- Leon Gissing adalah remaja asal London berusia 17 tahun yang baru menyelesaikan pendidikan sekolah menengah.
- Tetapi dia juga dikenal sebagai personal shopper, penata gaya, dan teman beberapa nama besar di sepak bola Eropa.
- Dengan kemampuannnya, pemilik perusahaan 'Plug Leon' ini telah memuaskan keinginan eksklusif para kliennya.
SKOR.id - Leon Gissing adalah personal shopper, penata gaya, dan teman beberapa nama besar di sepak bola Eropa.
Sejauh ini, semua normal jika bukan karena fakta bahwa pemuda Inggris itu telah menjadi tolok ukur di dunia mode di usianya yang baru 17 tahun berkat perusahaannya 'Plug Leon'.
Setidaknya kisah itu terungkap dari pengakuannya sendiri kepada The Athletic.
Klien pertamanya, pemain tenis Amerika, Jack Sock, tergoda pada usia 13 tahun setelah dia melihat sepatu Leon saat berfoto selfie dengan penggemar di tepi lapangan.
“Sneaker bagus,” kata Sock kepadanya, yang ditanggapi Leon, yang melihat peluang untuk memanfaatkan kontak pasar reseller, “Saya bisa membelikan Anda sepasang.”
Beberapa minggu kemudian, Leon menyerahkan beberapa pasang sepatu yang tidak dapat ditemukan oleh pemain tenis itu, yang kemudian menjadi pondasi bisnisnya pada saat ini karena ia menyadari bahwa jumlah atlet dengan tuntutan serupa, selalu meningkat.
View this post on Instagram
Sedikit demi sedikit, Leon menambah daftar kliennya dengan pesepakbola Premier League seperti Reiss Nelson, Emile Smith Rowe, dan Bukayo Saka, yang ia kenal ketika mereka masih pemain akademi.
Saat itu, pada tahun 2018 dan itulah awal mula 'Plug Leon', sebuah merek yang dikelola oleh remaja yang baru saja menyelesaikan studi sekolah menengahnya tersebut.
Sekarang, Gissing memiliki lebih dari 79.000 pengikut di akun Instagram-nya dan mereknya tidak lagi dikelola dari ruang kelas, tetap telah menjadi perusahaan terbatas publik yang terdaftar di Mercantile Registry dengan beberapa karyawan tetap.
Sementara peran Leon sebagai personal shopper sekarang tersebar luas, yang benar-benar membedakannya dari yang lain adalah kemampuannya untuk mempengaruhi tren terbaru.
Sementara yang lain fokus pada menawarkan layanan pemenuhan pesanan langsung, Leon membantu para pesepakbola tetap terdepan dalam mode dengan menyediakan merek sepatu atau pakaian sebelum item itu semakin populer.
View this post on Instagram
“Saya bisa sedikit mendorong tren dalam sepak bola karena saya bisa menjual barang-barang yang saya yakin bisa saya simpan. Ada klien tertentu yang cukup langsung; mereka mendatangi saya dan memberi tahu saya apa yang mereka inginkan."
"Tetapi yang lain hanya meminta rekomendasi. Saya tak akan menganggap diri saya seorang stylist, tetapi saya bisa menciptakan pakaian," katanya.
Dan itu sampai pada titik di mana pengusaha London ini menghabiskan seminggu berkeliling Inggris dan Eropa, memastikan para pelanggannya mendapatkan kepuasaan maksimal.
Selama seminggu, terutama selama musim kompetisi, Leon Gissing, yang berencana kuliah di Oxford, berkeliling London untuk memastikan bahwa bisnisnya berjalan lancar, termasuk mengunjungi kamp pelatihan Arsenal atau Chelsea untuk memenuhi pesanan dari kliennya, seperti Gabriel Martinelli atau Reece James.
Pada akhir pekan ia sering bepergian ke utara, ke Newcastle, untuk bertemu dengan klien tetapnya, Joelinton, Miguel Almiron dan Joe Willock.
Benzema Pun Menyerah
Belakangan Leon juga merayu bintang-bintang hebat di kancah internasional seperti Karim Benzema atau Gianluigi Buffon.
Striker Prancis tersebut yang menghubungi Leon melalui Instagram dan pertemuan pertama mereka - dan transaksi - terjadi selama kunjungan Real Madrid ke London untuk pertandingan leg pertama melawan Chelsea di perempat final Liga Champions.
View this post on Instagram
Setelah disediakan tempat duduk di Stamford Bridge oleh Benzema, León menemui sang striker setelah peluit akhir dan menyerahkan item-item yang diinginkannya, yang ditata dalam tas 'Plug Leon' merah khasnya.
“Benzema meninggalkan pesan untuk saya di Instagram, dan dari sana semuanya berjalan dengan baik. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan menelepon saya jika dia membutuhkan sesuatu, dan dia melakukannya," kata Leon.
"Jadi saya pergi dan mendapatkan apa yang dia minta," kata pemuda yang berniat membawa bisnisnya ke level yang baru.
Tak heran, beberapa klien VIP mengiriminya pesan langsung di Instagram untuk mencari jam tangan mahal dan laris dari Rolex, Patek Philippe, dan Audemars Piguet.
Bisnis yang ditekuni Gissing ini menjadi sebuah tanda bahwa ada pasar besar yang jauh dari sepak bola dan penjualan pakaian dan barang-barang fashion.
“Meski menjual pakaian dan fashion item ke pesepakbola itu bagus, itu bukan cara saya menghasilkan jutaan. Saya harus mengembangkan bisnis dengan cara baru untuk menghasilkan banyak uang”, kata sang pengusaha muda.
“Olahraga dan fashion saling terkait. Pesepakbola menyukai pakaian dan sepatu; Seperti yang seharusnya, mereka adalah trendsetter."
"Ketika pesepakbola favorit Anda mencetak gol pada hari Sabtu, kemudian memposting kit atau sepatu baru di Instagram, Anda secara alami terdorong untuk pergi ke toko itu."
"Ada banyak uang dapat dihasilkan dari berinvestasi pada pesepakbola sebagai duta karena itu meningkatkan eksposur Anda terhadap sepak bola dan menjangkau populasi besar pelanggan potensial."
"Orang-orang meremehkan dampak sepak bola terhadap mode. Peluangnya sungguh tidak terbatas”, kata Leon, yang namanya akan banyak didengar di masa depan.***
Berita Karim Benzema Lainnya:
Wanita di Balik Pemain Muslim: Cora Gauthier, Wanita Sabar Pawangnya Karim Benzema
Intip Garasi Hypercar Karim Benzema Senilai Rp112 Miliar