- Liverpool berhasil mengakhiri puasa gelar Liga Inggris selama 30 tahun.
- Sebelumnya, Liverpool pernah hampir juara dalam dua kesempatan.
- Dua kali pula Liverpool gagal memanfaatkan kesempatan tersebut.
SKOR.id - Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik Liverpool usai merengkuh gelar juara Liga Inggris musim ini.
Liverpool resmi mengakhiri paceklik gelar Liga Inggris yang sudah berjalan tiga dekade usai menjadi juara musim ini.
Tak tanggung-tanggung, skuad asuhan Jurgen Klopp juara dengan delapan laga tersisa, sebuah rekor tersendiri di Premier League.
Sebagai salah satu tim terbesar di tanah Britania, hal yang aneh sebenarnya melihat Liverpool bisa puasa gelar begitu lama.
Apa yang terjadi pada musim ini juga bisa dibilang memperlihatkan mengapa Liverpool bisa menjadi demikian.
Musim ini, Liverpool tampil trengginas pada 27 pekan awal dengan menang 26 kali, imbang sekali, dan unggul jauh atas rival-rivalnya.
Keadaan kemudian berubah sejak pekan ke-28, dalam sembilan laga, Liverpool hanya menang empat kali, imbang dua kali, dan kalah tiga kali.
Artinya, The Reds meraih 18 poin dalam sembilan laga, atau dua poin per laga.
Jika statistik ini diterapkan untuk semusim, Liverpool akan ada di peringkat kedua di bawah Manchester City pada pekan ke-36 saat ini.
Hal serupa pernah terjadi sebelumnya, hal yang mungkin membuat Liverpool juga gagal juara, tepatnya pada musim 2013-2014.
Liverpool juga sempat hampir juara Premier League pada musim 2008-2009, meski dengan masalah yang berbeda.
Terpeleset dan Hasil Imbang
Dilatih Brendan Rodgers, Liverpool tampil luar biasa dengan memanfaatkan ketajaman Luis Suarez, Daniel Sturridge, dan Raheem Sterling musim 2013-2014.
Liverpool tampak akan jadi juara setelah mengalahkan Manchester City pada pekan ke-34 dan memimpin klasemen sementara.
Akan tetapi, semua ingat bagaimana Steven Gerrard terpeleset saat kontra Chelsea dan membuat The Reds kalah 0-2.
Liverpool kemudian harus bermain imbang 3-3 lawan Crystal Palace pada pekan berikutnya, hingga gelar juara harus lepas dari genggaman.
Hal ini seperti jadi pelajaran tersendiri bagi Liverpool, memang bahwa mereka harus memastikan juara sedini mungkin.
Karena sama seperti musim ini saat jadi juara, performa akhir musim mereka bisa dibilang tak bisa dijadikan andalan.
Hal berbeda sebenarnya terjadi pada musim 2008-2009 saat menempati posisi kedua, empat angka di belakang sang juara Manchester United.
Semua hal dilakukan skuad asuhan Rafael Benitez dengan benar. Liverpool menang dua kali atas Man United, serta punya hasil akhir musim luar biasa: 10 kemenangan dan satu imbang dalam 11 laga terakhir.
Mereka hanya kalah dua kali sepanjang musim, dari Middlesbrough dan Tottenham Hotspur.
Hal yang membuat Liverpool kemudian gagal juara adalah banyaknya hasil imbang yang diraih, 11 kali sepanjang musim.
Artinya, Liverpool yang sempat jadi pemuncak klasemen pada pertengahan musim itu harus kehilangan 22 angka dari ketidakmampuan mereka menemukan gol kemenangan.
Dua musim itu bisa jadi pelajaran bagi Liverpool jika ingin mempertahankan gelar juara Liga Inggris musim depan.
Liverpool harus juara sedini mungkin agar tak terpengaruh hasil buruk akhir musim, atau menghindari banyak hasil imbang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Mereka yang Menentang Bursa Transfer dalam Sepak Bolahttps://t.co/XeABFzKjHN— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 16, 2020
Berita Liverpool Lainnya:
Alisson Mengaku Jadi Penyebab Kekalahan Liverpool dari Arsenal
Liverpool setelah Kalah dari Arsenal: Klopp Tersungkur, 1 Rekor Juara Luntur