- Papo Apparel yang berasal dari Yogyakarta ikut meramaikan sepak bola Indonesia melalui produk jersey mereka.
- Pada 2021, Papo Apparel baru memasuki tahun ketiga.
- Sejauh ini, Papo Apparel memiliki kedekatan khusus dengan suporter-suporter tim yang menjalin kerja sama dengan mereka.
SKOR.id - Papo Apparel belum terlalu lama didirikan oleh Addy Kurniawan dan temannya, Ipot. pada 2021, Papo Apparel baru memasuki tahun ketiga.
Bermula pada Januari 2019, Addy dan Ipot bersepakat untuk mendirikan brand apparel bersama.
Addy tak ingat pasti terjadinya kesepakatan tersebut, karena Papo Apparel lahir dari obrolan dalam sebuah tongkrongan.
Menurut Addy, bahwa pemilihan nama Papo memiliki cerita yang menarik. Papo diambil dari bahasa Walikan, bahasa prokem yang berkembang di Yogyakarta.
Istilah tersebut merujuk pada merek minuman yang biasa menjadi pelengkap ketika anak-anak muda berkumpul atau nongkrong.
"Di Yogya kan ada bahasa walikan. Kalau yang terkenal sih Dagadu yang artinya Matamu. Kalau Papo ini artinya AO, Anggur Orangtua," kata Addy Kurniawan kepada Skor.id, Sabtu (11/9/2021).
"Istilah Papo ini kalau untuk anak-anak Yogya, anak-anak muda itu juga lumayan terkenal," ujarnya menambahkan.
Meski terlahir dari sebuah tongkrongan, keduanya tetap serius dalam mengembangkan Papo Apparel.
Pada tahun pertama, Papo Apparel langsung menunjukkan eksistensinya dengan mendukung PSGJ Cirebon yang berkompetisi di Liga 3 zona Jawa Barat.
Jika mengingat Papo Apparel berasal dari Bantul, Yogyakarta, kerja sama dengan PSGJ Cirebon itu menunjukkan bahwa mereka memiliki jangkauan pasar yang cukup luas.
Namun di balik kerja sama lintas provinsi tersebut, rupanya Addy juga memiliki riwayat hidup di Cirebon. Di sana, ia cukup akrab dengan teman-teman suporter PSGJ.
Dari kedekatan semacam itulah, akhirnya Papo Apparel dapat memberi support tim sepak bola kebanggaan masyarakat Cirebon tersebut.
"Biasanya, saya ke teman-teman suporter. Link-nya di klub juga kebanyakan dari teman-teman suporter. Dari mereka, lalu kami dikenalkan ke manajemen," kata Addy.
Menurut Addy, suporter memiliki posisi penting dalam setiap kerja sama yang terjalin antara Papo Apparel dengan klub.
Papo Apparel ingin manajemen selalu melibatkan suporter dalam pengambilan keputusan terkait desain jersey sehingga semua terlihat kompak.
"Kalau saya, yang terpenting bagaimana cara mengenal suporter dahulu biar ketika Papo masuk bisa diterima," kata Addy.
"Dalam desain-desain jersey pun kami selalu melibatkan suporter. Jangan sampai nanti desain itu, yang diminta manajemen, justru bertentangan dengan suporter."
"Jadi ketika desain itu keluar (dirilis), suporter tidak ada yang kecewa," ujarnya menambahkan.
Menjalin kedekatan dan menghargai keberadaan suporter itu menjadi strategi khusus bagi Papo Apparel ketika harus bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Mereka tak risau dengan kepastian bergulirnya kompetisi Liga 3 di Indonesia. Papo Apparel pantang mundur ketika sudah menjalin kerja sama dengan sebuah tim.
Oleh karena itu, meski Liga 3 2021 belum bergulir, Papo sudah aktif memamerkan jersey pramusim PSGJ Cirebon.
Rencananya, dalam waktu dekat, Papo Apparel juga akan merilis jersey pramusim tim Liga 3 yang lain, Persip Pekalongan.
Tak hanya mengembangkan usahanya, mereka yang sudah memiliki unit produksi sendiri itu juga memiliki gerakan sosial.
Papo Apparel membantu anak-anak kurang mampu agar dapat melanjutkan sekolahnya hingga jenjang SMK.
Anak-anak yang dibantu Papo Apparel sengaja diarahkan untuk masuk ke SMK agar ketika lulus nanti, mereka diharapkan dapat berdikari memanfaatkan ketrampilan yang didapat di SMK.
Adapun gerakan sosial "anak asuh" tersebut dijalankan melalui Papo Foundation. Hingga saat ini, sudah ada 13 anak yang mendapat bantuan dari Papo Apparel.
View this post on Instagram
Berita Apparel Lainnya:
Classiconesia, Apparel asal Bandung yang Percaya Peran Penting Legenda
18 Apparel Klub Liga 1 2021-2022, Lokal Mendominasi
Genesa Sports, Ofisial Apparel Persija Foundation dan Konsisten Mendukung Klub Liga 3