SKOR.id - Sport science saat ini sudah menjadi salah satu andalan dalam pengembangan sepak bola. Tak terkecuali dalam mengembangkan bakat dari pesepak bola muda.
Hal itu juga yang diterapkan oleh Papua Football Academy (PFA). Untuk hal ini, PFA menerapkan lima aspek sport science.
Kelima aspek itu adalah physical attributes, physiology aspect, daily nutrition, football statistics, dan sport psychology.
Terkait physical attributes (aspek fisik), PFA membaginya menjadi dua yaitu pengembangan komponen fisik dan kapabilitas fisik para siswa mereka.
“Ada empat komponen tubuh yang kami ukur setiap bulan yaitu berat, tinggi, lemak, dan otot,” ujar Muhammad Farhan Atmawinanda, Team Analyst Papua Football Academy.
Mengenai physiology aspect, PFA juga mencatat riwayat cedera dari para siswa mereka.
“Fisioterapis kami yang selalu mencatatnya di dalam sistem kami jika ada kasus cedera. Mulai dari jenis cederanya hingga berapa lama pulihnya. Sehingga dengan adanya rekam cedera itu akan bermanfaat untuk si pemain ke depannya. Rekam cedera itu pula yang kami serahkan ke pelatih Timnas U-17 Indonesia, Nova Arianto, saat anak kami dipanggil seleksi,” jelas Atmawinanda.
Pun dengan urusan asupan makanan (daily nutrition) yang harus dikonsumsi oleh para siswa dari Papua Football Academy juga sudah diukur dengan teliti. Itu supaya, para pesepak bola muda didikan mereka ini mendapatkan asupan energi yang cukup dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
“Kami sudah menghitung, yang harus masuk di tubuh para siswa sekitar 2500 kalori sehari dengan tiga kali makan dua kali snack. Jadi kami takar piring atau konsumsi yang mereka ambil. Di tempat makan juga sudah ada catatan mengenai kalori dari hidangan yang disajikan untuk dilihat mereka,” ucap Atmawinanda.
“Kenapa kami memastikan itu? Karena kami juga memastikan jumlah energi yang keluar dari tubuh mereka. Kalau lebih mereka akan overweight, kalau kurang mereka akan kurang energi,” tambahnya.
Soal analisis statistik pun diberikan materinya kepada para siswa PFA. Itu supaya, mereka juga mengetahui apa saja kelebihan maupun kekurangan yang harus diperbaiki.
Setiap siswa pun dipastikan untuk mendapatkan menit bermain saat ada pertandingan. Menariknya, juga dibuatkan match summary dari pertandingan yang dijalani.
“Ada analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk anak-anak kami kasih analisis kualitatif dalam bentuk video. Untuk setiap hari analisis video dilakukan pada jam sebelum makan siang. Biasanya tentang latihan atau analisis permainan mereka. Sedangkan statistik untuk para pelatih dan ofisial,” ucap Atmawinanda.
“Match summary kami buat karena ingin mencatat menit bermain anak-anak,” katanya.
Aspek psikologi juga menjadi perhatian. Ini juga menjadi bagian dari penilaian saat PFA melakukan seleksi pemain.
“Terutama dalam aspek penilaian mental. Kami bekerja sama dengan psikolog dari luar sebagai konsultan,” tuturnya.