- Liga Italia dan Liga Spanyol menjadi dua liga yang dihentikan sementara karena merebaknya wabah Virus Corona.
- Liga Inggris, Liga Prancis, dan Liga Jerman berada dalam pembahasan dan memungkinkan mengikuti langkah serupa.
- Dilema faktor ekonomi dan idealisme sepak bola menjadi topik panas menyangkut hal ini.
SKOR.id - Sudah dua liga top Eropa yang memberlakukan pemberhentian kompetisi sementara karena wabah Virus Corona, yakni Liga Italia dan Liga Spanyol.
Keputusan penghentian kompetisi Liga Italia dilakukan pada Senin (9/3/2020), bersamaan dengan peraturan pemerintah Italia yang menghentikan seluruh kompetisi olahraga.
Langkah tersebut diikuti Liga Spanyol pada Rabu (11/3/2020), setelah sehari sebelumnya Liga Spanyol hanya mengeluarkan pernyataan untuk menggelar laga tanpa penonton.
Langkah kedua liga ini kemungkinan akan diikuti oleh liga lainnya, terutama Liga Inggris, Liga Prancis, dan Liga Jerman.
Final Piala Liga Prancis dan laga Arsenal kontra Manchester City menjadi dua contoh laga yang ditunda akibat wabah ini.
Baca Juga: Bek Juventus Daniele Rugani Positif Tertular Virus Corona
Keselamatan pemain dan staf tim
Salah satu dasar yang menekan penghentian sementara kompetisi-kompetisi ini adalah mengurangi konsentrasi massa sebagai tindakan pencegahan penularan wabah COVID-19.
Selain penonton, sisi pemain serta staf klub yang bertugas dalam sebuah laga juga menjadi perhatian.
Pasalnya, pemain dan juga bagian dari klub juga tak bisa lepas dari kemungkinan tertular wabah ini.
Beberapa pemain kasta Serie C Liga Italia, pemilik klub Olympiakos Evangelos Marinakis, bek Hannover 96 Timo Hubers, serta yang terbaru, bek Juventus Daniele Rugani.
Sebelum itu, Liga Italia juga hanya mengatur laga tanpa penonton pada laga pekan ke-26.
Namun, kritikan muncul tertuju pada penyelenggara Liga dan Federasi Sepak Bola Liga Italia, salah satunya dari pemilik Inter Milan, Steven Zhang.
Zhang menilai bahwa laga tanpa penonton adalah bentuk egoisme Liga Italia yang tidak memikirkan keselamatan pemain dan staf tim.
"Selalu menempatkan kesehatan publik sebagai pertimbangan kedua," ucap Zhang tegas lewat akun media sosialnya.
Baca Juga: Resmi: Spanyol Hentikan Pertandingan Sepak Bola selama 2 Minggu
Antara kebutuhan industri dan idealisme
Kritik pedas juga datang dari mulut pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Pep Guardiola adalah salah satu sosok yang menentang laga tanpa penonton dan lebih setuju dengan penundaan kompetisi sementara.
Menurut Guardiola, Ia dan timnya melakukan pekerjaannya di lapangan untuk menyuguhkan sebuah pertandingan kepada penonton.
"Kami melakukan pekerjaan kami untuk orang-orang (penonton, pendukung) dan ketika mereka tidak bisa menonton kami, ini tidak masuk akal," kata Guardiola.
Calciomercato dan BBC telah mengeluarkan prediksi kerugian jika klub akan melakoni pertandingan tanpa penonton.
Angka minus ratusan miliar rupiah diprediksi akan menghinggapi tim-tim besar seeprti Juventus dan Manchester United.
Akan tetapi, laga tertutup juga dikabarkan menjadi bagian dari kompromi hak siar yang di setiap liga-liga Eropa ini.
Laporan Delloite Football Money League, dikutip dari CNBC, menyebut bahwa lisensi hak siar menjadi pemasukan terbesar sebuah klub, terutama liga-liga besar Eropa ini.
Pemasukan tiket bahkan "hanya" di urutan keempat atau kelima dari pemasukan klub-klub besar, setelah hak siar, sponsor, pemasukan komersil, dan transfer pemain.
Wabah ini tampak membenturkan antara idealisme sepak bola dengan industri olahraga yang sudah sedemikian kompleksnya.