SKOR.id - Mantan pemain Shonan Bellmare, Tsuyoshi Shimamura, mengaku siap “membocorkan” gaya bermain Indonesia demi membantu Tim Nasional Jepang di Piala Asia 2023.
Berdasarkan hasil undian yang digelar di Doha pada 11 Mei lalu, Indonesia akan bersaing dengan Jepang, Irak dan Vietnam di Grup D.
Di atas kertas, tim Samurai Biru diprediksi akan dengan mudah melenggang ke fase gugur, tapi Tsuyoshi Shimamura mengaku akan mencoba membantu pelatih Hajime Moriyasu dengan memberi bocoran permainan Tim Garuda.
“Saya kaget Jepang berada satu grup dengan Indonesia, saya mengetahui kabar ini setelah membaca berita melalui telepon,” kata Tsuyoshi Shimamura saat berbincang dengan Skor.id dalam acara J.League Anniversary Watch Party di Jakarta.
“Tapi setelah saya datang ke Indonesia, saya sudah tahu sifat pemain Indonesia, cara bermain Indonesia, karena saya memiliki sekolah sepak bola bekerja sama dengan ASIOP, sehingga saya tahu cara bermain teman-teman Indonesia, saya akan beritahu ciri khas permainan Indonesia ke Timnas Jepang supaya Jepang bisa menang melawan Indonesia,” jelas pria 37 tahun tersebut sambil tertawa.
Seperti diketahui, ASIOP menggandeng klub sepak bola asal Jepang, Shonan Bellmare, untuk mendirikan akademi J.League pertama di Indonesia.
Akademi ini diberi nama Shonan Bellmare Indonesia Soccer School, dan akan dikelola oleh ASIP. Mantan penggawa Shonan Bellmare, Tsuyoshi Shimamura, ditunjuk sebagai pelatih untuk anak usia 6 hingga 12 tahun.
Dalam kesempatan yang sama, pria 37 tahun ini juga memberikan wejangan agar sepak bola Indonesia meningkat dan mampu bersaing dengan tim papan atas di Asia.
Setelah menangani melatih anak-anak Indonesia, dia menilai pesepak bola Tanah Air sebenarnya memiliki kemampuan yang dapat diacungi jempol. Namun, Tsuyoshi Shimamura menekankan agar para pemain muda mau meningkatkan mental.
“Setelah membuka sekolah sepak bola di sini bekerja sama dengan ASIOP, para pemain Indonesia sebenarnya memiliki skill yang cukup bagus,” tutur Shimamura.
“Hanya saja kurang attitude terhadap latihan atau mental untuk latihan atau soal hardwork, termasuk soal lari atau duel, hal-hal seperti ini masuk kurang.
“Hal-hal ini berpotensi untuk ditingkatkan. Dan terakhir kurang pelatih yang disiplin, jadi salah satu caranya adalah memunculkan pelatih yang bagus,” imbuhnya.
Tsuyoshi Shimamura membeberkan beberapa perbedaan sepak bola Jepang dengan liga-liga lainnya di dunia, meski usia kompetisi J.League jauh lebih muda dibandingkan yang lain. Tingkat disiplin yang tinggi menjadi kunci kemajuan sepak bola di Negeri Samurai.
“Salah satu ciri khas J.League adalah teratur dan disiplin. Semua tim sangat disiplin, mengenai taktik dan cara bermain,” Shimamura menjelaskan.
“Sepak bola J.League juga fair termasuk wasit dan pemain. Ini keunggulan sepak bola Jepang dibandingkan liga lain.”
Namun di sisi lain, kedisplinan tersebut justru kadang menjadi kelemahan bagi Timnas Jepang, yang tidak memiliki penyerang “brutal”.
“Namun karena terlalu disiplin, kadang Jepang kurang striker yang brutal. Ini menjadi salah satu kekurangan untuk Timnas Jepang. Semoga ke depannya ada penyerang yang sangat agresif mencetak gol untuk Timnas Jepang,” pungkasnya.