- Robert Rene Alberts menceritakan alasannya menerima tawaran melatih di Liga Indonesia.
- Sejak berkarier di Malaysia, Alberts mengaku telah memantau perkembangan sepak bola Indonesia.
- Baru pada 2009 Alberts mendapat tawaran untuk melatih Arema Indonesia dan langsung membawa tim Singo Edan juara.
SKOR.id - Di sepak bola Indonesia, nama Robert Rene Alberts memiliki reputasi sebagai salah satu pelatih asing terbaik.
Kiprah Alberts di sepak bola Indonesia dimulai pada 2009, tepatnya jelang kompetisi musim 2009-2010 dengan menukangi Arema Indonesia.
Alberts bercerita, jauh sebelum itu, dia sebenarnya sudah memiliki hasrat untuk melatih di Indonesia.
Saat dirinya masih menangani Kedah FA pada medio 1990-an, dia sudah tertarik untuk menjajal karier di Indonesia.
Pasalnya, saat itu Kedah sering berkunjung ke Indonesia untuk menjalani pramusim. Beberapa uji tanding pun sering dimainkan di Indonesia.
Alberts melihat atmosfer sepak bola Indonesia sangat luar biasa. Meski hanya uji tanding, suporter tetap datang untuk menyaksikan pertandingan.
"Itu yang kemudian memberi saya dorongan untuk mencoba kesempatan melatih di Indonesia saat itu," ujar Alberts.
"Karena meski hanya sekadar latih tanding, tapi para suporter tetap memberikan semangat di belakang tim dan itu kesan bagus dari saya untuk sepak bola Indonesia," kata Alberts.
Akan tetapi, keinginan Robert untuk bisa berkarier di Indonesia baru terealisasikan pada tahun 2009.
Awal mulanya, dia memiliki koneksi dari salah seorang mantan pemain asing di Indonesia.
Pemain tersebut kemudian memperkenalkan Alberts kepada Jules Onana, yang memang dikenal juga sebagai agen pemain di sepak bola Indonesia.
Dari sana, proses komunikasi terus terjalin hingga akhirnya Robert mendapat pekerjaan di Indonesia untuk menangani Arema Indonesia.
"Kami juga berteman dan dari sana saya mendapat tawaran untuk menjadi pelatih Arema di Malang dan setelah itu kami berdiskusi. Itu yang menjadi pendorong saya akhirnya menjadi pelatih di Indonesia di Malang," Alberts mengungkapkan.
Musim pertama Alberts di sepak bola Indonesia berbuah manis. Dia berhasil membawa Arema juara kompetisi Liga Super Indonesia 2009-2010.
Satu hal yang mengesankan, skuad Singo Edan saat itu dipenuhi banyak pemain muda.
"Lalu saya berhasil meraih gelar juara bersama Arema. Itu adalah awal yang bagus dan saya cukup beruntung bisa mendapat hasil yang bagus pula. Meraih gelar juara bersama Arema bisa dikatakan tidak saya duga dan itu jadi ingatan yang tidak bisa dilupakan," tutur Alberts.
Kendati mampu membawa Arema juara, Alberts tak memilih bertahan di Malang.
Pelatih berkebangsaan Belanda itu memilih melanjutkan kariernya di PSM Makassar. Sayangnya, kebersamaan Robert dan PSM tidak berlangsung lama.
Pasalnya, pada saat itu sepak bola Indonesia tengah dirundung masalah dualisme kepengurusan PSSI.
Bahkan ada dua kompetisi yang berjalan di Indonesia saat itu, Liga Super dan Liga Primer Indonesia.
Dalam kondisi tersebut, Alberts memilih kembali ke Malaysia untuk menerima pinangan Sarawak FA.
Dari kurun waktu 2011 hingga 2015, nama Alberts tak lagi terdengar di sepak bola Indonesia.
Akan tetapi pada 2016, Alberts balik ke Indonesia dan kembali menangani PSM Makassar.
Statusnya saat itu adalah sebagai pelatih pengganti dari Luciano Leandro yang dipecat manajemen PSM.
Pada ajang Indonesia Soccer Championship 2016, Alberts membawa PSM finis di urutan keenam.
Musim berikutnya perombakan skuad dilakukan Alberts. Ia mulai membangun komposisi yang kokoh di tim PSM.
Hasilnya, Dalam rentang tahun 2017 hingga 2018, PSM berstatus sebagai pesaing gelar paling potensial di kompetisi. Sayangnya, gelar juara di kompetisi belum bisa mereka raih.
"Saya kembali ke Indonesia dan ke PSM, karena tugas saya saat meninggalkan Makassar saat itu belum selesai," kata pelatih asal Belanda itu.
"Sayangnya pada dua musim berikutnya (setelah kembali ke PSM) tepatnya di musim 2018, semua tahu PSM yang pada prinsipnya menjadi juara tapi karena sesuatu hal kami gagal juara," Alberts mengungkapkan kekecewaannya.
Setelah itu, Alberts memilih mundur dari PSM karena alasan kesehatan pada 2019. Posisinya kemudian digantikan oleh Darije Kalezic.
Setelah beberapa bulan menepi Alberts akhirnya kembali melatih. Namun bukan di PSM, melainkan Persib bandung.
Alberts datang ke Persib sebagai pengganti dari Miljan Radovic. Dia, datang beberapa pekan sebelum kompetisi Liga 1 2019 digelar.
Tanpa melakukan perombakan skuad dan menjalani sesi pramusim, pencapaian Robert bersama Persib pada putaran pertama Liga 1 2019 terbilang mengecewakan.
Di tabel klasemen, Persib tak pernah beranjak dari posisi papan tengah. Namun, situasi berubah pada putaran kedua.
Setelah melakukan perombakan pemain pada jendela transfer paruh musim, Persib mulai bangkit. Secara perlahan, Maung Bandung berhasil naik ke papan atas.
Sayangnya, pada akhir musim Persib harus terlempar dari persaingan di papan atas karena sempat terpeleset dalam beberapa laga. Mereka harus puas mengakhiri kompetisi di urutan keenam.
Meski begitu, Persib tetap mempertahankan Alberts. Ada ambisi besar yang dimiliki Alberts bersama Persib. Dia ingin membawa Maung Bandung juara kompetisi.
"Dari sana kamu belajar apa yang terjadi di masa lalu, ingatan paling indah tentu ketika memenangi gelar juara. Meraih gelar juara adalah hal yang paling luar biasa dari setiap pelatih di dalam klub. Ini yang ingin saya dapat bersama Persib," Alberts menegaskan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Indra Sjafri Komentari Hasil Undian Piala Asia U-16 dan U-19 https://t.co/BoDP2ufFJk— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 19, 2020
Berita Persib Lainnya:
Bintang Muda Persib Ingin Antar Indonesia Sampai Semifinal Piala Asia U-19 2020
Cerita Nomor Punggung 7 Bagi Atep di Persib dan Timnas Indonesia