- Pelatih asal Solo berlisensi A, Kas Hartadi, saat ini menjalani posisi sebagai pelatih di Safin Pati Football Academy (SPFA) di Jawa Tengah.
- Melatih pemain usia dini, Kas Hartadi teringat masa mudanya saat menjalani latihan yang sama sekali berbeda dibandingkan saat ini.
- Sejak kelas 3 SD hingga 3 SMP, Kas Hartadi hanya bisa berlatih dasar sepak bola mulai dari dribel, passsing hingga juggling di lapangan kecil di tepi arena pacuan kuda yang kini sudah berubah menjadi Stadion Manahan Solo.
SKOR.id - Nama Kas Hartadi menjadi salah satu sosok pelatih yang sukses membawa tim Sriwijaya FC tampil sebagai juara di arena Liga Indonesia.
Sebagai pemain, Kas Hartadi juga mencatat kenangan indah saat bersama timnas Indonesia meraih medali emas di SEA Games 1991 di Manila yang merupakan prestasi terbaik Merah Putih hingga saat ini.
Kini, pelatih asal Solo berlisensi A AFC itu tengah menjalani posisi baru sebagai pelatih di Safin Pati Football Academy (SPFA) di Jawa Tengah. Posisi ini dijalaninya sejak awal Juli 2020 lalu.
Melatih pemain usia dini, Kas Hartadi teringat masa mudanya saat menjalani latihan yang sama sekali berbeda dibandingkan saat ini.
Fasilitas lengkap yang tersedia di akademi sepak bola yang ditanganinya saat ini dikatakan Kas Hartadi sangat membantu anak-anak belajar sepak bola sejak usia dini.
“Saya jadi ingat saat saya kecil dulu, dari kelas 3 SD hingga 3 SMP, latihan sepak bola yang saya jalani hanya latihan dasar sepak bola tanpa menjalani game normal 11 vs 11," kata Kas Hartadi saat ditemui Skor.id di sela-sela Friendly League U-17 di SPFA, akhir pekan lalu.
"Selama enam tahun saya dan teman-teman menjalaninya di lahan kecil di tepi pacuan kuda yang kini sudah berubah menjadi Stadion Manahan Solo.”
Enam tahun latihan dasar sepak bola tanpa menjalani game disebutnya memang terpaksa dijalani karena pada kisaran tahun 1979 itu sulit mendapatkan lapangan sepak bola.
“Bersama pelatih saya saat itu pak Siswanto, kami menjalani latihan kadang hanya diikuti lima orang, kadang 10 orang saja,” ucap Kas Hartadi, 49 tahun.
Mengoper (passing), dribel, hingga juggling untuk melatih kontrol bola, menjadi menu latihan dasar yang rutin dilakukan setiap hari latihan.
Sebagai ganti game 11 vs 11, Kas Hartadi dan kawan-kawan waktu itu hanya menjalani game 5 vs 5 dengan gawang yang dibuat dari masing-masing dua bola yang diletakkan di dua sisi.
“Jadi saya dan teman-teman dulu saat itu tidak pernah bertanding bola di lapangan besar 11 vs 11,” tutur Kas Hartadi.
Kas Hartadi mengatakan, dia baru merasakan bermain sepak bola 11 lawan 11 di lapangan besar usai lulus SMP. Ini karena dia melanjutkan sekolah level SMA di Sekolah Khusus Olahraga Ragunan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Kas Hartadi Lainnya :
Kas Hartadi Kenang Perjuangan Timnas Indonesia U-16 pada Piala Asia U-16 1986
Kas Hartadi, Anomali Sriwijaya FC yang Juara walau Gaji Macet