- DPAs Uni Eropa memperingatkan fans sepak bola untuk tidak mengunduh aplikasi Piala Dunia 2022 bikinan Qatar.
- Alasannya karena data privasi pengguna bisa dilihat oleh Otoritas Qatar.
- Sebelumnya Badan perlindungan data Norwegia dan Prancis juga telah mengeluarkan saran serupa.
SKOR.id - Otoritas Perlindungan Data (DPAs) Uni Eropa memperingatkan fans sepak bola untuk tidak mengunduh aplikasi Piala Dunia 2022 bikinan Qatar lantaran berisiko data privasi dijebol.
Regulator DPAs Uni Eropa bersama Komisaris perlindungan data Jerman memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan oleh aplikasi Piala Dunia Qatar bagi pengunjung.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (15/11/202), Komisaris mengatakan data yang dikumpulkan oleh dua aplikasi Qatar yang diminta pengunjung untuk diunduh memiliki resiko yang berkaitan dengan privasi.
"Salah satu aplikasi mengumpulkan data tentang apakah dan dengan nomor apa panggilan telepon dilakukan," kata otoritas Jerman.
"Aplikasi lain secara aktif mencegah perangkat yang diinstalnya masuk ke mode sleep. Jelas juga bahwa data yang digunakan oleh aplikasi tidak hanya disimpan secara lokal di perangkat, tetapi juga dikirimkan ke server pusat."
Kepala data Jerman mengatakan bahwa jika benar-benar diperlukan untuk mengunduh aplikasi, lakukan di ponsel cadangan atau yang tidak digunakan.
JUST IN ???? Qatar World Cup app “collects data on whether & with which number a telephone call is made. The other app actively prevents the device on which it is installed from going into sleep mode...data used by the apps...are also transmitted to a central server.” - Politico EU— Insider Paper (@TheInsiderPaper) November 16, 2022
Sebelumnya Badan perlindungan data Norwegia dan Prancis juga telah mengeluarkan saran serupa.
"Ada kemungkinan nyata bahwa pengunjung ke Qatar, dan khususnya kelompok rentan, akan diawasi oleh otoritas Qatar," katanya.
Pemerintah Prancis – meskipun memiliki hubungan dekat dengan Qatar – menggemakan hal serupa pada Selasa.
"Di Prancis, berkat (Peraturan Perlindungan Data Umum), semua aplikasi harus menjamin hak dasar individu dan perlindungan data mereka. Ini tidak terjadi di Qatar," demikian cuitan dari Menteri Muda Digital Jean-Noël Barrot, merujuk pedoman regulator privasi.
Orang asing yang mengunjungi Qatar telah diminta untuk mengunduh aplikasi resmi Piala Dunia Hayya, sementara mereka yang mengunjungi fasilitas perawatan kesehatan akan diminta untuk mengunduh aplikasi pelacak infeksi Ehteraz.
Kedua aplikasi tersebut telah diberi label sebagai 'spyware' oleh para ahli karena memberikan otoritas Qatar akses luas ke data orang serta kekuatan untuk membaca, menghapus atau mengubah konten dan bahkan untuk melakukan panggilan langsung.
Pemerintah Qatar sendiri belum menanggapi hal ini. Google dan Apple, yang online store-nya menampung banyak aplikasi, juga belum memberikan tanggapan.