- Omzet penjualan toko PSIS Semarang turun hingga 95 persen sejak Liga 1 2020 dihentikan akibat wabah virus corona.
- PSIS Semarang memaklumi turunnya omzet karena kondisi ekonomi sedang sulit, termasuk klub.
- Banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar termasuk fan PSIS Semarang, sehingga tak bisa membeli merchandise klub.
SKOR.id - Penjualan merchandise di toko PSIS Semarang mengalami penurunan hingga 95 persen akibat pandemi virus Corona.
Salah satu sebab menurunnya omset toko diyakini karena mereka tak dapat melakukan penjualan secara fisik dan hanya bisa melalui online.
Padahal, para fan PSIS Semarang selama ini lebih suka membeli barang secara offline daripada online.
Berita PSIS Lainnya: Pelatih PSIS Semarang Beberkan Kondisi Liga 1 2020 ke Media Serbia
Ditambah dengan situasi ekonomi yang diliputi ketidakpastian seperti sekarang ini, daya beli fan Mahesa Jenar juga mengalami penurunan karena pendapatan yang berkurang.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, pun pasrah dengan situasi tersebut karena kondisi ekonomi di Indonesia saat ini sedang lesu.
"Mau cari gebrakan seperti apa lagi untuk menaikkan penjualan, sekarang toko sudah tidak boleh dibuka," kata Yoyok Sukawi.
"Hanya untuk sistem penjualan kami maksimalkan di online, dan pendapatannya pun hanya sekitar lima persen dari hari biasa," tambahnya.
Lelaki yang juga menjabat sebagai anggote Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu pun memaklumi turunnya pendapatan yang dimiliki oleh klubnya di tengah situasi pandemi saat ini.
Ia pun memahami bahwa para fan PSIS saat ini sudah tidak memikirkan untuk membeli merchandise klub karena keadaan semua orang sedang sulit.
Baca Juga: Petinggi PSIS Semarang Gelontorkan Uang Pribadi untuk Operasional Tim
"Semua harus memaklumi bahwa saat ini yang terpenting adalah tetap sehat dan kebutuhan hidupnya tercukupi," kata Yoyok.
Meski demikian, manajemen PSIS Semarang sebelumnya berkomitmen untuk tetap penuhi kebutuhan dasar pemain jika Liga 1 2020 benar-benar dihentikan total.