- Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic, tak sepenuhnya melarang pemainnya mengikuti laga antarkampung atau tarkam.
- Menurut Dragan Djukanovic, kebutuhan ekonomi mendesak pemain PSIS Semarang untuk ikuti pertandingan tarkam.
- Namun demikian, Dragan Djukanovic mengingatkan pemain PSIS Semarang untuk berhati-hati apabila ikuti tarkam.
SKOR.id – Pertandingan antarkampung atau tarkam menjadi salah satu pelarian pesepak bola profesional di tengah terhentinya kompetisi saat ini.
Akibat vakumnya kompetisi profesional, yang disertai dengan pemotongan gaji, para pemain harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Alasan lain yang juga mendorong pesepak bola profesional turun ke gelanggang ini ialah merasakan atmosfer pertandingan yang telah hilang sejak pandemi Covid-19.
Akan tetapi, pertandingan tarkam, atau yang juga biasa disebut tarikan kampung, bukan tanpa risiko. Ada bahaya yang senantiasi mengintai.
Sebab, pertandingan biasanya digelar di lapangan yang kondisnya kurang ideal. Situasi semacam ini tentu rentan membuat pemain cedera.
Kondisi semacam ini diperparah dengan penanganan medis yang kurang profesional ketika pemain menderita cedera.
Berbagai risiko semacam itu membuat banyak pelatih maupun manajemen tim melarang keras pemainnya untuk ikut bermain tarkam.
Namun demikian, pelatih PSIS, Dragan Djukanovic, punya pandangan berbeda. Meski mewanti-wanti, Djukanovic tak sepenuhnya melarang.
Sebab, Djukanovic menyadari betul bahwa anak asuhnya saat ini tengah diimpit kebutuhan ekonomi karena adanya regulasi pemotongan gaji.
“Terkait keuangan, situasinya memang sulit di tengah kompetisi yang vakum seperti saat ini,” ujar Dragan Djukanovic, Selasa (14/11/2020).
“Jadi, sulit kalau harus memberitahu pemain untuk tidak ikut tarkam,” pelatih yang awalnya ditempatkan PSIS sebagai Direktur Teknik ini.
Kesadaran itu mendorong Djukanovic untuk memberi kelonggaran bagi pemain Laskar Mahesa Jenar, sebuatan PSIS, yang ingin mengikuti tarkam.
Namun demikian, lagi-lagi pelatih asal Serbia itu mengingatkan anak asuhnya untuk tetap berhati-hati apabila nekat mengikuti tarkam.
“Bukan kecemasan, tetapi mereka juga butuh hidup karena memiliki keluarga. Paling tidak, pemain harus tetap berhati-hati saat mengikuti tarkam,” katanya.
Sementara itu, toleransi serupa juga diberikan manajemen PSIS kepada pemain yang ingin ikut tarkam. Asal, pemain senantiasa menjaga diri.
General Manager PSIS, Wahyu Winarto, menyadari bahwa pemain harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan membiasakan diri dengan pertandingan.
Meski, sebetulnya ada larangan, tetapi lelaki yang akrab disapa Liluk itu mengizinkan pemainnya karena situasi yang mendesak.
“Sebenarnya, manajemen sudah bersikap tegas. Hanya karena kondisi force majeure ini, kami ada toleransi,” ucap Wahyu.
“Mungkin, pemain juga butuh pemasukan di tengah kondisi seperti sekarang ini,” Wahyu Winanto memungkasi penjelasannya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Baca Juga Berita PSIS Lainnya:
Bos PSIS Semarang Ajak Seluruh Klub Petik Hikmah dari Penundaan Liga 1 2020
Yoyok Sukawi Minta Tiga Pemain PSIS Gaspol di Timnas U-19 Indonesia