Mengenang Ayi Beutik: Kisah Mia Berjuang Sepeninggal Panglima Viking

Nugraha Pratama

Editor:

  • Saat meninggal pada 9 Agustus 2014, Ayi Beutik meninggalkan seorang istri, Mia Dasmawati dan dua anak. 
  • Walau sudah punya penghasilan tetap dari profesi guru, Mia Beutik didukung rekan-rekannya untuk berbisnis. 
  • Menggunakan nama besar sang suami, Mia Beutik mencari nafkah untuk dua anaknya, utamanya sekolah.

SKOR.id - Pada 9 Agustus 2014, duka menyelimuti sepak bola Indonesia. Salah satu tokoh suporter Tanah Air, Ayi Suparman alias Ayi Beutik, meninggal dunia. 

Ayi adalah pentolan dari salah satu komunitas suporter terbesar di Indonesia, Viking Persib Club (VPC). Selain sebagai penggagas, Ayi menduduki posisi panglima.

Duka mendalam atas kepergian Ayi, tidak hanya dirasakan oleh bobotoh atau para suporter Persib Bandung di seluruh pelosok Indonesia dan rekan-rekannya.

Melainkan juga pihak keluarga, terutama sang istri, Mia Dasmawati. Hingga enam tahun setelah kepergian suaminya, Mia mengaku masih diliputi kesedihan.

Meski begitu, Mia terus berusaha untuk tegar. Dia juga enggan memperlihatkan kesedihannya di depan kedua anaknya, Jayalah Persibku dan Usab Perning.

Terutama di hadapan Jaya. Sebab Mia mengakui, Jaya adalah pribadi yang sensitif. Ketika dia menunjukkan kesedihan, Jaya akan langsung merasakan kesedihan. 

"Kalau untuk sedih mah sampai sekarang juga masih. Terutama kalau lagi kesal, lagi capek, lagi banyak pikiran suka nangis sendiri," kata Mia.

"Kalau dulu kan, ya untuk perekonomian bisa saling bantu. Kalau sekarang, kan berjuang sendiri. Tetapi, kalau saya berusaha tak menunjukkan kesedihan," katanya. 

Mia menceritakan, terutama Jaya, tipikal anak yang sensitif. Jadi, kalau Jaya lihat saya bersedih, dia juga ikut terbawa emosi dan larut dalam situasi.

"Tetapi kalau sekarang, karena anak-anak sudah besar, kalau ada apa-apa saya suka berdiskusi juga dengan anak-anak," kata Mia dalam wawancara dengan Skor.id

Mia bercerita mengenai masa-masa terakhirnya bersama Ayi Beutik. Diakui Mia, beberapa bulan sebelum kepergian suaminya, Ayi Beutik mulai bisa mandiri.

Akan tetapi, tetap saja, ketika pada akhirnya Ayi dipanggil menghadap sang pencipta, kesedihan dan luka mendalam dirasakan Mia.

"Beberapa bulan sebelum meninggal, memang almarhum itu mengajarkan saya untuk bisa mandiri. Sampai ngangkat galon saja ngajarin," katanya.

"Jadi, memang dari beberapa sebelumnya itu saya sudah dilatih untuk bisa mandiri. Saya memang lama untuk bisa keluar dari kesedihan," Mia menuturkan. 

Salah satu faktor yang menguatkan Mia adalah kedua anaknya. Terlebih, setelah kepergian Ayi, Mia juga harus berjuang untuk menafkahi buah hatinya.

Sebenarnya, saat itu Mia memiliki pekerjaan tetap sebagai PNS guru sekolah dasar. Akan tetapi, karena kebutuhan cukup banyak, dia pun memutar otak.

Pada akhirnya, Mia memutuskan untuk membuat sebuah brand clothing dengan menggunakan nama panggung suaminya, Beutik Company.

"Dari sana saya berpikir, kenapa saya tidak menafkahi keluarga dengan masih menggunakan identitas beliau," ujar Mia.

"Sebab, setelah beliau meninggal itu banyak sekali orang yang memproduksi baju beliau dan laku. Pada saat orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa," Mia menuturkan.

Selain mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman dekatnya, salah satu faktor pendorong Mia untuk membuat brand clothing adalah pesanan baju dari Viking Taiwan.

Saat itu, dia mendapatkan pesanan untuk membuat 200 potong baju. Dari sana, mulai banyak teman-temannya yang menyarankan agar Mia konsisten. 

Terdorong dengan motivasi dan dukungan kolega, Mia pun memberanikan diri untuk menjalankan bisnis clothing.

Dengan modal Rp10 juta yang dia pinjam dari koperasi tempatnya bekerja, Mia pun mulai merintis usaha clothing tersebut. 

Mia memulai bisnisnya itu dengan sistem daring, yang dijalankan dari rumah. Selain itu, dia juga kerap berjualan di Stadion Si Jalak Harupat, ketika Persib bertanding.

Lambat laun, usahanya berkembang hingga akhirnya membuka toko. Kini, bisnis clothing Mia berjalan dengan baik dan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. 

"Awalnya di rumah, jualan online. Jualan keluar kalau Persib main. Alhamdulillah terus berkembang, hingga akhirnya bisa buka toko," Mia berkisah.

"Awalnya buka toko di daerah Sederhana. Tetapi, penjualannya agak kurang. Akhirnya pindahlah ke JL Jawa, dari tahun 2017 sampai sekarang," kata Mia Beutik.

(Tulisan ini merupakan bagain dari rangkaian tulisan untuk memperingati meninggalnya Ayi Beutik, pentolan fan Persib, pada 9 Agustus 2014.)

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia. 

Baca Juga Berita Ayi Beutik Lainnya: 

Mengenang Ayi Beutik: Belum Ada Figur yang Bisa Gantikan Sosoknya

Mengenang Ayi Beutik: Dosa Saya Bikin Ribuan Fan Persib dan Persija Ribut

VIDEO: Tangisan Rindu untuk Ayi Beutik

 
Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Masatada Ishii, pelatih Timnas Thailand. (Dok. Masatada Ishii/Grafis Yusuf/Skor.id)

World

Masatada Ishii Dipecat, Era Kepelatihan Jepang di Timnas Thailand Selesai

Pelatih Timnas Thailand, Masatada Ishii, resmi didepak dari jabatannya pada Selasa (21/10/2025).

Teguh Kurniawan | 21 Oct, 14:37

PSIM Yogyakarta vs Dewa United di Super League 2025-2026. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming PSIM Yogyakarta vs Dewa United di Super League 2025-2026

Laga PSIM Yogyakarta vs Dewa United akan digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul, Rabu (22/10/2025) petang WIB.

Rais Adnan | 21 Oct, 14:30

Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

KONI Apresiasi Kudus Sukseskan PON Bela Diri 2025, Siapkan Program Berkelanjutan

Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, menjelaskan soal keberlanjutan dari penyelenggaraan PON Bela Diri 2025.

Taufani Rahmanda | 21 Oct, 14:19

Garuda Khageswara, Hero Baru di Honor of Kings asal Indonesia. (Honor of Kings)

Esports

Resmi Rilis, Begini Cara Dapat Garuda Khageswara di Honor of Kings

Hero Honor of Kings dari Indonesia, Garuda Khageswara resmi dirilis secara global pada 21 Oktober 2025.

Gangga Basudewa | 21 Oct, 14:01

MPL ID Season 16 (Moonton)

Esports

Sejumlah Keseruan Bakal Hadir di Playoff MPL ID Season 16, Salah Satunya Career Fest

Career Fest, inisiatif baru dari Moonton Games yang membuka peluang karier di industri game dan kreatif Indonesia.

Gangga Basudewa | 21 Oct, 13:29

Ilustrasi Super League 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Skor Stats: Best XI Pekan 9 Super League 2025-2026, Pemain Lokal Mendominasi

Berikut best XI pekan kesembilan Super League 2025-2026 versi Skor.id.

Rais Adnan | 21 Oct, 13:24

Anthony Sinisuka Ginting, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

Catat Awal Positif, Anthony Sinisuka Ginting Ungkap Targetnya di French Open 2025

Pebulu tangkis Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menang di babak pertama French Open 2025, Selasa (21/10/2025).

Teguh Kurniawan | 21 Oct, 13:18

BOOM Esports

Esports

BOOM Esports Rombak Roster PUBG Mobile

BOOM Esports resmi melepas dua pemain andalannya yakni Ponbit dan Mastery.

Gangga Basudewa | 21 Oct, 10:51

buriram united.jpeg

World

Shayne Pattynama dan Sandy Walsh Jadi Pengganti, Buriram United Kalah di Kandang Melbourne City

Buriram United kalah dari Melbourne City pada lanjutan Grup A ACL Elite 2025-2026, Selasa (21/10/2025) petang WIB.

Rais Adnan | 21 Oct, 10:11

Cover Olahraga Padel.

Other Sports

Timnas Padel Putri Indonesia Kalahkan Australia, Asa ke Semifinal Piala Asia Padel 2025

Sekjen PBPI, Bugi Setiawan, apresiasi keberanian dan kedisiplinan Timnas padel putri Indonesia untuk kalahkan Australia.

Taufani Rahmanda | 21 Oct, 09:38

Load More Articles