- Pep Guardiola memberikan penilaian mengapa Manchester City kini ada di posisi kedua klasemen sementara.
- Pep Guardiola menilai kini pemainnya tidak memiliki rasa lapar yang sama dibandingkan musim-musim sebelumnya.
- Pep belajar menghadapi situasi ini dari mantan pelatihnya saat di Barcelona, Johan Cruyff.
SKOR.id - Pelatih Manchester City, Josep Guardiola, menilai apa yang terjadi dengan timnya saat ini terkait posisi mereka di klasemen sementara Liga Inggris, bukanlah hal yang mengejutkan.
Dalam Liga Inggris 2022-2023 yang masih berjalan ini, Manchester City masih berada di posisi kedua klasemen sementara.
Menurut Pep Guardiola, situasi ini pun pernah dialaminya ketika dirinya masih bermain. Tapi, dia akan mencoba untuk mengatasinya karena dia pun belajar dari pelatihnya ketika masih bermain di Barcelona, Johan Cruyff.
"Saya pernah memenangkan empat gelar Liga Spanyol secara beruntun ketika saya masih sebagai pemain," kata Pep Guardiola, hari ini, dalam konferensi pers untuk laga lawan Tottenham Hotspur yang digelar Minggu (5/2/2023) malam.
"Tapi, untuk upaya yang kelima tidaklah sama. Begitu juga upaya yang keenam, saya tidak lagi sama," kata Pep Guardiola, dalam konferensi pers je
Menurut Pep Guardiola, perbedaan yang disadarinya saat itu adalah dirinya tidak cukup memiliki semangat yang sama.
"Saya tidak cukup lapar akan gelar. Kaviar. (Real) Madrid mengalahkan saya. Yang kelima dan yang keenam," kata Josep Guardiola, mencoba mengingat.
Saat masih bermain di Barcelona, Josep Guardiola memang pernah membawa Blaugrana meraih empat gelar Liga Spanyol secara beruntun, termasuk bersama pelatihnya saat itu, Johan Cruyff.
Barcelona juara Liga Spanyol 1990-1991, 1991-1992, 1992-1993, dan 1993-1994. Tapi, mereka kemudian gagal di upcaya yang kelima kalinya.
Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan Manchester City selama di bawah kepelatihan Josep Guardiola.
Pep, membawa The Citizens juara Liga Inggris pada 2017-2018, 2018-2019, 2020-2021, dan 2021-2022.
Kini, dia akan mencoba untuk meraih gelar yang kelima bagi The Citizens. Hanya, situasinya dan tantangannya berbeda. Bukan hanya karena rival melainkan karena mentalitas pemainnya.
"Saya mengerti para pemain. Tapi, saya di sini untuk membantu mereka. Antara sukses dan kegagalan itu sangat tipis perbedaannya."
Pep mengaku dirinya belajar menghadapi situasi ini dari sosok mendiang Johan Cruyff ketika keduanya masih bersama di Barcelona.
"Johan Cruyff memilik begitu banyak kemampuan yang luar biasa salah satunya adalah bahwa dia tahu bagaimana Anda bisa jatuh, sebelum itu benar-benar terjadi," kata Pep.
"Itulah mengapa dia disebut sebagai seorang yang genius. Dia akan mengatakan kepada kami (pemain), 'Ini akan terjadi'. Kebetulan atau tidak, apa yang dikatakannya selalu benar," kata Pep lagi.
Pep barharap, semua pemainnya membangkitkan lagi rasa lapar akan gelar tersebut sebelum mereka benar-benar akhirnya menyesal karena mengalami kegagalan.
Berita Liga Inggris Lainnya
Kawan dan Lawan Sambut Kembalinya Jadon Sancho, Manchester United Makin Kuat
Aktivitas Transfer Chelsea Jor-Joran, Pep Guardiola dan Jurgen Klopp Heran