SKOR.id - Hampir setiap pelatih top dunia tahu tentang kualitas Mateo Kovacic.
Semua fans sepak bola khususnya Chelsea yang merupakan mantan timnya mengakui kualitas Mateo Kovacic.
Fans Manchester City, klub baru sang pemain, juga memahami karakteristik kemampuan gelandang 29 tahun ini.
Mateo Kovacic dijelaskan sebagai pemain yang memiliki teknik hebat yang memiliki kemampuan menggiring bola (dribbling).
Mateo Kovacic juga termasuk sebagai gelandang serbabisa, mampu bermain di berbagai posisi yang berbeda.
Dia mengawalinya sebagai gelandang serang ketika masih bermain di Dinamo Zagreb.
Namun, setelah bergabung ke sejumlah klub besar Eropa, Mateo Kovacic mulai beradaptasi dengan sejumlah peran.
Di Inter Milan, Mateo Kovavic mendapatkan peran sebagai gelandang yang pergerakannya lebih melebar dan juga bermain di lapangan tengah.
Posisi deep-lying playmaker juga salah satu fungsi yang dimainkan Mateo Kovacic ketika Inter Milan era pelatih Andrea Stramaccioni.
Di antara kemampuan terbaiknya yang menjadi trademarks adalah rajin mejemput bola hingga jauh ke dalam (tengah) untuk kemudian membawa bola dengan cara menggiringnya.
Seringkali Mateo Kovacic memperlihatkan aksi individu dengan pergerakan yang meliuk-liuk saat membawa bola dari tengah ke pertahanan lawan.
Pelatih asal Italia, Giovanni Trapattoni pernah menggambarkan sosok Mateo Kovavic sebagai pemain yang tahu bagaimana mengambil bola dari kedalaman dan membawanya ke pertahanan lawan seperti banteng yang mengamuk.
Ditambah dengan kemampuan Mateo Kovavic dalam mendistribusikan bola, membuatnya menjadi pemain yang mampu menciptakan peluang bagi rekan setimnya.
Semua gambaran tentang Mateo Kovacic bukan hal yang baru lagi tentunya. Namun, akan tetap menjadi menarik karena kini dia akan berada di bawah arahan Pep Guardiola.
Bukan Sekadar Pengganti Ilkay Gundogan
Kehadiran Mateo Kovacic tentu tidak terlepas dari fakta bahwa The Cityzens kini tidak lagi memiliki Ilkay Gundogan yang telah bergabung ke Barcelona.
Namun, Pep Guardiola tentu tidak hanya sekadar men-copy strategi musim lalu dengan memfungsikan Mateo Kovacic sebagai pemain yang menggantikan peran Ilkay Gundogan.
Apalagi, dalam bursa transfer musim panas ini pula, Pep Guardiola masih memburu gelandang West Ham United, Declan Rice.
Dengan Declan Rice, Pep akan mengembalikan lagi posisi John Stones ke lini pertahanan.
Jika jadi bergabung, kemungkinan besar Pep akan menempatkan Declan Rice berduet dengan Rodri di depan pertahanan dalam pola 3-2-2-3.
Duet pivot atau dua poros ganda ini memberikan kekuatan dalam bertahan maupun memulai serangan. Sedangkan otak dari permainan akan tetap lebih banyak ada di kaki Kevin De Buryne.
Kekuatan serangan Manchester City juga akan terlihat di dua sisi lini depan dengan Jack Grealish dan Phil Foden.
Untuk Phil Foden, musim ini tampaknya akan lebih banyak mendapatkan kesempatan tampil sebagai starter.
De Bruyne-Kovacic-Haaland
Selama ini, Kevin De Bruyne selalu menjadi pemain yang memiliki peran penting dalam serangan Manchester City. Sedangkan Rodri menjadi pemain yang menjaga keseimbangan di lapangan tengah.
Pep bukan tipikal pelatih yang hanya berpegangan kepada satu pola serangan. Semua lawan mengetahui bahwa Kevin De Bruyne bagian terpenting dari serangan Manchester City.
Ini juga menjadi titik kelemahan yang akan diketahui lawan. Karena itu, Manchester City membutuhkan kehadiran satu pemain yang ada di lini depan.
Pemain tersebut adalah Mateo Kovacic. Pep kemungkinan akan membuat peran Mateo Kovacic seperti itu.
Dalam hal ini sebagai alternatif dan sebagai pemain yang menjadi link antara umpan Kevin De Bruyne kepada Erling Haaland.
Dengan demikian, peran Mateo Kovacic jika seperti itu akan berbeda dibandingkan dengan fungsinya di klub-klub sebelumnya.
Mateo Kovacic akan menjadi pemain yang memaksimalkan ruang di belakang garis pertahanan lawan untuk Kevin De Bruyne dan Erling Haaland.
Mateo Kovacic akan menciptakan efek domino bagi rekan satu tim di depannya. Dengan demikian, tidak akan lagi terjadi kemungkinan penyerang seperti Erling Haaland terisolasi di lini depan.
Mateo Kovacic dapat membantu tim memenangkan bola dan mempertahankan tekanan yang diciptakan Manchester City di area pertahanan lawan secara konstan.
Menurut data The Analyst.com dari sampel 123 gelandang Liga Inggris pada musim lalu, hanya empat di antaranya yang memenangkan penguasaan bola di lini serang lebih banyak per 90 menit.
Mereka adalah N’Golo Kante, Harvey Elliott, Alexis Mac Allister, dan De Bruyne.
Ini juga akan bergantung kepada Pep Guardiola. Untuk memaksimalkan potensi, sang pemain membutuhkan kapasistas Pep Guardiola yang mampu membuat pemain tampil dengan peran dan fungsi yang baru.
Musim depan akan menarik, khususnya dari peran Mateo Kovacic yang tampaknya akan menjadi pemain yang banyak memenangkan penguasaan bola di lini depan.