- F1 2023 akan menjadi debut sebagai pembalap reguler bagi Nyck de Vries.
- Meski minim pengalaman menggeber mobil Formula 1, de Vries diplot memimpin AlphaTauri musim depan.
- Penasihat Red Bull Racing, Helmut Marko, meyakini pengalaman de Vries menjajal mobil bermesin Mercedes akan banyak membantu.
SKOR.id - Perjalanan panjang mesti dilakoni pembalap Belanda, Nyck de Vries, untuk bisa debut di Formula 1 musim depan.
Juara Formula 2 2019 tersebut mesti menjajal ajang balap lain karena saat itu tidak ada lowongan di level atas yang terbuka.
De Vries lantas melakoni banyak kompetisi di satu musim secara bersamaan, seperti Formula E, WEC, Le Mans Series Eropa, serta menjadi cadangan Mercedes di F1.
Akhirnya, gelar juara dunia Formula E yang diraihnya pada musim 2020-2021 membuat nama dan nilainya terangkat.
Di F1 GP Italia 2022, pilot 27 tahun tersebut mencuri atensi karena memberikan dua poin kepada Williams padahal belum lama duduk di kursi FW44.
Pengalaman yang cukup kaya dari berbagai kejuaraan menjadi salah satu nilai tambah baginya.
Kompletnya pengalaman itu jugalah yang membuat AlphaTauri langsung mendapuk de Vries sebagai pembalap utama ketimbang Yuki Tsunoda yang sudah dua tahun berlaga di ajang balap jet darat.
View this post on Instagram
"Yuki masih muda dan tidak punya pengalaman serta latar belakang seperti itu, jadi Nyck seharusnya yang memimpin tim," ujar konsultan Red Bull Racing, Helmut Marko, dikutip dari Motorsport.
"Kita lihat saja bagaimana itu berjalan tahun depan. Tapi dari pengalaman dan kepribadian yang dia miliki, dia sepantasnya jadi pemimpin tim," tutur Marko.
Marko juga yakin pengalaman de Vries mengemudi untuk Mercedes, Williams dan Aston Martin, yang memakai mesin Mercedes, akan membantu AlphaTauri dan mungkin Red Bull.
"Tentu saja, tim akan mendapat keuntungan dari itu. Dia merupakan pembalap cadangan untuk hampir setiap tim Mercedes di grid," Marko menambahkan.
"Dia sudah berada dalam berbagai simulator dan kami mendapatkan pengalaman seperti ini."
Ketika diminta tanggapan terkait komentar pria Austria itu, de Vries menegaskan siap dengan tugas apa pun yang diberikan tim barunya.
"Saya akan menerima itu sebagai pujian. Saya pikir Anda tidak perlu punya pengalaman di F1 agar bisa menjadi pemimpin, sebab itu berhubungan dengan karakter, kepribadian dan bagaimana Anda," pembalap berdarah Indonesia itu menandaskan.
"Meski saya mungkin tidak pernah menuntaskan satu musim penuh, saya masih bisa tahu apa yang saya butuhkan dari mobil, paket dan orang-orang di sekitar saya untuk mencapai hasil bersama. Saya yakin dengan itu."
Lebih lanjut, Marko mengisyaratkan tidak akan membuat duo Belanda, de Vries-Max Verstappen, di Red Bull.
Ia justru memilih untuk fokus mendorong prestasi pendatang baru di AlphaTauri pada 2023.
"Seperti biasa, ini tentang performa. Ketika orang-orang tampil bagus, kemudian Anda tahu bagaimana itu terjadi," ucap Marko.
"Tapi, kami tidak berencana untuk 2028 atau jika Nyck akan berada di Red Bull Racing suatu saat nanti. Ini hanya tentang performa," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Motorsport Indonesia dengan judul "De Vries Bakal Didapuk Jadi Pemimpin AlphaTauri di F1 2023".
Berita Formula 1 lainnya:
Jadwal F1 GP Amerika Serikat 2022, Akhir Pekan Ini: Perebutan Posisi Runner Up Dimulai
Shaquille O'Neal Beraksi di Balapan F1 GP Austin
Sosok Ini Disinyalir Jadi Penyebab Red Bull Melanggar Budget Cap F1