- Didier Drogba mengumumkan pencalonan dirinya untuk menjadi presiden Federasi Sepak Bola Pantai Gading (FIF) pada hari Minggu (2/8/2020).
- Mantan striker Chelsea itu akan bersaing dengan empat kandidat lainnya dalam agenda pemilihan presiden FIF pada 5 September mendatang.
- Sebelumnya, Didier Drogba juga dianugerahi gelar warga kehormatan kota Baouke atas dedikasinya menjaga perdamaian negara.
SKOR.id – Didier Drogba mengutip pemikiran dari mantan presiden pertama Pantai Gading, mendiang Felix Houphouet-Boigny, saat menyampaikan terima kasihnya kepada para pendukungnya.
Hari Minggu (2/8/2020), Didier Drogba, 42, secara resmi mengumumkan pencalonan dirinya untuk menjadi presiden Federasi Sepak Bola Pantai Gading (FIF) periode akan datang.
Sehari sebelumnya, Sabtu (1/8/2020), kerumunan besar penggemarnya mengiringi langkah Didier Drogba saat menyerahkan berkas pribadinya ke markas FIF di Treichville, Abidjan.
Setelah itulah, Drogba menuliskan kutipan Houphouet-Boigny di Facebook, "Seorang laki-laki memiliki tiga hakim: Tuhan, kesadaran diri, dan orang-orang yang mendukungnya."
“Dan, terima kasih atas dukungan Anda semua,” Drogba mengakhiri kutipannya itu untuk mengapresiasi para penggemar yang memberinya dukungan pada hari Sabtu.
Ke depannya legenda Chelsea itu akan bersaing dengan empat kandidat lain dalam agenda pemilihan yang akan berlangsung pada 5 September mendatang.
Drogba berharap prestasinya bersama Chelsea dan The Elephants – julukan timnas Pantai Gading – di level internasional akan membantunya terpilih.
Hari Sabtu itu, jalan-jalan di sekitar markas FIF dipenuhi penggemar yang ingin melihat idola mereka, membawa spanduk, serta mengenakan T-shirt bergambar wajah Drogba.
Sayang, terlepas dari popularitasnya itu, Drogba masih membutuhkan dukungan dari tiga di antara 14 klub Ligue 1 dan dua dari divisi bawah.
Menurut Reuters, pemain terbaik Afrika dua kali itu juga harus memiliki dukungan satu dari lima kelompok profesi: pelatih, dokter, pemain aktif dan mantan pemain, serta wasit.
Yang paling mengejutkan, pencalonan Drogba ini justru tidak mendapatkan dukungan dari Asosiasi Pesepak Bola Pantai Gading.
Sepak Bola Penyatu Bangsa
Dalam pernyataannya, Didier Drogba menyebutkan bahwa sepak bola merupakan olahraga bagi semua orang dan mampu menyatukan orang-orang.
Masalahnya, Drogba mengaku tergerak untuk bertindak setelah melihat organisasi sepak bola di negaranya tidak berjalan dengan baik. Ia memilih istilah buruk.
“Dan itulah sebabnya, bersama tim saya, kami berkomitmen untuk berkontribusi pada upaya kelahiran kembali sepak bola Pantai Gading di level internasional.”
"Jika tujuan saya tidak terdorong oleh keinginan berkontribusi pada pengembangan sepak bola di negara ini, jika Tuhan tidak ada dalam pencalonan ini, sulit bagi saya berdiri di depan Anda hari ini."
Drogba mewakili Pantai Gading antara 2002 dan 2014, bermain di lima Piala Afrika, tiga Piala Dunia. dan menjadi pencetak gol terbanyak di timnas: 65 gol dari 105 pertandingan.
Statistik itu pula menjadikan Drogba pemain ketiga yang paling banyak memperkuat timnas Pantai Gading sepanjang masa setelah Didier Zokora (123) dan Kolo Toure (120).
Warga Kehormatan
Yang jelas, dukungan 100 persen pasti didapatkan Didier Drogba dari masyarakat Bouake, kota kedua terbesar di Pantai Gading, yang berpenghuni 530 ribu jiwa.
Karena awal Juli lalu, Didier Drogba dinobatkan sebagai warga kehormatan kota tersebut.
Walikota Bouake, Nicolas Djibo, mengungkapkan alasan pemberian penghargaan itu dipicu oleh komitmen Drogba dalam menjaga kedamaian di negara mereka.
Djibo mengenang aksi Drogba dan pemain Pantai Gading yang berlutut setelah memenangi laga kualifikasi terakhir yang memastikan mereka lolos ke Piala Dunia 2006.
Sukses itu menandai partisipasi pertama Pantai Gading di Piala Dunia, tapi aksi berlutut itu telah menyelamatkan negara Afrika Barat itu dari perpecahan akibat perang saudara.
Di tengah-tengah krisis militer-politik, Drogba kembali ke Bouake pada 2007, yang ketika itu dikendalikan oleh New Forces, untuk mempersembahkan trofi Balon Emas Afrika-nya.
"Ini adalah kenangan tidak terlupakan dalam hidup saya sebagai seorang pria karena kami mencari kedamaian dalam komunitas kami," kata Drogba soal gelar kehormatan itu.
Di hari yang sama, mantan kapten Pantai Gading itu diangkat sebagai salah satu pemimpin tradisional Baoule oleh kepala suku komunitas tersebut.
Didier Drogba pun dibaptis dengan nama baru: Nanan Koua Dally, atau adik lelaki Nanan Koua Gbeke, peletak dasar terbentuknya wilayah Bouake dan Gbekero.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Aep Dadang Sulit Dilepaskan dari Motocrosshttps://t.co/b61TL1q6WK— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 3, 2020
Berita Entertainment Lainnya:
Siasat Bek Persita Memajukan Bisnis di Tengah Menggeliatnya Kedai Kopi
Novak Djokovic Bantu Biaya Perawatan Seorang Balita Perempuan Serbia Penderita Penyakit Kronis