- Wongso Suseno adalah petinju pertama Indonesia yang meraih sabuk juara level internasional.
- Pada 28 Juli 1975, Wongso Suseno merebuat juara OPBF kelas welter ringan di Istora Senayan Jakarta, Wongso Suseno.
- Wongso Suseno luput menerima apresiasi penuh yang selayaknya dari pemerintah.
SKOR.id - Sebagai petinju pertama Indonesia yang menjuarai level internasional, Wongso Suseno menjadi sosok yang agak terlupakan.
Wongso adalah sosok legenda tinju Indonesia. Ia merebut sabuk juara OPBF (Oriental Pacific Boxing Federation) kelas welter ringan (light welterweight) 63,5 kilogram pada 1975.
Bertanding di Istora Senayan, Jakarta, 28 Juli 1975, Wongso yang baru sekali naik ring tinju internasional menang angka 12 ronde atas juara bertahan asal Korea Selatan, Lee Chang-kill.
Duel bersejarah itu disaksikan langsung oleh sekitar 10 ribu pasang mata yang memenuhi Istora Senayan Jakarta.
"Waktu naik ring perebutan sabuk juara OPBF kelas welter ringan, saya baru punya pengalaman naik ring enam kali dan satu di antaranya adalah pertandingan internasional," kata Wongso.
"Saya menang angka 10 ronde atas Arturo Alcantara dari Filipina. Sedangkan Lee Chang-kill sudah 26 kali naik ring dan 10 kali mempertahankan gelar juara OPBF," Wongso menambahkan.
Meski begitu, lelaki kelahiran Malang ini tak peduli pada rekor lawannya. Wongso tetap memasang target juara.
"Dada ini rasanya bergemuruh semangat berlipat-lipat ketika mendengar lagu Indonesia Raya sebelum bertanding. Puji syukur, Tuhan memberikan saya kemenangan," katanya.
"Juga berkat doa dan dukungan ribuan penonton waktu itu luar biasa," ujar pemilik rekor 12 kali naik ring tinju profesional pada kurun 1975-1982 tersebut.
Dijuluki "Super Quick" karena pukulan tangannya begitu cepat bak panah melesat, Wongso Susenso yang bertipikal ortodoks menjadi orang ke-11 dari 39 petinju hingga saat ini yang pernah menggenggam juara OPBF kelas welter ringan pada kurun 1960-2019.
Sedangkan juniornya, almarhum Thomas Americo (1958-1999), adalah petinju ke-15 yang meraih sabuk juara pada kelas dan badan tinju yang sama pada 1980.
Setelah mempertahankan gelar juara tiga kali, sang legenda kelahiran kampung Pasar Kidul Dalem, Kota Malang 17 November 1945 tersebut kehilangan gelarnya pada 29 September 1977.
Wongso kalah angka dari Moises Cantoja (Filipina) di Jakarta dalam 12 ronde. Kekalahan itu tak lepas dari kegundahannya setelah batal menantang juara dunia kelas welter ringan versi WBA asal Panama, Wilfred Benitez.
Bahkan Wongso Suseno juga gagal menantang juara dunia kelas yang sama versi WBC asal Thailand, Saensak Muangsurin, pada 1977.
Pernah menghuni peringkat keenam penantang juara dunia WBC (1975) dan kedelapan penantang juara WBA (1976) kelas welter ringan, performa Wongo Suseno makin menurun setelah 1977.
Wongso bahkan kalah KO ronde ketiga ketika naik ke kelas welter OPBF dalam upaya merebut gelar juara yang disandang Hwang Jun-suk di Munhwa Gymnasium, Seoul, Korea Selatan pada 1 Agustus 1982.
Ia kemudian memutuskan gantung sarung tinju saat berusia 37 tahun setelah 17 tahun berkarier di ring tinju amatir dan profesional sejak 1965.
Setelah gantung sarung tinju pada 1982, Wongso juga menghadapi tantangan jauh lebih berat dalam kehidupannya di luar ring.
Selama bertahun-tahun, Wongso terus berganti pekerjaan serabutan hanya untuk menghidupi keluarga dengan empat anak. Semua pekerjaan pernah ia jalani, antara lain jualan sepatu, dan pengawas proyek pembangunan.
"Jangan bandingkan pendapatan petinju profesional era itu dengan 2000-an saat ini, jauh berbeda. Menjadi juara OPBF itu kebanggaan bagi saya dan bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
"Ada yang lebih membanggakan bagi saya dan istri dari kerja banting tulang setelah pensiun dari tinju. Empat anak saya seluruhnya bisa sampai lulus kuliah dan sekarang mereka hidup mandiri berkecukupan. Saya dan istri kini hidup tenang di Malang, itu sudah sebuah anugerah," Wongso menjelaskan.
Wongso memegang teguh filosofi hidup mandiri dan berjuang dengan tetes keringat sendiri. Ia juga berprinsip pantang meminta-minta.
Menjadi putra pertama Indonesia yang meraih sabuk gelar juara tinju level internasional (juara OPBF kelas welter ringan) sudah menjadi kebanggaan bagi dirinya.
Wongso, yang kini masih bugar dalam usia 75 tahun, pernah mendapat penghargaan medali emas dari Menpora Abdul Gofur pada 1978 dan Satya Lencana dari Menpora Akbar Tandjung pada 1990.
Namun, saat masih tinggal di rumah kontrakan bersama keluarganya pada 2007, Wongso Suseno justru tak mendapat subsidi dana Rp100 juta untuk pembelian rumah dari Menpora Adhyaksa Dault.
Padahal Wongso Suseno sangat memenuhi kriteria untuk menerima saat itu, yakni mantan atlet yang memiliki prestasi bertaraf internasional dan belum memiliki rumah.
Biodata
Nama : Wongso Suseno
Lahir : Malang, 17 November 1945
Gaya : Ortodoks
Kelas : welter ringan (63,5 kg)
Karier : 1965-1976 (amatir) dan 1975-1982 (profesional)
Rekor : Profesional 36 kali naik ring
Sasana : Sawunggaling Boxing Camp Malang
Postur : 173 cm
Istri : Lily Cynthia
Anak : Imeldha Putrianti (44), Marini Dwiputrianti (38), Albert Jaya Putra (36), dan Veronica Wongso Putri (32).
Rekor ring tinju profesional kelas welter ringan 1975-1982
- 1 Agustus 1982, Wongso Suseno vs Hwang Jun-suk di Seoul, perebutan sabuk juara kelas welter (kalah KO 3).
- 29 November 1981, Wongso Suseno vs Emil Maelisa (Indonesia) di Jakarta, perebutan sabuk juara nasional (KTI) kelas welter ringan (menang angka 12 ronde).
- 3 Juli 1977, Wongso Suseno vs Jeff Malcolm (Australia) di Jakarta non-title kelas welter ringan (kalah angka 10 ronde).
- 29 September 1977, Wongso Suseno vs Moises Cantoja di Jakarta, perebutan sabuk juara kelas welter ringan (kalah angka 12 ronde).
- 3 Juli 1977, Wongso Suseno vs Juan Jose Gimenez (Filipina) di Surabaya, non-title kelas welter ringan (kalah angka 10 ronde).
- 29 April 1977, Wongso Suseno vs Tongta Kiatvayupakdi (Thailand) di Basngkok, non-title kelas welter ringan (kalah angka 10 ronde).
- 24 Januari 1977, Wongso Suseno vs Kim Sang-hyun di Jakarta, perebutan sabuk juara kelas welter ringan (menang angka 12 ronde).
- 26 November 1976, Wongso Suseno vs Barry Michael (Australia) di Surabaya, non-title kelas welter ringan (kalah angka 10 ronde).
- 8 Oktober 1976, Wongso Suseno vs Hubert Kang (Kang Chun-sik) di Seoul, non-title kelas welter ringan (menang angka 10 ronde).
- 10 April 1976, Wongso Suseno vs Dan de Guzman di Jakarta, pertahankan sabuk juara kelas welter ringan (menang TKO 11).
- 28 Juli 1975, Wongso Suseno vs Lee Chang-kill di Jakarta, perebutan sabuk juara kelas welter ringan (menang angka 12 ronde).
- 23 Juli 1975, Wongso Suseno vs Arturo S Alcantara di Jakarta, non-title kelas welter ringan (menang angka 10 ronde).
Prestasi Wongso Suseno
- 29 November 1981, Wongso Suseno vs Emil Maelisa (Indonesia) di Jakarta, perebutan sabuk juara nasional (KTI) kelas welter ringan (menang angka 12 ronde).
- 28 Juli 1975, Wongso Suseno vs Lee Chang-kill di Jakarta, merebut sabuk juara kelas welter ringan OPBF (menang angka 12 ronde).
- 9 April 1976, penantang kedelapan (ranking) WBA kelas welter ringan.
- 28 Juli 1975, penantang keenam (ranking) WBC kelas welter ringan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Anthony Joshua Remehkan Rekor Tyson Furyhttps://t.co/aD2lqgXKRd— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 25, 2020
Berita Tinju Indonesia Lainnya: