- Pebasket veteran NBA, Pau Gasol, sangat prihatin atas situasi di negaranya Spanyol saat ini.
- Pau Gasol melihat banyak hal-hal berubah akibat meluasnya wabah virus corona.
- Termasuk sebuah mal besar di Madrid yang diubahfungsikan sebagai tempat penampungan mayat pasien Covid-19.
SKOR.id - Pau Gasol, veteran NBA yang bergabung dengan petenis Rafael Nadal untuk proyek Red Cross Responds, mengaku sangat prihatin dengan keadaan di Spanyol saat ini.
Karena virus corona, lebih dari 120.000 warga senegara Pau Gasol yang telah terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 11.000 telah meninggal sejauh ini.
Baca Juga: Juan Mata Sebut Marcus Rashford Lulusan Terbaik Akademi Manchester United
Maka, betapa galau hati Pau Gasol melihat banyak hal-hal yang mulai berubah di banyak tempat di seluruh negeri asalnya tersebut.
Sejauh ini Gasol sangat memahami jika tindakan yang diambil oleh pihak berwenang Spanyol terbilang keras.
Meskipun begitu, pebasket 39 tahun itu tetap mendesak semua orang untuk respek pada aturan karena itu akan menghentikan penyebaran virus corona.
Lalu sebuah peristiwa benar-benar mengguncang perasaan mantan pemain Los Angeles (LA) Lakers dan Chicago Bulls tersebut.
Gasol mengungkapkan bahwa di salah satu bagian tersibuk di kota Madrid, terdapat pusat perbelanjaan bernama Palacio de Hielo (Istana Es).
Ini adalah mal besar dengan toko-toko dan restoran, dan daya tarik utama adalah arena seluncur es berukuran Olimpiade.
“Namun, hari ini mal kosong, karena warga Spanyol di bawah perintah negara untuk tetap tinggal di rumah,” kata Gasol dalam The Players Tribune.
“Ternyata gelanggang seluncur es di dalam mal itu telah diubah menjadi kamar mayat (pasien Covid-19) darurat!”
Bayangkan, kata Gasol, dulu arena seluncur es itu dipenuhi manusia-manusia hidup, tapi sekarang menjadi tempat menampung puluhan kantung mayat.
Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah kota Madrid telah mengumumkan akan mengubah bangunan kedua menjadi ruangan jenazah sementara.
“Itulah seberapa banyak kehidupan telah berubah di Spanyol dalam waktu begitu singkat," ujar pemain NBA setinggi 2,16 meter itu.
Selain ruang publik yang berubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda dari yang seharusnya, interaksi sosial sebisa mungkin dibatasi.
"Spanyol sama seperti di Italia, anggota keluarga tidak diizinkan mengunjungi kerabat yang sekarat - untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir - karena takut menyebarkan virus.”
Perempuan yang melahirkan juga tidak bisa didampingi orang-orang tercinta di samping tempat tidur mereka di rumah sakit.
Pernikahan dibatalkan. Penguburan terjadi tanpa pelayat.
Baca Juga: Skortips: 4 Latihan Smes ala Hariyanto Arbi, Si Pemilik Smash 100 Watt
“Ini benar-benar jenis isolasi yang berbeda,” kata Gasol.
Namun, dia percaya kekuatan manusia untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit dan berharap dunia tidak akan terlalu rusak setelah pandemi berakhir.