- Melalui Podcast Unknown Battleground yang dirilis pada Kamis (22/9/2022) justru pelatih AE Limax membongkar kelemahan dari setiap pemainnya.
- Defiand membongkar satu per satu kelemahan pemainnya, mulai dari Potato yang dinilai mempunyai jiwa korsa yang tinggi sehingga rela berkorban untuk rekan-rekannya.
- Selanjutnya giliran Ponbit dan Fanatic yang disebutkan Defiand sebagai rekrutan baru yang mempunyai efek besar ke dalam tim, tetapi kelemahan dari Ponbit adalah terlalu agresif di awal game dan kelemahan Fanatic adalah kurangnya kreatifitas serta pengalaman.
SKOR.id - Alter Ego Limax dalam dua musim terakhir ini kembali menjelma sebagai salah satu tim PUBG Mobile terkuat di Indonesia.
Hal tersebut sudah dibuktikan dengan penampilan stabil mereka dalam beberapa turnamen terakhir, meskipun gagal menjadi juara di PMPL Indonesia 2022 Fall lalu.
Alter Ego Limax tetap masih membuktikan sebagai salah satu tim yang kuat dengan mengamankan PMGC poin terbanyak yang akhirnya membuat mereka mendapatkan slot langsung menuju Grand Final PMGC 2022.
Melalui Podcast Unknown Battleground yang dirilis pada Kamis (22/9/2022) justru sang pelatih membongkar kelemahan dari setiap pemainnya.
Deni "Defiand" Fiandi membeberkan beberapa kekurangan dari para pemain yang dilatihnya di Alter Ego Limax.
Defiand membongkar satu per satu kelemahan pemainnya, mulai dari Potato yang dinilai mempunyai jiwa korsa yang tinggi sehingga rela berkorban untuk rekan-rekannya.
"Potato itu jiwa korsa terlalu tinggi, jadi dia itu terlalu baik untuk timnya, gak apa-apa aku mati yang penting temenku hidup. Padahal kalau dia fokus dia bisa bagus banget," ujar Defiand.
Selanjutnya giliran Ponbit dan Fanatic yang disebutkan Defiand sebagai rekrutan baru yang mempunyai efek besar ke dalam tim, tetapi kelemahan dari Ponbit adalah terlalu agresif di awal game dan kelemahan Fanatic adalah kurangnya kreatifitas serta pengalaman.
"Ponbit itu kalau di awal suka over agresif. Kalau Fanatic itu kurang kreatif dikit aja, mungkin kurang pengalaman wajar lah, tapi dari mekanik aman," ungkap Defiand.
Kemudian selanjutnya SuperUna yang disebut Defiand memiliki kekurangan dalam penempatan posisi sehingga rentan terculik lawan.
"SuperUna itu adaptif ya, awal-awal suka cari info. Tapi yang suka kurang jaga badan aja jadi misposisi, terlalu ingin berkontribusi gitu kadang-kadang," kata sang pelatih.
Dan penutupnya, Defiand juga mengungkap kelemahan dari Renalre yaitu terlalu suka memberikan cover rekannya sehingga suka terlambat datang ketika tim akan melakukan push.
"Awal-awal itu dia terlalu suka cover di belakang, jadi aku bilang kalau belakang udah kosong beraniin aja bantu ke depan. Atau kalau kita lagi mau ngepush dia suka telat gitu," pungkasnya.
Terlepas dari segala kelemahan tersebut nampaknya Defiand perlahan juga mampu menambalnya dengan baik.
Dimana hal ini sudah terbukti Alter Ego Limax kini menjadi salah satu tim yang patut diwaspadai dalam dua event mendatang yaitu PMPL SEA Championship Fall 2022 dan PMGC 2022.
Berita PUBG Mobile lainnya:
Pelatih Alter Ego Limax Bersyukur Timnya Dapatkan Slot Grand Final PMGC 2022
Format, Prize Pool, Jadwal dan Daftar Tim Grand Finals PMVB Season 2