- CEO Persikad 1999 Handiyana Sihombing mempertanyakan kinerja Asprov PSSI Jabar.
- Surat protes Persikad yang ditujukan ke ketua Asprov Jabar malah dijawab oleh Komdis.
- Persikad 1999 hanya ingin menuntut keadilan pada Liga 3 Seri 2.
SKOR.id - Persikad 1999 menuntut keadilan pada Liga 3 Seri 2. Namun aksi tim berjuluk Serigala Margonda itu tak ditanggapi Asosiasi PSSI Provinsi (Asprov) Jawa Barat.
"Bukan Persikad tidak menerima kekalahan. Kami hanya ingin menegakan keadilan dalam sepak bola. Ini ada apa di Asprov?," kata Handiyana Sihombing, CEO Persikad 1999.
Handiyana Sihombing mempertanyakan kinerja Asprov PSSI Jabar. Dia bingung surat yang ditujukan kepada Ketua Asprov Jabar Tommy Apriantono pada 27 September 2022, dibalas oleh Komisi Disiplin.
"Asprov PSSI Jabar tidak becus. Kenapa? Karena surat kami yang balas Komdis, padahal kami bersurat kepada Asprov Jabar. Ketua Asprov Jabar patut dipertanyakan kinerjanya," ungkap Handiyana.
"Kesimpulannya, aksi kami tidak ditanggapi oleh Asprov Jabar," tambahnya.
Seperti diketahui Persikad 1999 bersurat kepada Ketua Asprov PSSI Jabar pada 27 September 2022.
Dalam surat tersebut Persikad menyampaikan pengaduan sekaligus protes terkait keberadaan wasit yang memimpin laga 8 besar antara Persikad 1999 dengan Al Jabbar FC.
"Kami mempertanyakan keputusan panitia yang kembali menugaskan wasit Sepri Wadi pada laga Persikad 1999 secara beruntun di babak 16 besar dan 8 besar," kata manajer tim Persikad 1999 Cahyo Budiman.
"Apa urgensinya wasit yang sama memimpin pertandingan tim kami secara berturut-turut. Kan masih banyak wasit lain. Ini ada apa?," cetus Cahyo.
Surat Pesikad akhirnya direspon pada 1 Oktober 2022. Tapi anehnya yang menjawab bukan Ketua Asprov Jabar, tapi Komite Disiplin (Komdis).
Surat yang ditandatangani Ketua Komdis Andi Kusumah, disebutkan keputusan wasit bersifat final, sehingga apapun yang telah diputuskan oleh wasit dalam pertandingan tidak bisa diubah.
Terkait penugasan wasit Sepri Wadi yang berturut-turut dalam pertandingan Persikad di babak 16 dan 8 besar, sepenuhnya menjadi kewenangan Komite Wasit dan manager yang membidangi penugasan pertandingan.
Jawaban tersebut tentu membuat Persikad kecewa. Manajemen Tim Serigala Margonda selanjutnya akan bersurat ke PSSI dan FIFA.
"Kami berencana melakukan aksi ke PSSI. Terkait waktu mungkin setelah 7 Oktober karena sepak bola Indonesia masih berduka seiring tragedi Kanjuruhan," ungkap Cahyo.*
Baca Juga Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
Menpora Pastikan TGIPF Bekerja Profesional dan Transparan Usut Tragedi Kanjuruhan