- Utah Jazz pernah membangun sebuah galeri lukisan untuk memamerkan karya seni lukis pemainnya, Jeremy Evans.
- Karya Jeremy Evans di antaranya lukisan raper Tupac Shakur, bangunan kuil, Michael Jordan, Marilyn Monroe, dan lain-lain.
- Jeremy Evans masih saling kontak hampir tiap hari dengan salah satu profesor seninya di tempat kuliahnya dulu.
SKOR.id – Atlet yang memiliki talenta dalam bidang seni lukis tentunya jarang ditemukan. Salah satu atlet yang memiliki kemampuan langka ini adalah pebasket Jeremy Evans.
Hingga saat ini Jeremy Evans masih aktif bermain dan memperkuat klub basket profesional Prancis, Paris Basketball.
Namun, sekitar satu dekade lalu, pebasket 35 tahun ini merupakan salah satu pemain yang diperhitungkan dalam kompetisi NBA.
Terutama ketika Jeremy Evans bermain untuk Utah Jazz, klub yang membesarkannya, antara tahun 2010-2015.
Dalam masa keemasannya itu, Jeremy Evans pernah memenangkan trofi NBA Slam Dunk Contest 2012.
Bakat seni Jeremy Evans mulai ia perlihatkan pada NBA musim 2013, juga dalam kontes slam dunk yang sama.
Tepatnya pada 16 Februari 2013, sang power forward itu berpartisipasi kembali dalam kontes slam dunk bergengsi tersebut.
Yang menarik, dalam salah satu dunk-nya, ia melompati lukisan dirinya yang sedang melakukan dunk, yang ia lukis sendiri.
Apa daya, meskipun slam dunk yang dilakukannya jadi lebih menantang karena tingkat kesulitan artistik yang ekstra, Evans tidak dinobatkan sebagai juara.
Evans gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah dari Terrence Ross. Namun demikian, tidak banyak yang menyadari bahwa lukisan itu adalah hasil karya Evans sendiri.
Dia bahkan melukisnya sebelum kontes slam dunk dan mampu mendapatkan detail akhir, seperti warna bola basket.
Mulai saat itulah buah karya Evans mendapatkan apresiasi dari klubnya. Setahun kemudian, Utah Jazz membangun sebuah galeri lukisan untuk memamerkan karya Evans.
Berbagai lukisannya dipajang di EnergySolutions Arena. Dengan bantuan Utah Jazz, Evans mengubah bagian dari arena tersebut menjadi galeri seni pribadi.
“Saya senang, supaya semua orang bisa melihatnya,” kata Evans sebelum pameran lukisan informalnya dibuka, namun tidak bisa ia hadiri karena kesibukannya bersama Utah Jazz.
“Mudah-mudahan dari sini, saya bisa melakukan beberapa pekerjaan untuk orang lain.”
Berbagai karya lukisannya yang telah dia berikan sentuhan akhir termasuk koleksi yang mengesankan dan beragam.
Lukisan-lukisan itu berkisar dari musisi rap Tupac hingga bangunan kuil (menarik ditempatkan bersebelahan).
Ada pula lukisan legenda basket Michael Jordan hingga artis Marilyn Monroe, lukisan potret dirinya dengan headphone, hingga lukisan istrinya yang dibuat dengan indah.
Tidak ketinggalan mahakarya singa dan harimau, yang membangkitkan kenangan lucu yang dialami Evans dengan rekan setimnya, Gordon Hayward.
“Saya selalu menyukai singa karena dia adalah raja hutan. Tapi Hayward tidak setuju. Dia mencintai harimau," kata Evans.
“Dia seperti berkata, 'jika mereka berkelahi, harimau akan menang. Tidak diragukan lagi teman mana yang akan memenangkan pertarungan seni."
Sebaliknya, Hayward sendiri tidak segan memuji karya lukisan rekan setimnya itu. “Dia sangat berbakat,” kata Hayward.
"Saya suka menantangnya dan membuatnya bersemangat dan berkata, 'Kamu tidak bisa melakukan ini atau itu.'"
"Dan dia menjadi gusar dan kemudian melakukannya dan kemudian saya bisa melihat karya seni yang keren," Hayward menuturkan. Lukisan harimau Evans adalah salah satu favoritnya.
Hayward juga mengaku kagum dengan bagaimana Evans menggambar pria mirip Trey Burke di iPad-nya saat berada di pesawat tim yang kembali dari Oakland.
Dia juga pernah menghabiskan waktu di Macaroni Grill dengan hasil lukisan memukau di atas taplak meja.
“Kami pergi makan malam dan dia menggambar saya, karikatur dengan krayon. Itu cukup untuk menggambarkan suasana makan malam, dengan orat-oret krayon,” kata Hayward.
“Dia lucu, Bung. Dia punya bakat hanya untuk melakukan itu. Saya tidak tahu bagaimana dia hanya melihatnya dan menggambarnya. Ini gila."
Evans mengaku sudah tertarik dan mencoba melukis sejak dia berusia sekitar 4 tahun, dan dia rupanya terus menyempurnakan bakatnya tersebut.
Seperti keterampilan bola basketnya, keterampilan seni pebasket berpostur 2,06 meter ini melesat ke level berikutnya selama masa kuliahnya di Western Kentucky.
Bahkan, Evans kabarnya hingga kini masih berhubungan hampir tiap hari dengan salah satu profesor seninya.
Sekarang Evans dapat dengan mahir menggunakan pensil, kuas, dan cat untuk membuat detail yang indah.
Seperti tindik hidung yang berkilau di lukisan Tupac Shakur miliknya yang juga memukau rekan satu timnya di Utah Jazz saat itu, Alec Burks.
“Itu luar biasa,” kata Burks. "Itu (lukisan Jeremy Evans) mungkin karya terbaik yang pernah kulihat dia lakukan."
Evans, yang baru-baru ini membantu membuat mural komunitas dengan pemuda Utah di The Road Home, sangat bangga dengan lukisan istrinya, Korrie.
Tapi di sisi lain, ia kurang senang dengan lukisan yang ia buat beberapa tahun lalu tentang pelatih NBA pertamanya, Jerry Sloan.
Meski begitu, dia mendapat tanda tangan Hall of Fame yang menurutnya sangat mengejutkan. "Saya masih memiliki foto (Sloan)," kata Evans.
Namun, pemain yang juga pernah membela Dallas Mavericks dan Atlanta Hawks itu mengaku tidak punya banyak waktu untuk mempelajari proyek seni yang rumit.
"Saya hanya bersenang-senang melakukannya," kata Evans. Ia tersenyum ketika ditanya apakah merasa lebih baik di lapangan basket atau melukis di kanvas.
“Oh, itu cukup sulit karena saya masih merasa masih harus banyak berkembang di kedua area tersebut,” katanya.
“Saya merasa bisa menjadi hebat dalam keduanya dan saya tidak akan berhenti sampai saya mencapainya.”
Sedangkan rekannya, Hayward, mengaku ragu Evans akan bisa serius dalam menekuni bidang seni lukis.
“Dia sudah di NBA. Itulah level tertinggi yang bisa Anda capai dalam bola basket. Saya harus mengatakan itu," kata Hayward. “Tapi jiwa seninya cukup bagus juga.”