- Manchester City memiliki penguasaan bola yang tinggi sepanjang Liga Champions 2021-2022.
- Rapor pertahanan The Citizens meningkat di fase knockout.
- Manchester City berhasil ke semifinal dengan 11 pencetak gol berbeda.
SKOR.id- Manchester City semakin dekat dengan gelar Liga Champions. Klub raksasa asal Inggris ini berhasil melangkah ke semifinal setelah menyingkirkan Atletico Madrid.
Manchester City selanjutnya akan menghadapi Real Madrid di semifinal Liga Champions, Rabu (27/4/2022) dini hari WIB.
Ini menjadi 11 musim beruntun Manchester City mencoba meraih trofi Liga Champions sejak klub ini berada di bawah kepemilikan miliarder City Football Group milik Mansour bin Zayed Al Nahyan.
Dari 11 musim tersebut, mereka hanya nyaris meraihnya, tepatnya pada musim lalu (2020-2021) saat berhasil ke final.
Harapan The Citizens mewujudkan gelar saat itu pupus setelah takluk dari Chelsea. Melangkah ke final menjadi pencapaian terbaik dalam sejarah Manchester City.
Ini merupakan semifinal ketiga yang diraih Manchester City di Liga Champions dalam tujuh musim terakhir.
Kini, mampukah Manchester City mengakhiri penantian tersebut ketika mereka justru diadang salah satu klub dengan sejarah yang sangat kuat di ajang ini: Real Madrid.
Manchester City, seperti semifinalis lainnya musim ini, memiliki peluang besar untuk meraih gelar Liga Champions 2021-2022 jika melihat rapor statistik hingga menuju semifinal.
Penguasaan Bola Terbaik
Penguasaan bola atau possesion memang edentik dengan klub-klub asuhan Josep Guardiola.
Ciri khas ini pula yang pernah dibentuk Pep Guardiola ketika masih menangani Barcelona dan Real Madrid.
Musim ini, menurut UEFA.com, penguasaan bola Manchester City persentasenya mencapai 60,4 persen.
Dalam fase perempat final lawan Atletico Madrid contohnya.
The Citizens menjadi klub yang dominan dalam penguasan bola, 60 persen berbanding 40 persen pada perempat final kedua.
Sedangkan di pertemuan pertama perempat final, penguasaan bola mereka lebih tinggi lagi, 68 persen berbanding 32 persen.
Mereka menghadapi tim yang sangat kuat dalam bertahan. Karena itu, sukses mereka akhirnya melangkah ke semifinal menjadi kemenangan dari sepak bola menyerang ala Josep Guardiola.
"Mereka (Atletico) sudah bermain dengan cara seperti itu selama bertahun-tahun bersama Diego Simeone," kata Josep Guardiola, setelah sukses tersebut.
Namun, Pep pun telah menjalankan strategi sepak bola yang dikenalnya selama bertahun-tahun pula.
Penguasaan bola Manchester City sepanjang musim ini yang terbaik, melebihi Bayern Munchen yang 60,1 persen, Liverpool 59,7 persen.
Bahkan, aspek ini mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan Real Madrid yang mencapai 51,8 persen.
Dari produktivitas gol, Manchester City telah menorehkan 24 gol hingga fase perempat final.
Dari 24 gol tersebut, 21 gol di antaranya diciptakan di jantung pertahanan lawan dan dua gol dari luar pertahanan.
Sedangkan dua gol lainnya, satu dari gol bunuh diri lawan dan satu gol dari penalti.
Jumlah gol musim ini lebih banyak dibandingkan musim lalu ketika pada fase yang sama (hingga perempat final), gol The Citizens di angka 21 gol.
Ada empat laga di mana Manchester City mampu mencetak lebih dari tiga gol. Yaitu di fase grup saat mengalahkan Leipzig 6-3, dan dua kali menang 5-1 dan 4-1 atas Club Brugge.
Manchester City lolos ke fase knockout dengan status sebagai juara grup.
Jika di fase grup mereka tidak pernah clean sheet, dalam 16 besar dan perempat final, Manchester City mencatatkan rapor tidak pernah kemasukan.
Keseimbangan produktivitas dan kekuatan bertahan inilah yang telah berhasil diraih Manchester City dan ini menjadi modal jelang lawan Real Madrid.
Tim Mesin Gol
Manchester City adalah tim mesin gol. Josep Guardiola menerapkan strategi "tanpa penyerang murni" di lini depan timnya.
Dalam laga kedua perempat final contohnya, Manchester City yang bermain dengan pola 4-3-3 menurunkan Bernardo Silva, Phil Foden, dan Riyad Mahrez sebagai trio lini depan.
Strategi ini juga terlihat di laga pertama dengan Raheem Sterling sebagai penyerang tengah di antara Riyad Mahrez dan Bernardo Silva.
Karena cara itu pula, The Citizens menjadi tim dengan jumlah pencetak gol terbanyak, total 11 pencetak gol berbeda.
Riyad Mahrez yang paling produktif dengan total hingga jelang semifinal ini mencetak enam gol.