- Louvre Surabaya berharap mulai musim depan, sistem kontrak diubah dari per tahun ke tiap musim.
- Hal ini dianggap bisa menghindarkan klub dari kerugian saat kompetisi terpaksa berhenti di tengah jalan.
- Louvre juga akan mengusulkan penghentian IBL 2020 pada rapat virtual IBL dengan klub yang rencananya diselenggarakan Kamis (9/4/2020).
SKOR.id – Penangguhan Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2020 akibat pandemi Covid-19 memang cukup menyusahkan klub.
Mereka harus memutar otak untuk tetap menggaji pemain saat kompetisi basket tertinggi di Indonesia itu mandek.
CEO Louvre Surabaya Erick Herlangga mengusulkan agar sistem kontrak pemain berubah mulai IBL musim depan.
Ia mengatakan, idealnya, kontrak pemain dilakukan per musim, buka tahunan seperti sekarang.
Baca Juga: Dikritik Anggota DPR, Ketum PSSI Minta Maaf dan Sebut Sekjen Overlapping
Hal ini tentu untuk mencegah kerugian klub jika ternyata kompetisi kembali terhenti di tengah musim. Selain itu, klub juga membayar sesuai jasa yang dilakukan para pemain.
“Jadi untuk mengantisipasi ini, memang baiknya sistem kontraknya dirubah jadi per musim saja,” ujar Erick Herlangga, beberapa waktu lalu.
Sampai saat ini, Louvre Surabaya belum memiliki wacana untuk memotong gaji pemain. Namun, mereka berencana melakukan restrukturisasi kontrak.
Maksudnya, ada klausul kontrak yang berubah sesuai kesepakatan klub dengan pemain.
“Saya belum bisa membeberkan konsep detail restrukturisasi ini," ucap Erick Herlangga.
"Kecuali jika konsep restrukturisasi ini disetuji oleh manajemen IBL. Nanti mereka yang putuskan semuanya."
Rencananya, Kamis (9/4/20), IBL akan mengadakan rapat via video conference dengan perwakilan klub.
Banyak hal yang akan dibahas, mulai dari konsep lanjutan kompetisi hingga mekanisme gaji pemain saat kompetisi mati suri.
IBL sendiri akan membuat aturan pembayaran pemain di tengah penangguhan kompetisi. Tim tentu harus menggaji pebasket mereka sesuai dengan regulasi tersebut.
Baca Juga: Luis Suarez Tak Keberatan jika Lautaro Martinez Gabung Barcelona
“Lihat saja nanti bagaimana kebijakan IBL. Kalau mereka perintahkan potong gaji atau tetap dibayar penuh, ya kami ikuti," tutur Erick.
"Kalau saya sih tetap mengusulkan restrukturisasi kontrak.”
Louvre juga akan mengusulkan penghentian kompetisi secara permanen. Menurut Erick, ada dua cara yang bisa ditempuh IBL.
Pertama, menganggap kompetisi selesai dengan NSH Jakarta sebagai juara. Atau menganggap IBL 2020 tidak pernah digelar sama sekali alias dibatalkan.