcelona tanpa ampun. Total 26 tembakan dilepaskan Munchen, 14 di antaranya mengarah ke gawang.
Sementara Barcelona hanya mampu melesakkan tujuh tembakan, lima di antaranya shoot on target.
Kritik, ejekan, kecaman, hingga analisis apa yang terjadi pun banyak bermunculan.
Namun, hal paling aneh tentang tersingkirnya Barcelona secara memalukan dari Liga Champions oleh kedashyatan Bayern Munchen, bukan kali pertama dialami Barcelona.
Bahkan, Jumat malam horor di Lisabon merupakan yang teranyar dalam tiga tahun kampanye di mana Barcelona mengakhiri perjalanannya di Eropa dengan aib.
Untuk menyegarkan ingatan suporter Barcelona tentang malam-malam horor Barcelona di panggung Eropa, berikut kisahnya:
10 April 2018: AS Roma 3-0 Barcelona
Satu kaki Barcelona dipastikan sudah berada di semifinal Liga Champions, itu setelah mereka meraih kemenangan 4-1 atas AS Roma di Camp Nou.
Barcelona pun melangkah ke Stadion Olimpico dengan kepercayaan diri tinggi untuk melakoni leg kedua.
Namun, kepercayaan diri tersebut berubah menjadi malapetaka karena Serigala Roma berhasil memperlihatkan kebuasannya di Olimpico.
Laga baru berjalan enam menit, striker bintang I Giallorossi, Edin Dzeko sukses menggetarkan gawang Ter Stegen.
Daniele de Rossi menambah tekanan pada tim tamu usai mencetak gol kedua Roma dari titik putih.
Malapetaka akhirnya benar-benar terjadi saat bek Roma, Kostas Manolas membukukan gol ketiga, delapan menit sebelum bubaran.
Barcelona pun tersingkir karena kalah agregat gol tandang.
7 Mei 2019: Liverpool 4-0 Barcelona
Pengalaman kolaps di Roma seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga Blaugrana untuk tidak berpuas diri ketika terbang ke Liverpool dengan mengantongi keunggulan tiga gol di leg pertama.
Mereka hanya satu langkah menuju final yang digelar di Wanda Metropolitano, stadion kebanggaan Atletico Madrid.
Tapi apa daya, pelajaran yang dipetik dari pengalaman pahit dengan cepat terlupakan ketika Barca kembali tertinggal gol cepat tuan rumah.
Divock Origi membuka keunggulan The Reds di menit ketujuh, setelahnya giliran Georginio Wijnaldum membukukan dua gol dalam tempo dua menit di babak kedua.
Penyerang Belgia itu memastikan tiket final Liverpool setelah sukses memanfaatkan tendangan sudut cerdas Trent Alexander-Arnold.
Barcelona pun menelan aib kedua beruntun di Liga Champions, terdepak setelah unggul besar lebih dulu.
14 Agustus 2020: Barcelona 2-8 Bayern Munchen
Inilah malam yang sulit dipercaya bagi seluruh pecinta sepak bola di dunia. Di ibu kota Portugal, di kandang Benfica, Barcelona, salah satu tim ikonik, dibuat sangat terhina.
Di luar performa luar biasa Bayern Munchen, Barcelona bermain seperti tim kemarin sore. Kurang dari setengah jam, mereka sudah tertinggal 1-4.
Tanda-tanda mereka akan dibantai habis-habisan sudah terlihat karena permainan amburadul yang dipertontonkan Gerard Pique dan teman-temannya.
Bayern Munchen tanpa kesulitan menerobos dan menguasai area penalti Barcelona. Mereka mempermainkan barisan pertahanan Barca, melepaskan tembakan, dan terus mencetak gol.
Di pinggir lapangan, raut wajah pelatih "medioker" Barcelona, Quique Setien memperlihatkan kengerian akan kemungkinan kehancuran timnya.
Terbukti, malam di Lisabon menjadi periode terkelam Barcelona sejak 1946, ketika mereka menelan kekalahan 0-8 dari Sevilla di 16 besar Copa del Rey.
Ikuti Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
William Saliba Diprediksi Bakal Jadi Virgil van Dijk versi Arsenalhttps://t.co/MjTlOwY24Y— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 15, 2020
Berita Barcelona lainnya:
Barcelona vs Bayern Munchen: Manuel Neuer Tanggapi 8 Gol yang Bobol Ter Stegen
5 Fakta Menarik Kekalahan Telak Barcelona Kontra Bayern Munchen