- Bursa transfer musim panas terancam kurang semarak karena pandemi virus Covid-19.
- Diperkirakan tak ada klub yang mau belanja lebih dari 100 juta euro atau Rp1,7 triliun.
- Larangan bepergian dan pertandingan tertutup menghambat proses pencarian pemain.
SKOR.id – Pandemi virus Covid-19 akan menimbulkan efek domino dalam dunia sepak bola.
Penghentian kompetisi tak hanya membuat klub kehilangan sumber pendapatan tapi juga terancam membuat bursa transfer musim panas sedikit sepi.
Klub akan mempertimbangkan lagi anggaran mereka di tengah krisis finansial. Kemungkinan tak ada belanja besar-besaran karena mereka memprioritaskan gaji.
Baca Juga: Pedro Curhat Kesedihan Tak Bisa Temui Anak akibat Corona
Direktur Utama agensi konsultan Mo Salah, Sascha Empacher, mengutarakan, “Saya kira kurva untuk 2020 akan menurun. Transfer akan berkurang menjadi separuh atau sepertiga.”
“Mercato akan dibanjiri pemain gratis dan talenta murah, tapi tak ada yang melebihi 100 juta euro. Klub yang menhemat gaji tidak akan mengganti bintangnya,” ujarnya kepada Kicker.de.
Tak tertutup kemungkinan nilai pemain juga turun setelah tidak beraksi selama beberapa pekan. Para agen pun harus siap mendapatkan fee transfer lebih kecil.
“Tidak ada yang tahu kapan bursa akan dimulai. Para pemain yang belum mendapat klub akan ketinggalan,” kata konsultan pemain dari agensi Siebert and Backs, Stefan Backs.
Baca Juga: Harapan Arsenal untuk Perpanjang Masa Pinjaman Dani Ceballos
Larangan bepergian yang ditetapkan oleh pemerintah tentu saja berdampak kepada proses seleksi pemain.
Staf pencarian pemain tak bisa memantau talenta dari dekat apalagi dengan banyaknya pertandingan yang digelar tertutup, sebelum turnamen disetop.
“Saat presentasi target, kami harus menyerahkan banyak laporan dan data dari pemantauan termasuk analisis personalitas," kata pemimpin divisi scouting klub Seri A seperti dilansir ESPN.
"Kalau tidak bisa pergi dan ada larangan ke stadion, ini sulit. Padahal analisis mendalam terkait karakter pemain dilakukan beberapa bulan terakhir sebelum bursa dibuka,” dia menambahkan.
Diskusi antara klub dan perwakilan pemain lewat menggunakan telepon atau konferensi video terasa kurang nyaman, dibandingkan kalau bertemu secara langsung.
Sulit mencari talenta dari mancanegara, maka opsinya adalah melirik kepada aset klub dalam negeri. Sementara tidak ada yang memperkuat rivalnya.