- Beragam jenis olahraga bela diri atau martial arts berkembang di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
- Seni bela diri bisa dikategorikan martial arts self defense dan martial arts combat sport.
- Ahli seni bela diri campuran (Mix Martial Arts), Jeremy Meciaz, menjelaskan mengapa olahraga ini makin digandrungi.
SKOR.id - Saat ini, beragam jenis olahraga bela diri atau martial arts berkembang di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Dalam prakteknya, jenis bela diri ini terbagi dalam dua jenis, yakni martial arts self defense dan martial arts combat sport.
Baca Juga: Siap Comeback, ONE Championship Bikin 2 Duel Perebutan Juara Dunia
Lalu, apa perbedaan kedua seni bela diri ini? Skor.id coba mengurainya bersama ahli seni bela diri campuran atau MMA, Jeremy Meciaz.
Berikut petikan wawancara dengan Jeremy Meciaz yang juga seorang fighter dalam ONE Championship tersebut:
Sebenarnya, apa perbedaan martial arts self defense dan martial arts combat sport?
Martial arts self defense adalah jenis bela diri yang bersifat lite dan lebih fokus untuk mempertahankan diri dari kejahatan yang bersifat praktis.
Biasanya, bela diri seperti ini kebanyakan dari tradisional seperti karate, wing cun, kungfu, taekwondo, pencak silat, aikido, krav maga, hingga eskrima.
Bela diri jenis ini juga dipertandingkan. Namun, sifatnya non combatan atau kebanyakan bersifat lite point dengan alat perlindungan lengkap.
Sedangkan martial arts combat sport adalah olahraga bela diri combatan yang bersifat full body contact dan beladiri keras.
Sejauh ini, bela diri yang bisa dikategorikan combat sport adalah Muay Thai, Kickboxing, MMA, Brazillian Jiu-Jitsu, Sanda & Boxing, serta gulat (wrestling).
Bela diri jenis ini lebih bersifat aggresor atau penyerang. Kalau bahasa awamnya mungkin dikategorikan sebagai bela diri (untuk) berkelahi.
Apakah atlet bela diri self defense martial bisa berkompetisi di ajang olahraga combat sport?
Bisa. Banyak dari mereka yang sudah mulai membuka wawasan untuk belajar teknik hybrida walau kadang masih kurang sempurna dan terbawa teknik-teknik mereka.
Kalau di sasana kami, Predator MMA Indonesia, menyarankan kepada insan-insan bela diri tradisional yang ingin memperdalam ilmu combat sport, bisa belajar dan bergabung dalam fight camp bela diri combat sport yang sudah ada.
Tujuannya adalah agar kematangan (teknik) lebih sempurna apabila diarahkan dengan pelatih-pelatih dan atlet-atlet MMA berpengalaman.
Apa yang menjadi karakteristik dan kelebihan MMA dibandingkan dengan bela diri lain?
MMA merupakan sebuah konsep bela diri campuran yang dikategorikan menjadi empat jenis pertarungan.
Pertama, stand up fighting. Kedua, ground fighting. Ketiga, clinch fighting. Keempat, submssion. Kelengkapan teknik jadi karakteristik dan kelebihan Mixed Martial Arts (MMA).
Apakah setiap bela diri bisa menghibridakan menjadi MMA?
Tidak. Standar MMA adalah regulasi, uji kelayakan, efisiensi, dan efektifitas dari bela diri yang dapat dihibridakan menjadi satu konsep di olahraga MMA beserta transisinya.
Berdasarkan hasil riset, hanya kategori bela diri combat sport yang efektif dipadukan menjadi rangkaian dalam pertarungan MMA.
Apa itu transisi dalam pertarungan MMA?
Karena 90 persen setiap jenis pertarungan dimulai dari posisi berdiri (stand up fighting) dan berakhir di bawah lantai (ground fighting), transisi menjadi penting untuk dipelajari.
Bagaimana membawa seseorang (lawan) ke bawah (lantai) dan mengakhirinya. Maka, digunakanlah clinch fighting dan mengakhiri dengan menghajar lawan atau melumpuhkan atau submission.
Dapatkah bela diri self defense dan traditional berkompetisi dalam MMA?
Bisa saja asalkan mereka membuka diri untuk belajar tehnik beladiri combat sport dan tidak fanatik terhadap satu jenis bela diri.