- Megan Rapinoe mengisahkan perjuangan keluarganya dalam memoir barunya One Life yang rilis pekan depan.
- Kakak laki-laki mantan wakil kapten tim sepak bola putri AS itu telah menjadi pecandu narkoba sejak remaja.
- Saat ini keluarga Megan Rapinoe bahkan tidak mengetahui keberadan Brian.
SKOR.id – Memiliki salah satu anggota keluarga yang kecanduan obat-obatan terlarang bisa sangat melelahkan. Dan itu dialami langsung oleh Megan Rapinoe.
Dalam memoarnya One Life, Megan Rapinoe berkisah mengenai perjuangan keluarga mereka dalam menghadapi kakak laki-lakinya yang telah menjadi pecandu narkoba sejak remaja.
Sejak awal penuturannya, Megan Rapinoe yang mantan wakil kapten tim sepak bola putri Amerika Serikat (AS) itu menekankan bahwa keluarga mereka belajar untuk tidak "memanusiakan" sang kakak.
Maklum, karena selama bertahun-tahun keluarga Rapinoe mengalami rasa sakit yang dalam karena memiliki salah satu anggota mereka yang berjuang melawan kecanduan.
Rapinoe mengakui "semua keluarganya merasa" bersalah atas perjuangan si kakak, Brian, yang terlibat narkoba dan kerap berurusan dengan polisi sejak usianya 15 tahun.
"Sekarang saya tidak lagi menyalahkan siapa-siapa, tetapi kasus ini memberi saya empati yang luar biasa untuk orang-orang yang terjebak dalam krisis opioid."
Rapinoe dan saudara-saudaranya dibesarkan di California Utara, putri dari seorang pramu saji ber-shift malam dan seorang pekerja konstruksi.
Pada 1990-an, Rapinoe, 35, pertama kali mengingat orangtuanya memberi tahu dia dan saudara-saudaranya bahwa Brian ditangkap karena memiliki sabu dan dikirim ke pusat rehabilitasi remaja.
Karena kasus berikutnya, Brian kembali dikirim ke penjara pada usia 18 tahun karena kasus pencurian mobil dan menghabiskan dua dekade berikutnya keluar masuk penjara.
The story of Megan Rapinoe's brother: https://t.co/9wF9FQtTz9 pic.twitter.com/DCsTOUAdDQ— dan barker (@danbarker) July 7, 2019
Semua detail itu dituliskan Megan Rapinoe dalam buku memoarnya tersebut.
"Untuk alasan apa pun, obat-obatan jahanam itu membenamkan gigi-gigi mereka ke dalam tubuh Brian. Dia tidak membutuhkan penjara federal, dia membutuhkan rehabilitasi narkoba," kata sang adik kepada PEOPLE.
Beruntung, berkat kakak perempuannya Jennifer, keluarga Rapinoe mendapat pencerahan tentang bagaimana mengabaikan rasa iba saat menghadapi Brian.
“Jennifer telah lama bekerja dengan para pecandu. Dan dia mengajarkan pada kami bahwa memiliki batasan itu sehat,” ujar Rapinoe, yang memenangkan dua gelar Piala Dunia dan medali emas Olimpiade bersama USWNT – timnas putri AS.
"Jika ada peluru ajaib atau sejumlah uang yang bisa membuatnya (Brian) sehat dan bersih, kami akan melakukannya. Tapi kami tidak akan memaksakan diri.”
Sesaat, Megan Rapinoe membicarakan tentang reformasi peradilan pidana dan bahwa ia ingin mencoba membantu menghapus stigma kecanduan.
“Itu membantu karena keluarga kami ‘terbilang vocal dan berbicara sangat terbuka’ tentang semua ini."
"Kami selalu berbicara satu sama lain, dari usia yang sangat muda, semuanya selalu sangat terbuka dan saya pikir kami banyak membantu satu sama lain."
Sekarang ini, menurut Rapinoe, orangtuanya bahkan telah membesarkan putra Brian, Austin, 19, dan seorang petugas pemadam kebakaran, selayaknya anak mereka sendiri.
Saat ini pun Megan Rapinoe sama sekali tidak yakin di mana Brian berada, walaupun kabar terakhir menyebutkan pria itu sering kambuh dan keluar-masuk penjara di San Diego.
Namun, di mana pun kakaknya itu berada, seperti dituliskan Megan Rapinoe dalam memoar barunya, "Inilah kebenaran tentang memiliki pengguna narkoba dalam keluarga. Perasaan hancur tidak pernah hilang!"
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Bola Internasional Lainnya:
Lagi, Erling Braut Haaland Terlibat Wawancara Kocak
Reinier Jesus, Penyebab Hubungan Real Madrid dan Borussia Dortmund Menegang