- Para pemain basket IBL tidak mau kalah dalam menyuarakan gerakan anti-rasialisme menyusul kasus kematian George Floyd.
- Menurut bintang Louvre Surabaya, Daniel Wenas, pembedaan warna kulit adalah hal yang tak dapat dibenarkan.
- Sedangkan Yerikho Tuasela (Pacific Caesar Surabaya) menyebut seharusnya tidak ada orang yang membenci satu sama lain karena warna kulitnya.
SKOR.id – Meninggalnya warga Afro-Amerika, George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat yang terjadi 25 Mei 2020 lalu telah menyita perhatian dunia.
Pasalnya, kasus kematian George Floyd diduga melibatkan unsur diskriminasi rasial lewat aksi kekerasan yang dilakukan oleh anggota kepolisian Minneapolis, Derek Chauvin.
Tragedi yang dialami oleh George Floyd ini pun menjadi perhatian dunia, tak terkecuali bagi para pebasket yang berlaga pada ajang Indonesian Basketball League (IBL).
Baca Juga: IBL Susun Protokol Kesehatan sebagai Persiapan Memasuki New Normal
Bagi mereka, aksi kekerasan berujung kematian yang menimpa George Floyd sudah sangat keterlaluan. Apalagi, pembedaan warna kulit memang kerap terlihat di “Negeri Paman Sam”.
Bintang Louvre Surabaya, Daniel Wenas, merasa pembedaan warna kulit adalah suatu tindakan yang tak bisa dibenarkan. Sebab, pada hakikatnya, manusia dilahirkan sama.
“Kami lahir setara dan memiliki warna darah yang sama. Semuanya merah. Jadi, kekerasan atas dasar rasialisme jelas tak perlu terjadi,” Daniel Wenas mengungkapkan.
Pendapat Daniel Wenas itu diamini oleh pemain andalan Pacific Caesar Surabaya, Yerikho Tuasela.
Menurut Yerikho Tuasela, seharusnya tidak ada orang yang membenci satu sama lain karena warna kulit, latar belakang, maupun agamanya.
Orang bisa membenci jika mereka tahu caranya membenci. Namun, mereka juga bisa diajarkan cinta karena cinta pada dasarnya datang dari hati masing-masing.
“Sifat rasialis bisa timbul karena salah persepsi. Yang jelas, saya yakin tidak ada orang yang membenci orang lain karena warna kulitnya,” Yerikho menuturkan.
Apa yang menimpa George Floyd di Minneapolis telah membuat kampanye anti-rasialisme makin kencang bergaung di seluruh dunia.
Atlet-atlet asal Amerika Serikat banyak yang menempatkan diri di garda terdepan dalam menentang tindakan Derek Chauvin.
Bahkan, para pemain Golden State Warriors turun ke jalan bersama masa di Oakland, California.
Sedangkan megabintang LeBron James terus berbicara di media untuk meng-counter suara-suara yang seolah mencibir gerakan anti-rasialisme yang tengah diperjuangkan.
Baca Juga: Istri Cela Demo George Floyd, Pemain LA Galaxy dalam Masalah
Sementara itu, aksi demonstrasi anti-rasialisme hingga saat ini masih terus terjadi di banyak wilayah Amerika Serikat.
Sayang, aksi unjuk rasa ini juga dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab yang memicu kericuhan dan penjarahan. Alhasil, aturan jam malam dilakukan di sejumlah wilayah.