SKOR.id – Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait, berbicara mengenai penyaluran keuntungan pada turnamen pramusim tahun ini.
Maruarar Sirait melakukan perbincangan santai bersama PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, serta Kapolda Bali, Irjen Pol. Ida Bagus Kade Putra Narendra serta stakeholder lainnya.
Itu dilakukan menjelang pertandingan Bali United kontra Persija Jakarta pada matchday ketiga Piala Presiden 2024 di warung kopi area Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat (26/7/2024) malam WIB.
Maruarar Sirait optimistis bahwa pihaknya bakal mendapat keuntungan dari Piala Presiden 2024.
Menurut pria yang akrab disapa Ara itu mengatakan, kalau seluruh uang yang masuk akan diaudit dan hasil keuntungan akan disalurkan sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
“Sudah pasti untung. Nanti akan diaudit dulu. Setelah itu, sesuai arahan Presiden. Jadi kami akan meminta saran Presiden keuntungannya untuk siapa-siapanya,” kata Ara.
Ara menuturkan seiring berjalannya waktu nominal sponsor Piala Presiden 2024 bertambah. Dengan itu, pihaknya berencana menaikkan uang hadiah juara turnamen pramusim di tahun ini.
Adapun, sebelumnya telah ditentukan kalau hadiah juara Piala Presiden 2024 adalah Rp5 miliar.
“Saya sudah minta dihitung, kami sudah berencana untuk menambah buat juaranya karena sponsornya makin lama makin banyak,” ujar Ara.
“Jadi kami panitia spare agar klub dan pemain-pemainnya semakin semangat. Sponsor makin banyak ya tentu hadiahnya harus bertambah bukan dikurangi, karena kalau dikurangi tidak boleh,” Ara menegaskan.
Eks politisi PDI Perjuangan itu mengatakan saat ini sponsor Piala Presiden 2024 sudah masuk Rp68 miliar. Dia pun merasa yakin, pada partai semifinal atau final uang sponsor akan bertambah.
“(Sponsor) sudah Rp68 miliar saya yakin dalam beberapa hari ini akan meningkat, kenapa tidak boleh ada APBN, BUMN? Karena kalau industri olahraga harus dari swasta. Dari Indosiar, rating juga meningkat. Sekarang Rp68 miliar, masih optimistis (meningkat),” tutur Ara.
“Awalnya Rp48 miliar sekarang menjadi Rp68 miliar, dari situ membuktikan bahwa dinamika positif ekosistem sepak bola terjadi. Karena ada PSSI yang bagus, ada Presiden yang bagus, ada Piala Dunia, dan prestasi makin bagus,” Ara mengungkapkan.
Ara juga menekankan kepada klub untuk bertanding secara fair play. Dia menegaskan tidak boleh ada klub yang melakukan kecurangan.
“Jadi kalau ada yang main-main saya sebagai Ketua Satgas Antimafia Bola, kami akan tangkap. Hal itu merusak sepak bola Indonesia,” pungkas Ara.