- Nouria Newman merupakan salah satu pendayung paling ulung di dunia.
- Perempuan 28 tahun ini dulunya atlet kano slalom yang memenangi Kejuaraan Dunia dan banyak kompetisi internasional.
- Dia nyaris mati ketika menyusuri tiga sungai di Himalaya yang dijuluki "Grand Canyon of Asia".
SKOR.id – Profesi sebagai kayaker - pendayung kayak - tak bisa membuat sesorang menjadi kaya. Juga bukan olahraga lazim bagi seorang perempuan.
Tapi, Nouria Newman tak bisa meninggalkan olahraga yang membuatnya terpikat di usia empat tahun itu. Bahkan, nyaris merenggut nyawanya.
Perempuan 28 tahun ini merupakan atlet kano slalom yang telah memenangi Kejuaraan Dunia dan banyak kompetisi lain di level internasional, 2007-2015.
Baca Juga: Positif Corona, Pebasket Utah Jazz Ini Sumbang Rp7,4 Miliar
Namun, Nouria Newman yang lahir pada 9 September 1991, dikeluarkan dari tim nasional Prancis pada 2018. Sebagian karena minatnya yang terlalu besar terhadap arung jeram.
Dalam kekecewaan itu, Newman berangkat ke India untuk melakukan ekspedisi solo pertamanya. Tak tanggung-tanggung, dia memilih tiga sungai sekaligus.
Tsarap, Zanskar, dan Indus - yang saling terhubung di Himalaya, dijuluki sebagai Grand Canyon of Asia. Tak pernah terpikir oleh Newman, pengalaman ini sangat berharga.
Baca Juga: Hoaks, Kabar Ronaldo Sulap Hotel Mewah Jadi RS Covid-19
Selama tujuh hari perjalanan itu, dia mendeskripsikan "menangis, tertawa dan berbicara pada diri sendiri seperti orang gila".
Bahkan, pada satu titik, Newman menabrak batu dan hampir tenggelam. Momen itu membuatnya tersadar akan sebuah hal.
Saat berhasil mencapai daratan, Newman berkata kepada dirinya sendiri: "Saya kedinginan. Takut. Dan, sudah waktunya untuk terus berjalan."
Tapi, pengalaman menegangkan itu menegaskan pamor Newman sebagai salah satu pendayung dengan kemampuan paling komplet di dunia.
Sayang, olahraga ekstrem ini tak membuatnya bergelimang uang.
Padahal, dua dekade lalu, perusahaan besar semacam Subaru dan Nike membuat seorang kayaker papan atas bisa menghasilkan enam digit.
Angka tersebut belum termasuk bonus-bonus turnamen. Tapi, sejak pertengahan 2000-an, uang tidak lagi mengalir.
Baca Juga: Joe Taslim Jadi Karakter Indonesia Pertama di Free Fire
Saat ini, hanya segelintir merek kecil yang menyediakan tak lebih dari beberapa ribu dolar pada atlet yang berdedikasi untuk mewakili produk mereka.
Satu-satunya cara yang diandalkan Newman untuk bertahan hidup adalah mendapatkan sponsor besar. Dan, ia berhasil menggandeng Red Bull sejak 2013.
Perusahaan minuman berenergi itu membayarnya 13 ribu dolar AS per tahun, plus tambahan 8.600 dolar AS lagi dari sponsor pendukung.
Terlepas dari isu uang, Newman justru lebih sering mengayuh dalam setahun - di atas 250 kali - dibanding hampir semua orang di dunia olahraga.
Bayangkan, selama dua dekade terakhir, Newman telah berkayak di 46 negara. Pada 2014, dia merupakan satu dari 10 orang di dunia yang sanggup berkayak di Site Zed.
Bagi sebagian besar kayaker, Site Zed cukup ditakuti. Tapi, dia telah menembus air terjun setinggi 80 kaki, beragam kemenangan, atau 10 besar di banyak kompetisi arung ekstrem.
Sebuah pencapaian yang tak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, itu dilakukan oleh seorang kayaker wanita.
Baca Juga: Proliga 2020: Pelatih Ingin BJB Lebih Solid di Final Four
"Untuk pertama kalinya, pendayung kayak terbaik di dunia adalah seorang wanita," kata pakar ekspedisi profesional, Ben Stookesberry, kepada AFP.
Newman mulai mendayung pada usia empat tahun setelah melihat kayak plastik untuk pertama kalinya. "Saya pikir itu mainan Playmobil yang besar," katanya.
Bertahun-tahun kemudian, olahraga ini membuat Newman melupakan gelar master dalam bidang jurnalisme dari sekolah top di Prancis yang dimiliki.
Newman yang mewarisi jiwa petualangan dari orangtuanya juga melepas pekerjaan bagus yang sesuai dengan ilmu. Semua demi cintanya yang terlalu besar untuk arung jeram.