Mengapa Pemain Bintang di Manchester United Tidak Berkembang

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Casemiro, Bruno Fernandes, dan Antony merupakan tiga bintang Man United berharga tinggi yang belum mampu mendongkrak tim. (Dede S. Mauladi/Skor.id)
Casemiro, Bruno Fernandes, dan Antony merupakan tiga bintang Man United berharga tinggi yang belum mampu mendongkrak tim. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

SKOR.id – Liga Primer 2024-2025 baru berjalan tiga pertandingan. Namun, Manchester United sudah kalah di dua pertandingan terakhirnya (menang di laga pertama). Paling menyakitkan tentu saat dilumat 0-3 oleh Liverpool yang bertandang ke Stadion Old Trafford, akhir pekan lalu.

Penggemar sudah mulai membayangkan bila problem menahun Setan Merah akan kembali terjadi musim ini. Sejak Sir Alex Ferguson mundur dari posisinya sebagai pelatih, Manchester United terlihat tidak mampu mengatasi segudang problem.

Para penerus Ferguson, yakni David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solksjaer, hingga Erik ten Hag yang bertugas sejak 2022, tidak ada yang mampu membuat Man United tampil kuat dan konsisten. 

Padahal, Man United memiliki sumber finansial melimpah. Namun, mengapa sederet pesepak bola mahal tidak juga mampu mengangkat performa The Red Devils? Apa yang membuat para pemain berstatus bintang itu tidak mampu maksimal di Man United daan justru malah terpuruk?

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.). 

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan para bintang yang didatangkan Man United tidak mampu memberikan dampak signifikan untuk klub dengan trofi Liga Primer (nama dan format kompetisi tertinggi sepak bola di Inggris sejak 1992) terbanyak, 13, itu. 

Tidak Ada Strategi Jangka Panjang

Ketika Ferguson ada di sana, tidak diperlukan strategi jangka panjang karena dia itu sendiri strategi jangka panjang. Ferguson mendelegasikan beberapa tanggung jawab, tapi dia memiliki naluri bagus tentang apa yang terbaik bagi klub. Baik itu perekrutan, gaya permainan, Ferguson biasanya melakukannya dengan benar, tentunya di dua pertiga terakhir masa jabatannya. 

Masalah muncul ketika Ferguson keluar pada tahun 2013. Itu karena Ferguson bekerja seperti kontraktor. Dia tidak meninggalkan apa pun dalam hal strategi bagaimana menjalankan sebuah klub sepak bola. Semua ada di kepalanya.

Pemilik klub Joel dan Avram Glazer, mantan kepala eksekutif Ed Woodward dan penggantinya, Richard Arnold, adalah orang-orang yang mengawasi pembangunan era Man United sejak manajer legendaris itu pensiun.

Sindrom Megabastard

The Megabastard Syndrom adalah istilah untuk klub yang kerap membeli pemain dengan harga tinggi namun menjualnya dengan harga murah.

Klub-klub elite, termasuk Manchester United, selalu terlibat dalam pembelian pemain-pemain mahal. Siklus pembelian ini sayangnya dinilai sebagai faktor krusial agar mampu kompetitif di berbagai kompetisi.

Kepentingan komersial secara signifikan mendorong terjadinya akuisisi sejumlah pesepak bola superstar. Itu karena para pemain kelas ini dianggap mampu mendongkrak pendapatan klub melalui endorsements dan penjualan merchandise

Angel Di Maria dan Alexis Sanchez menjadi contoh paling tepat. Keduanya datang ke Old Trafford dengan ekspektasi tinggi namun faktanya kontribusi mereka di lapangan tidak sebagus yang dibayangkan. 

Di Maria tidak mampu beradaptasi dengan tuntutan bermain di Liga Inggris (Premier League) dan akhirnya memutuskan pergi setelah hanya satu musim membela Manchester United. Di sisi lain, Sanchez (yang datang usai ditukar dengan Henrikh Mkhitaryan) gagal untuk mengulang suksesnya saat berseragam Arsenal FC dan kerap mengalami cedera. 

Kurangnya Keahlian dalam Perekrutan

Sindrom Megabastard yang dialami Man United diperparah dengan kurangnya kemampuan dalam merekrut pemain yang pas sesuai kebutuhan tim.

Man United pernah menjajaki kepindahan Jude Bellingham, Declan Rice, dan Erling Haaland. Tetapi karena satu dan lain hal, mereka malah justru memilih Donny van de Beek (daripada Bellingham), Casemiro (Rice), dan Odion Ighalo (Haaland). 

Pada musim panas tahun 2023 lalu, ketika Harry Kane menegaskan bahwa dia akan meninggalkan Tottenham Hotspur, United memilih untuk tidak mengejar salah satu striker terbaik dunia dengan biaya sekitar 88 juta poundsterling dan malah menarik penyerang yang potensinya belum terbukti dari Atalanta BC yang saat itu berusia 20-an, Rasmus Hojlund, dengan harga cukup tinggi, 72 juta poundsterling.

Pola serupa terjadi selama bertahun-tahun. Jose Mourinho menyatakan minatnya untuk mengontrak Virgil van Dijk dari Southampton FC pada tahun 2017. Namun, United malah mengontrak Victor Lindelof dari SL Benfica. 

Pada tahun 2019, Woodward sesumbar bahwa United mengontrak bek kanan Aaron Wan-Bissaka seharga 50 juta poundsterling dari Crystal Palace. 

Pada musim panas yang sama, Manchester City diam-diam mengontrak Joao Cancelo yang lebih serba bisa dan mengesankan dari Juventus FC dengan harga sekitar 60 juta poundsterling.

Ada kesalahan penilaian lainnya yang merugikan Man Uniter. Casemiro (60 juta pounds) dan Raphael Varane (34 juta pounds) didatangkan dari Real Madrid dengan kontrak besar, hanya karena keduanya ikut terlibat dalam tahun-tahun terbaik di Santiago Bernabeu. 

Sementara, Mason Mount yang direkrut dari Chelsea seharga 55 juta pounds pada musim panas lalu, meskipun belakangaan tidak memiliki peran yang jelas dalam tim karena posisinya serupa dengan bintang lainnya, Bruno Fernandes. 

Boks data Skor Special bintang MU bapuk - M. Yusuf Skor.id.jfif
Manchester United sudah mendatangkan banyak bintang sepak bola berharga fantastis namun belum juga menemukan performa terbaik. (M. Yusuf/Skor.id)

Teka Teki Masa Depan Pemain Muda 

Klub-klub besar, termasuk Manchester United, tidak banyak memberi kesempatan kepada talenta muda untuk mengembangkan kemampuan di tim utama. Beberapa pemain muda klub justru dipinjamkan dan beberapa kembali untuk membuat perbedaan. 

Media dan penggemar menuntut hasil-hasil bagus bisa datang dengan cepat, yang justru menghambat perencanaan untuk jangka panjang. Bahkan, pelatih sekaliber Ferguson pun harus menghadapi banyak tantangan untuk menyatukan para pemain mudanya saat awal memainkan Class of ’92 – David Beckham, Nicky Butt, Ryan Giggs, Gary dan Phil Neville, serta Paul Scholes.

Kurangnya visi taktis yang kohesif juga memberi dampak buruk buat The Red Devils. Setelah Ferguson mundur pada akhir musim 2012-2013, Man United telah ditangani delapan pelatih (termasuk yang berstatus caretaker dan interim seperti Ryan Giggs, Michael Carrick, dan Ralf Rangnick). 

Pelatih

Setiap pelatih membawa filosofi sendiri-sendiri dan gaya permainan masing-masing. Ketidaktabilan ini memunculkan ketidakcocokan taktis untuk pemain yang dibeli oleh para pelatih sebelumnya.

Misalnya pendekatan pragmatis ala Jose Mourinho berbenturan dengan gaya menyerang yang diharapkan Man United. Akibatnya, pemain mahal (saat itu) seperti striker Romelu Lukaku alhasil tidak mampu memenuhi ekspektasi. Beban ekspektasi di Manchester United ini bisa sangat membebani.

Tututan Liga Inggris dan Sorotan Media

Pengawasan intensif dan sorotan media pada akhirnya bisa mengikis kepercayaan diri pemain. Bahkan penurunan kecil (performa, misalnya) sekalipun bisa diperbesar dan dibedah tanpa henti.

Coba lebih dalam mencermati kasus ini, Angel Di Maria. Winger asal Argentina ini datang dengan harga fantastis dan segudang harapan. Ia lalu kesulitan beradaptasi dengan tuntutan fisik di Liga Inggris serta isu-isu di luar lapangan.

Di Maria lalu pindah ke Paris Saint-Germain (PSG) setelah hanya semusim di Old Trafford, karena tidak pernah mencapai potensi terbaiknya di United.

Kasus lain terjadi pada Alexis Sanchez. Kedatangan penyerang sayap asal Cile itu sudah sangat dinantikan. Namun, dia tidak bisa menemukan ritmenya. Ditambah gangguan cedera dan performa yang buruk, Sanchez akhirnya memilih hengkang ke Inter Milan. Bersama Inter, Sanchez pun mulai menemukan lagi performa yang hilang.

Pelatih Man United saat ini Erik ten Hag mengklaim beberapa pemain tidak dapat mengatasi tekanan bermain untuk klub. Namun, pelatih asal Belanda itu menegaskan bergabung dengan Setan Merah masih merupakan “tantangan terbaik” bagi pesepak bola mana pun.

Donny Van de Beek masuk dalam daftar nominasi Ballon d’Or sebelum kepindahannya senilai 35 juta pounds dari Ajax pada tahun 2020. Sedangkan Jadon Sancho adalah salah satu pemain muda paling menjanjikan di Eropa ketika ia tiba dengan kesepakatan senilai 73 juta pounds dari Borussia Dortmund pada tahun 2021. 

“Semua selalu tergantung pada para pemain dan seberapa besar kepercayaan diri Anda terhadap kemampuan Anda, tapi saya dapat memberi tahu Anda satu hal; Liga Inggris itu sulit,” ucap Ten Hag.

“Sulit bermain di sana karena lebih mudah bermain di tim mana pun selain Man United karena tekanannya selalu tinggi. Anda harus menghadapi itu. 

“Tetapi jika Anda memiliki kepercayaan diri, ini adalah tantangan terbaik dan ini jelas merupakan klub terbaik yang Anda inginkan sebagai pemain. Itu tergantung dari pemain ke pemain, dan itu terutama tergantung pada karakter pemain, kepribadian mereka.”

Tantangan untuk Beradaptasi Bisa Hambat Pemain Berpengalaman 

Tuntutan-tuntutan unik di Liga Inggris bisa menjadi rintangan yang signifikan. Para pemain yang tidak begitu mengenal aturan Liga Inggris akan kesulitan untuk menyamai sukses mereka di masa lalu.

Klub-klub yang lebih kecil mungkin menaikkan nilai para pemain bintang mereka. Begitu berada di Manchester United, keterbatasan mereka menjadi jelas.

Kesimpulannya, tidak mampunya pemain bintang bersinar di Manchester United adalah masalah multifaset. Kepentingan komersial, ketidaksesuaian taktis, dan beban ekspektasi, semuanya berperan. 

Untuk menghentikan siklus ini, Man United memerlukan strategi rekrutmen yang koheren. Konsistensi taktis dan lingkungan yang mendukung sangat penting. Hanya dengan begitu mereka bisa mengembalikan dominasinya di lapangan.

RELATED STORIES

20 Tim Terboros Tanpa Gelar Liga dalam 10 Tahun Terakhir

20 Tim Terboros Tanpa Gelar Liga dalam 10 Tahun Terakhir

Berikut ini daftar 20 tim terboros dalam 10 tahun terakhir, yang gagal menjadi juara liga, tertinggi adalah Manchester United.

Man United Perkuat Pertahanan, Datangkan Matthijs de Ligt dan Noussair Mazraoui

Man United Perkuat Pertahanan, Datangkan Matthijs de Ligt dan Noussair Mazraoui

Matthijs de Ligt dan Noussair Mazroui reuni dengan Erik ten Hag di Manchester United.

10 Fakta Menarik Jelang Manchester United vs Liverpool

Man United dan Liverpool akan bertemu di pekan ketiga Liga Inggris 2024-2025, berikut ini 10 fakta menarik dari rivalitas dua tim raksasa Inggris ini.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Petenis wanita top dunia Coco Gauff merasa tersanjung namanya disebut dalam sebuah lagu rapper Tyler, the Creator. (M. Yusuf/Skor.id)

Culture

Coco Gauff Takjub Namanya Disebut di Lirik Lagu Tyler, the Creator

Nama Coco Gauff disebut dalam Thought I Was Dead, single terbaru rapper Tyler, the Creator.

Tri Cahyo Nugroho | 07 Nov, 16:50

Putri Kusuma Wardani

Badminton

Korea Masters 2024: 3 Wakil Indonesia ke Perempat Final, Termasuk Putri KW

Tim Bulu Tangkis Indonesia jaga kans juara di Korea Masters 2024 setelah meloloskan tiga wakil ke babak delapan besar.

I Gede Ardy Estrada | 07 Nov, 16:41

Gelandang Inter Milan, Hakan Calhanoglu. (Hendy Andika/Skor.id).

Liga Italia

Bintang Lapangan: Hakan Calhanoglu, sang Spesialis Penalti Inter Milan

Hakan Calhanoglu mencetak gol penalti yang menentukan kemenangan Inter Milan atas Arsenal, 1-0, di laga keempat Liga Champions 2024-2025.

Irfan Sudrajat | 07 Nov, 16:32

Suporter Timnas Indonesia. (Foto: Mario Sonatha/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Timnas Indonesia

Ini yang Wajib Suporter Tahu Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang

Ada beberapa kebijakan baru yang diterapkan bagi suporter yang ingin menyaksikan laga Timnas Indonesia vs Jepang di SUGBK.

Arista Budiyono | 07 Nov, 16:00

Presiden terpiih Amerika Serikat Donald Trump (kanan bawah), juga Ronald Reagan (kiri) dan Gerald Ford (kanan atas) pernah menjadi atlet American Football (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

SKOR SPECIAL

Termasuk Donald Trump, Inilah 6 Presiden AS yang Juga Atlet American Football

Presiden AS ke-38, Gerald Ford, pernah menjadi MVP di timnya, Michigan Wolverines.

Kunta Bayu Waskita | 07 Nov, 15:57

Cover Mobile Legends. (Hendy Andika/Skor.id).

Esports

DANA Kembali Gelar Turnamen Mobile Legends Sambut 11.11

Total prize pool yang akan diterima oleh para pemenang nantinya adalah hingga Rp50 juta.

Gangga Basudewa | 07 Nov, 15:48

Saat menjadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memiliki pengaruh yang besar terhadap liga-liga olahraga favorit negara tersebut: American football (NFL), bola basket (NBA), bisbol (MLB), dan hoki es (NHL). (Hendy AS/Skor.id)

SKOR SPECIAL

Seberapa Besar Pengaruh Donald Trump dalam Olahraga di AS

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 diyakini akan memengaruhi olahraga di negara tersebut.

Tri Cahyo Nugroho | 07 Nov, 15:48

PUBG Mobile Global Championship atau PMGC (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

PMGC 2024: Alter Ego Gagal Masuk 10 Besar di Hari Pertama League Stage Grup Red

Alter Ego Ares harus puas hanya menempati peringkat ke-13 pada tabel klasemen hari pertama league stage PMGC 2024 Grup Red.

Gangga Basudewa | 07 Nov, 15:43

Gabriel Bortoleto

Formula 1

Direkrut Sauber, Gabriel Bortoleto Pastikan Brasil Punya Wakil di F1 2025

Setelah cukup lama Brasil kembali punya pembalap reguler di Formula 1 dengan bergabungnya Gabriel Bortoleto ke Kick Sauber musim depan.

I Gede Ardy Estrada | 07 Nov, 15:33

BCA Runvestasi

Other Sports

Gelar Runvestasi, BCA Ajak Masyarakat Seimbangkan Kesehatan Finansial Sambil Olahraga

Runvestasi 2024 adalah kompetisi virtual yang mengajak peserta kumpulkan poin dengan berlari dan berjalan sambil investasi lewat aplikasi GERAK.

Arin Nabila | 07 Nov, 15:00

Load More Articles