SKOR.id – Jika Anda ingin memulai perdebatan sengit, atau setidaknya percakapan yang tak tertahankan di Twitter, mintalah orang-orang untuk memilih Air Jordan 11 terbaik.
Abaikan siapa pun yang mengatakan Gamma Blues. Pertimbangkan siapa saja yang menyebut Concord, Playoffs, Space Jams, Cool Greys, atau Columbia.
Satu hal yang akan Anda temukan adalah bahwa sekitar 98 persen dari mereka yang disebut sneakerhead akan memiliki pendapat rasional.
Untuk alasan yang baik: Air Jordan 11 tidak hanya merupakan model yang dikenakan Michael Jordan selama musim 72-10 di NBA yang legendaris, tetapi Jordan Brand juga menjadikan sepatu ini sebagai ikon liburan bulan Desember dengan selalu merilis sepasang sepatu ini setiap tahun sejak 2008.
Namun, sepatu kets yang tidak akan Anda temukan disebutkan biasanya adalah sneaker yang di atas kertas terasa seperti seharusnya ada di sana tetapi ternyata tidak.
Yang dimaksud di sini adalah Air Jordan 11 serba putih, sepasang sepatu terlupakan yang tidak pernah dirayakan, apalagi dibicarakan, bersama dengan semua jalur warna papa atas dari Jordan 11 di luar sana.
Anda jelas tak bisa disalahkan bila tidak mengingatnya. Untuk mencoba mengingatnya, mari kembali ke tahun 2010. Periode ini, dalam beberapa hal, dapat dilihat sebagai awal dari kegilaan zaman modern terhadap Air Jordan 11.
Sneaker ini pertama kali dirilis pada tahun 1995 dan merupakan Air Jordan pertama yang pernah ada, untuk menampilkan kulit paten.
Air Jordan 11 ini juga menggunakan pelat serat karbon untuk mengatasi cedera plantar fasciitis yang saat itu diderita Jordan. Tinker Hatfield selaku merancang sepatu kets ini mengatakan bahwa Jordan 11 sebagian terinspirasi oleh eksterior mesin pemotong rumput yang tangguh.
Versi retro Air Jordan 11 ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001. Namun kemudian tidak dirilis lagi hingga Defining Moments Pack pada 2006, ketika Concord 11 sedikit diubah dan dipasangkan dalam paket dua sepatu pertama Jordan Brand dengan warna hitam dan emas 6.
Kemudian, dua hari sebelum Natal tahun 2008, “Playoff 11s” hitam/merah menjadi penutup untuk Countdown Packs, karena sepatu tersebut dijual dengan Air Jordan 12 “Taxi” putih/hitam (paket dirilis sebulan sekali, dan nomor model kedua sepatu dijumlahkan menjadi 23).
Namun tahun berikutnya segalanya meluap. Budaya sneakers saat itu masih tergolong niche. Anda harus mencari tahu tentang tanggal rilis dengan mengunjungi atau menelepon toko, atau mengunjungi forum seperti NikeTalks, ISS, atau membaca situs web seperti 23isback.com.
Situs-situs seperti Complex, Sole Collector, Nice Kicks, dan lain-lain, masih sangat baru. Namun pada tahun 2009, budaya sneaker mengalami salah satu momen persilangan paling awal: peluncuran ulang Air Jordan 11 “Space Jam”.
Peluncuran sepatu kets ini merupakan hal yang besar pada saat itu adalah sebuah pernyataan yang meremehkan. Semua orang bertanya tentang sepatu kets ini dan bagaimana mereka bisa mendapatkan sepasang.
Menjelang peluncurannya pada tahun 2009, protokol rilis goyah saat itu. Rasanya seperti Jingle All the Way, tetapi orang-orang mencoba mendapatkan sepatu kets daripada mainan Turbo Man yang sangat terkenal pada liburan Natal saat itu.
Seorang wanita mencoba memotong semua orang di barisan antrean dan lari ke bawah gerbang begitu Foot Locker di Saugus, luar kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, mulai menjualnya.
Orang-orang menelepon tentang Air Jordan 11 “Space Jam” itu selama lebih dari sebulan setelah sneaker itu keluar. Saat itu belum ada StockX. Padahal, kesulitan dalam menentukan harga sepasang sepatu adalah konsep yang asing bagi konsumen biasa.
Namun peluncuran sepatu kets sebesar ini jarang terjadi pada saat itu. Bukan hanya karena sneaker belum begitu populer kala itu, namun juga menjadi tren di tengah resesi ekonomi. Air Jordan 12 “Flu Game” dirilis dan mulai dijual. Demikian juga Air Jordan 6 “Varsity Red”.
Lalu, 2010 menjadi tahun besar bagi Jordan Brand. Saat itu adalah hari jadi ke-25 – HUT perak – dari Air Jordan 1. Karena itu, banyak yang mengharapkan akan ada rilis sepatu Air Jordan 1 sampai 23 yang serba putih atau perak, namun hal itu tidak terjadi.
Yang terjadi justru empat sepatu kets serba putih dan satu sepatu perak yang disertakan dalam tas kerja. Salah satu sepatu tersebut, dirilis pada Mei 2010, adalah Jordan 11 putih dengan sol tembus pandang dan tanpa Jumpman, kecuali 23 pasang sepatu superlangka yang dicampur dengan sepatu lainnya.
Air Jordan 11 serba putih memang keren, tetapi tidak sebagus Columbia asli yang keluar pada tahun 2014 (“Legend Blue” cukup mirip) dan akan dirilis ulang tahun ini. Itulah sneaker yang dikenakan Jordan pada NBA All-Star Game tahun 1996 di San Antonio dengan seragam berwarna turquoise yang dihiasi cabai.
Tidak mudah untuk mendapatkan sepatu Air Jordan 11 serba putih saat ini. Ukuran terbesar yang tersedia di StockX saat ini dari Air Jordan 11 “Silver Anniversary” adalah 12 tanpa 11,5.
Harga yang berfluktuasi antara 400 dan 1.000 dolar AS (sekira Rp6,21 juta sampai Rp15,5 juta), membuat orang percaya bahwa tidak ada nilai sekunder yang pasti dari harga tersebut. Hal ini tidak terjadi pada Air Jordan 11 warna lain, yang permintaannya tetap tinggi.